pesertanya
Widjaja, 1997
. Komunikasi tatap muka dapat menghindari diri dari kesendirian dan depresi Devito, dalam Maulana dan Gumelar, 2013. Hal ini
diperkuat oleh Soelistiyowati dan Nugroho 2012 bahwa komunikasi tatap muka merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang dalam kehidupan
sehari-hari. Intensitas komunikasi tatap muka yang tinggi dapat membantu seseorang
dapat beradaptasi dengan baik, memahami apa yang dirasakan oleh diri sendiri dan lawan bicara yang terlihat jelas dari pesan nonverbal seperti gerak tubuh, nada
suara, dan ekspresi wajah Soelistiyowati dan Nugroho, 2012. Namun, penggunaan internet sebagai media komunikasi menciptakan lingkungan dengan
situasi anomim. Kualitas komunikasi remaja melalui media intenet juga memiliki keterbatasan dalam membangun kedekatan emosional. Waktu dan energi yang
dihabiskan untuk komunikasi melalui media internet justru mengurangi waktu komunikasi tatap muka dengan orang lain. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
individu dengan intensitas komunikasi melalui media internet yang tinggi memiliki intensitas komunikasi tatap yang rendah. Sebaliknya, semakin rendah
intensitas komunikasi melalui media internet, maka semakin tinggi intensitas komunikasi tatap muka.
E. Skema
Remaja Menjalin relasi dengan orang lain
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan antara intensitas penggunaan internet sebagai media
komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka. Intensitas
penggunaan internet sebagai media
komunikasi rendah
Intensitas komunikasi tatap muka tinggi
Intensitas penggunaan internet
sebagai media komunikasi tinggi
Intensitas komunikasi tatap muka rendah
Tidak membangun kedekatan emosional
Anonimitas Waktu dihabiskan
berkomunikasi dengan orang asing
Membantu mencapai mufakat dalam
diskusi dalam kelompok bicara
yang lebih banyak pesertanya
Menghindari diri dari depresi dan
kesendirian
Beradaptasi dengan baik, memahami apa
yang dirasakan oleh diri sendiri dan
lawan
33
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan mengetahui hubungan intensitas penggunan internet sebagai media komunikasi
dengan intensitas komunikasi tatap muka. Penelitian korelasoinal bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi variabel berdasarkan koefisien korelasi Azwar,
1998.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas: intensitas penggunaan internet sebagai media
komunikasi. 2. Variabel terikat: intensitas komunikasi tatap muka.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi
Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi adalah seberapa jumlah atau seberapa sering remaja di Nabire menggunakan internet sebagai alat
untuk menyampaikan pesan dalam ukuran waktu tertentu.
Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi diukur berdasarkan frekuensi internet dalam waktu 30 hari dan lamanya menggunakan
akses tersebut dalam ukuran waktu permenit atau perjam.
2. Intensitas Komunikasi Tatap Muka
Intensitas komunikasi tatap muka remaja adalah seberapa jumlah atau seberapa sering remaja di Nabire mengirimkan pesan verbal dan pesan nonverbal
ke teman sebaya secara langsung dalam ukuran waktu tertentu. Intensitas komunikasi tatap muka remaja diukur berdasarkan frekuensi
komunikasi tatap muka dalam waktu 30 hari di luar pertemuan jam sekolah dan lamanya komunikasi tersebut dalam ukuran waktu permenit atau perjam.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yaitu pelajar perempuan dan laki- laki
di sekolah Kolese Le Cocq D’Armanville di Nabire. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah simple random
sampling . Simple random sampling adalah suatu metode pengambilan sampel di
mana setiap unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih Sugiyono, 2003.
Karateristik subjek yang menjadi pertimbangan untuk penelitian adalah: 1. Subjek dalam rentang usia remaja yaitu 15
– 18 tahun. 2. Subjek memiliki dan menggunakan pilihan aplikasi internet sebagai media
komunikasi.
3. Melakukan komunikasi tatap muka dengan teman sebaya di luar jam sekolah.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei yang dilakukan dengan cara memberikan angket terbuka. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan uji coba terpakai pada angket. Uji coba terpakai merupakan uji coba yang hasilnya sekaligus dapat digunakan sebagai data
penelitian Hadi, 2005. Penelitian menggunakan uji coba terpakai karena keterbatsan akses izin kepada beberapa pihak sekolah.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang selanjutnya diisi oleh subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 6 pertanyaan terbuka yang disusun oleh peneliti, yaitu: Tabel 1
Pilihan Media Komunikasi Sebagai Media Internet
Jenis Aplikasi Keterangan
Skor
Email Fasilitas surat bebasis web
1 Chat
Sistem percakapan yang memungkinkan
penggunanya berkomunikasi seolah-olah
secara langsung 2
Jejaring Sosial Perangkat lunak berbasis
web yang memungkinkan pengguna internet saling
berhubung satu sama lain 3
Tabel 2 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Skor
Perempuan 1
Laki-laki 2
Tabel 3 Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi
Intensitas Komunikasi Internet
Kategori Skor
Lebih dari 40 jam Tinggi
3 10 hingga 40 jam
Sedang 2
Kurang dari 10 jam Ringan
1 Tabel 4
Intensitas Komunikasi Tatap Muka
Intensitas Komunikasi Tatap Muka
Kategori Skor
Lebih dari 50 jam Tinggi
3 35 hingga 50 jam
Sedang 2
Kurang dari 35 jam Ringan
1 Tabel 5
Frekuensi Komunikasi Internet
Frekunesi Penggunaan Internet Skor
Berapa jumlah frekuensi mengguakan internet sebagai media komuniasi anda
perhari? selama 30 hari Data numerik
Tabel 6 Frekuensi Komunikasi Tatap Muka
Frekuensi Komunikasi Tatap Muka Skor
Berapa jumlah frekuensi komunikasi tatap muka anda perhari? selama 30
hari Data numerik