Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Subjek Penelitian

sebesar 0,229 p 0,05 sehingga dapat dikatakan sebaran data intensitas komunikasi tatap muka mengikuti distribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikasi. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis hubungan yang termasuk dalam hipotesis assosiatif. Asumsi uji linearitas pada penelitian ini menggunakan uji linearitas via Anova. Dalam uji linearitas via Anova ada dua hasil yang menentukan dua variabel mempunyai hubungan yang linear. yaitu F- Linearity dan F-Deviation from Linearity. Pertama, asumsi F-Linearity adalah jika p 0,05 maka model linear cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. Jika p 0,05 maka model linear tidak cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. Kedua, asumsi F-Deviation from Linearity adalah jika p 0,05 maka variabel penelitian dapat dikatakan berhubungan secara linear. Jika p 0,05 maka variabel penelitan tidak memiliki hubungan yang secara liniear Widhiarso, 2010. Tabel 15 Hasil Uji Linearitas Nilai F Nilai Asymp Sig. 2-tailed Keterangan Linearity .093 .064 Model ccocok diterapkan pada hubungan model Deviation from Linearity Intensitas komunikasi tatap muka intensitas komunikasi internet .997 .520 Berhubungan secara linear Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel x dan variabel y memiliki nilai F-Linearity signifikasi p 0,05 yaitu 0,064 p 0,05 yang berarti model cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. F-Deviation from Linearity signifikasi p 0,05 yaitu 0,520 p 0,05 yang berarti variabel berhubungan secara linear.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis hubungan Rank Spearman yang terdapat pada program SPSS 16.0 for Windows. Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena diketahui bahwa hasil uji normalitas pada penelitan ini menunjukkan bahwa populasi data pada intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi bersifat tidak normal dan data intensitas komunikasi tatap muka bersifat normal akan tetapi peneliti tetap menggunakan teknik analisis Rank Spearman karena kedua data dalam penelitan ini terkategori jenis data ordinal. Dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis yaitu dengan melihat probabilitas. Jika nilai probabilitas atau nilai p 0,05 maka H 1 ditolak. Sebaliknya, jika p 0,05 maka H 1 diterima Santoso, 2012. Koefisien hubungan merupakan kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien hubungan berkisar antara +1 sd -1. Koefisien hubungan menunjukkan kekuatan hubungan dan arah hubungan dua variabel. Jika koefisien positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien hubungan negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka y akan menjadi rendah Sarwono, 2006. Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis Jenis Komunikasi N Nilai Correlation Coefficient Nilai Sig. 2- tailed Keterangan Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi 50 -.052 .719 Tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire Intensitas komunikasi tatap muka Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas atau nilai sig. 2-tailed sebesar 0,719 p 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire.