Sebaliknya, jika p 0,05 maka H
1
diterima Santoso, 2012. Koefisien hubungan merupakan kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien
hubungan berkisar antara +1 sd -1. Koefisien hubungan menunjukkan kekuatan hubungan dan arah hubungan dua variabel. Jika koefisien positif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien hubungan negatif, maka
kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka y akan menjadi rendah Sarwono, 2006.
Tabel 16
Hasil Uji Hipotesis Jenis Komunikasi
N Nilai
Correlation Coefficient
Nilai Sig. 2- tailed
Keterangan
Intensitas penggunaan
internet sebagai media komunikasi
50 -.052
.719 Tidak ada
hubungan yang signifikan
antara intensitas penggunaan
internet sebagai media
komunikasi dengan
intensitas komunikasi
tatap muka pada remaja di
Nabire
Intensitas komunikasi tatap
muka
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas atau nilai sig. 2-tailed sebesar 0,719 p 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi
dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire.
D. Pembahasan
Hasil uji hubungan Rank Spearman pada hipotesis atau H
1
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai
media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire. Hasil tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,719 p
0,05. Komunikasi adalah komponen inti dari membangun dan memelihara
hubungan Duck Pittman, dalam Anderson Emmers-Sommer, 2006. Penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat membangkitkan keinginan
untuk bersosialisasi lebih dekat secara emosional karena dapat membangun dan mempertahankan interaksi sosial Singgih, 2011. Hal ini sesuai dengan tujuan
komunikasi tatap muka yaitu membangun dan mempertahankan sebuah hubungan sosial yang dapat menghindari diri dari kesendirian dan depresi Devito, dalam
Maulana dan Gumelar, 2013. Penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat memperdalam kedekatan emosional dengan individu-individu yang telah
mereka kenal Philipot dan Doulliez, ibid. Menurut Roobsky 2002 kedekatan emosinal ini dapat menimbulkan empati diantara orang yang saling mengenal
maupun orang asing. Aplikasi-aplikasi media internet memungkinkan pengguna komunikasi untuk bertukar emotikon untuk mempresentasikan emosi-emosi
Roobsky, 2002. Penggunan internet sebagai media komunikasi memungkinkan anonimitas.
Anonimitas terbukti mengurangi kecemasan sosial dan meningkatkan kepercayaan diri Phillipot Doulliez, 2011. Hal ini karena penggunaan internet sebegai
mendia komunikasi tak perlu kehadiran fisik atau tatap muka, contoh pribadi yang mudah cemas ketika berinteraksi tidak terlihat melalui gerak-gerik, wajah merah,
canggung. Namun, melalui internet hal ini tidak tampak. Anonim digunakan untuk alasan melindungi informasi pribadi, mengutarakan pikiran tanpa harus
takut dihakimi. Meskipun demikian, anonim tidak selalu dianggap positif, sebab bagi pengguna dengan identitas asli sering menjadi korban dari yang anonim
sehingga menimbulkan kekhawatiran seperti intimidasi, hate speech, pelecehan seksual,
pencurian identitas,
dan penyebaran
informasi palsu
http:internetsehat.id diakses 19 September 2015. Teknologi komunikasi internet yang popular pada tahun 1990-an lebih banyak
memberikan dampak negatif bagi remaja antara lain membuat remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk berkomunikasi dengan orang asing,
sehingga mengurangi waktu hubungan sosial remaja dengan keluarga dan teman di dunia nyata Kraut dkk dalam Valkenburg dan Peter, 2009. Namun, akses
internet saat ini memberikan dampak positif karena dapat menstimulasi dan memperbaiki hubungan sosial daripada mengurangi hubungan sosial Kraut dkk
dalam Papalia 2013. Hasil survei serupa juga dilaporkan oleh Lebo 2003 bahwa penggunaan internet sebagai media komunikasi mulai tahu 2000-an telah direspon
lebih banyak memberikan dampak positif, seperti akses yang mudah untuk terhubung dengan orang lain tanpa harus bertemu secara tatap muka. Selain itu,
dilaporkan juga bahwa 88,4 remaja mengahabiskan jumlah jam yang sama dengan komunikasi tatap muka pada teman dan keluarga sebesar 11 jam
perminggu. Remaja yang terkategori memiliki intensitas tinggi dalam