Perencanaan pajak internasional dilakukan dengan mengoptimalkan manfaat dari perbedaan rezim pajak antarnegara. Untuk menarik investasi asing,
negara-negara pengimpor modal bersaing dengan cara menawarkan beraneka kemudahan, di antaranya insentif pajak.
Dari prespektif waktu, perencanaan pajak dapat dilakukan sebelum usaha atau kegiatan dilakukan, pada saat usaha atau kegiatan sedang berlagsung, atau
pada saat usaha atau kegiatan telah selesai. Dengan kata lain, bila diletakkan pada kerangka tahun pajak, perencanaan pajak dapat dilakukan pada awal tahun, dalam
tahun berjalan, atau di akhir tahun. Layaknya perencanaan manajemen lainnya, perencanaan pajak lazim dilakukan sebelum usaha dilakukan atau pada awal
tahun. Berdasarkan interval periode pelaksanaannya, perencanaan pajak dapat
dilakukan dalam periode jangka pendek dan jangka panjang. Perecanaan pajak dalam periode jangka pendek berusaha mengurangi beban pajak dalam satu tahun
atau satu masa tertentu. Sementara perencanaan pajak dalam jangka panjang bersifat kontinyu, berkesinambungan meliputi beberapa tahun pajak atau masa
pajak. Skema perencanaan pajak jangka panjang tidak terfokus pada tahun pajak tertentu akan tetapi lebih memperhatikan dampak dalam jangka panjang Faisal,
2009:289—290.
2.2.1.5. Sasaran Perencanaan Pajak
Terdapat dua sasaran operasional, yaitu meminimalisasi beban pajak tax burden minimalization
atau justru memaksimalkan beban pajak tax burden
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
maximalization. Sasaran meminimalisasi beban pajak tampak searah dengan
tujuan pokok perencanaan pajak, yaitu untuk menghemat pajak. Sasaran memaksimalkan beban pajak sepintas tampak agak rancu dengan
tujuan perencanaan pajak karena alih-alih menghemat pajak, sasaran ini malah berusaha memaksimalkan beban pajak. Memaksimalkan beban pajak hanyalah
sasaran jangka pendek atau parsial. Hal ini tidak lebih sebagai upaya pergeseran beban pajak tax burden shifting. Misalya suatu perusahaan multinasional yang
berusaha memaksimalkan pembayaran pajak di negara tertentu demi memperbesar kredit pajak di negara lain yang memperkenankan kredit pajak luar negeri.
Dengan menempuh cara demikian, wajib pajak dapat menggeser beban pajak dari negara dengan tarif pajak tinggi ke negara bertarif pajak rendah. Faisal,
2009:290—291.
2.2.1.6. Strategi Perencanaan Pajak
Untuk melakukan perencanaan pajak secara aman, wajib pajak perlu memikirkan serta mendalami strategi yang hendak diterapkan. Salah memilih
strategi bisa berakibat fatal. Strategi perencanaan pajak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan kemudahan yang disediakan ketentuan perpajakan 2. Memanfaatkan kelonggaran terhadap pemilihan metode akuntansi
3. Memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak terhadap bentuk usaha hukum
4. Memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak terhadap berbagai jenis penghasilan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak terhadap biaya 6. Menghindari pemeriksaaan pajak dan
7. Menjaga hubungan baik dengan administrasi perpajakan Strategi-strategi tersebut dapat dilakukan melalui penerapan berbagai
teknik perencanaan pajak. Teknik itu sendiri bersifat kondisional, artinya bergantung pada kondisi wajib pajak masing-masing, jenis usaha, posisi
keuangan, dan lain sebagainya. Ada teknik yang cocok untuk suatu kondisi namun tidak cocok pada kondisi lainnya. Potensi tax saving yang bisa diperoleh dapat
dikalkulasi dengan membandingkan pajak terutang dari penerapan teknik tax planning
dibanding dengan jumlah pajak terutang tanpa tax planning. Selain itu, manfaat tax planning juga dapat dikalkulasi dengan pendekaatan lain yang lebih
rumit, misalnya dengan analisis arus kas, net present value, costand benefit analysis
, dan lain sebagainya Faisal, 2009:291—293.
2.2.1.7. Penyusunan dalam perencanaan pajak