Teknik pengumpulan Data Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 1. Uji Analisis

e = persen kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengumpulan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 5. Maka: = 32,184 Sehingga jumlah yang dibutuhkan sebanyak 32 perusahaan.

3.4. Teknik pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dapat dari sumber manajemen perusahaan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti Umar, 2004:42. Data primer dalam penelitian ini adalah Kebijakan Perpajakan terhadap motivasi manajemen melakukan tax planning , Undang-Undang Perpajakan terhadap motivasi manajemen melakukan tax planning , Administrasi Perpajakan terhadap motivasi manajemen melakukan tax planning, dan motivasi dilakukannya tax planning.

3.4.2. Sumber Data

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber data diperoleh dari perusahaan industri kimia menengah dan besar yang terdaftar di Disperindag Surabaya tahun 2010, bagian perpajakan perusahaan. Dalam penelitian ini yang dibutuhkan 32 perusahaan.

3.4.3. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui daftar pertanyaan atau sering disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut terperinci dan lengkap Nazir, 2005:174—203. 3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Uji Analisis Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengorelasikan antara skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05 α=5, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas Sumarsono, 2004:31. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Uji Reliabilitas Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau kontruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstan atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran realibilitas dalam penelitian ini menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Dari pengukuran hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran ini menggunakan bantuan dari SPSS dengan uji statistic cronbach alpha a Suatu variable atau kontruk dinyatakan reliable jika variable atau kontruk tersebut memberikan nilai cronbach alpha 0.60 Ghozali, 2009:42. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data dalam kuesioner mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan Metode Kolmogorov- Smirnov. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal Sumarsono, 2004:40—43.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tujuan dari asumsi klasik analisis linier berganda adalah untu mengetahui secara pasti apakah model regresi linier berganda, menghasilkan keputusan yang BLUE Best Linear Unbiased Estimator Algifari, 2000:85. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali 2009:95, uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi multikolonieritas dapat digunakan dengan menganalisis korelasi antar variabel independen dan Variance Inflarion Factor VIF. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari tolerance dan lawannya Variance Inflarion Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2009:125, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Alat uji yang digunakan untuk menguji adanya heteroskedastisitas secara kuatitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan korelasi rangking Spearman. Algifari, 2000:86. Menurut Santoso 2007:109, deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: 1. Nilai probabilitas 0,05; berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2. Nilai probabilitas 0,05; berarti terkena heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2009:99, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Pada data crossection silang waktu, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi data suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson Uji DW. Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Waston terletak antara batas atau super bound du dan 4-du. Tabel 3.1. Deteksi adanya Autokorelasi dengan Kriteria Durbin- waston Kriteria Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dL Tidak ada autokorelasi positif Non desicion dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif Non desicion 4 - du ≤ d ≤ 4 – dL Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak ditolak du d 4 – du Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.3. Teknik Analisis

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda. Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Persamaan regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = β + ß1X1+ ß2X2+β 3 X 3 + € ……………………Sulaiman, 2004: 80 Keterangan: Y = Motivasi dilakukannya perencanaan pajak Β = Konstanta ß 1 , ß 2 , ß 3 = Koefisien Regresi X 1 = Kebijakan Perpajakan X 2 = Undang-Undang Perpajakan X 3 = Administrasi Perpajakan € = Kesalahan Baku 3.5.4. Uji Hipotesis 3.5.4.1.Uji Kesesuaian Model Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari Kebijakan Perpajakan X 1 , Undang-Undang Perpajakan X 2 , Administrasi Perpajakan terhadap variabel motivasi dilakukannya Tax Planning Y Suharyadi, 2004:523. Hipotesis statistik: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. H : β 1 = β 2 = β 3 = 0 artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh X 1 , X 2 , dan X 3 , terhadap Y. H 1 : β 1 = β 2 = β 3 ≠ 0 artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh X 1 , X 2 , dan X 3 , terhadap Y. 2. Dalam penelitian ini digunakan Level of significant α 0,05 atau 5. 3. Kriteria keputusan: a. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh X 1 , X 2 , dan X 3 , terhadap Y. b. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak H 1 diterima, yang berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh X 1 , X 2 , dan X 3 , terhadap Y. 3.5.4.2.Uji Parsial Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris dari Kebijakan Perpajakan X 1 , Undang-Undang Perpajakan X 2 , Administrasi Perpajakan X 3 terhadap variabel motivasi dilakukannya Tax Planning Y Suharyadi, 2004:525. Hipotesis Statistik: 1. H : βi = 0 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. artinya X 1 , X 2 , dan X 3 , secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y. 2. H 1 : βi ≠ 0 artinya X 1 , X 2 , dan X 3 , secara parsial berpengaruh terhadap Y. Dimana i = X 1 , X 2 , dan X 3 . 3. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi α 0,05 atau 5. 4. Kriteria pengujian sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas 0,05 , maka H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa X 1 , X 2 , dan X 3 , secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y. b. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima, yang berarti bahwa X 1 , X 2 , dan X 3 , secara parsial berpengaruh terhadap Y. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN