Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berguna untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia. Setiap manusia yang mempunyai potensi sumber daya yang baik mampu mengikuti perubahan- perubahan yang terjadi, seperti perkembangan ilmu dan teknologi. Di era globalisasi perkembangan ilmu dan teknologi semakin pesat. Perkembangan tersebut membuat informasi-informasi semakin mudah untuk diakses. Oleh karena itu, setiap orang diharapkan mampu bersifat kritis dalam memilih informasi. Selain itu, pendidikan juga menjadi tolak ukur dari perubahan sikap maupun kemampuan seseorang. Perubahan sikap dan kemampuan seseorang dapat dilihat dari pendidikan yang diperoleh. Pendidikan dapat diperoleh dimanapun dan kapanpun baik sengaja maupun tidak sengaja. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal maupun non formal. Salah satu contoh lembaga formal yang dapat digunakan untuk memperoleh pendidikan adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana siswa dapat belajar di bawah pengawasan guru. Tugas guru di sekolah adalah untuk membimbing, mengajar, menilai, mengarahkan, dan mengevaluasi. Di sekolah terdapat berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa maupun guru selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat bervariasi. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa sebagian besar guru mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif. Sebagai contoh, saat pembelajaran guru hanya memberikan materi kemudian siswa dituntut untuk menyelesaikan soal. Hal ini menyebabkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan cenderung bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan beberapa guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif. Ketika guru memberikan aktivitas kepada siswa yang membuat siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, seperti mengajak siswa berdiskusi saat pembelajaran dan meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 6 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada materi geometri khususnya lingkaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan materi lingkaran pada kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran pada tahun sebelumnya. Hasil tersebut memperlihatkan 17 dari 34 atau 50 siswa nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal ini dikarenakan siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Oleh karena itu, materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi lingkaran khususnya pada kompetensi dasar 4.1 dan 4.2, yaitu menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran serta menghitung keliling dan luas lingkaran. Kompetensi ini dipilih karena kedua kompetensi ini saling berkaitan. Di samping masalah tersebut, menurut pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL sumber belajar yang digunakan di SMP Negeri 6 Yogyakarta adalah buku pegangan yang dipinjamkan dari perpustakaan sekolah. Jumlah buku pegangan yang diberikan terbatas sehingga hanya sebagian siswa yang mendapatkan buku pegangan tersebut. Hal ini menyebabkan buku pegangan yang dimiliki oleh setiap kelas berbeda-beda sehingga tidak ada buku yang menjadi buku pengangan bersama. Bahkan beberapa siswa tidak memiliki buku pegangan sehingga siswa hanya mengandalkan materi ajar yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran di kelas dan berakibat siswa tidak dapat belajar mandiri. Bedasarkan hal tersebut maka sumber belajar yang mampu mendorong siswa untuk belajar mandiri. Menurut Sanjaya Wina 2010:228 sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan dilakukannya kegiatan belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran bermacam- macam, seperti buku ajar, modul, lingkungan sekitar siswa, dan sebagainya. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mendorong siswa belajar mandiri adalah penggunaan sumber belajar berupa buku ajar interaktif. Selama ini di SMP Negeri 6 Yogyakarta belum pernah menggunakan buku ajar interaktif untuk memfasilitasi pembelajaran. Dengan adanya buku ajar interaktif yang digunakan secara bersama-sama, diharapkan mampu memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, saat peneliti melakukan observasi mengenai proses pembelajaran guru di kelas sebagian siswa mengatakan kepada peneliti bahwa siswa merasa kurang termotivasi saat pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan guru sering mengajar dengan metode ceramah dan bahasa yang digunakan kurang komunikatif. Siswa mengharapkan pada pembelajaran matematika guru menggunakan media pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Hal tersebut diperkuat berdasarkan hasil penelitian oleh Yuyu dan Aan 2008:1 yang menyatakan bahwa sumber belajar dengan bantuan media komputer dianggap cocok dan inovatif jika dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Menurut Yuyu dan Aan siswa SMP adalah siswa yang usianya berkisar antara 11 tahun sampai 15 tahun, usia sekitar ini adalah usia-usia yang masih berkeinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena itu, jika sumber belajar dimasukkan ke dalam media komputer diharapkan siswa akan berkeinginan untuk mencoba, mendalami, serta menyukai matematika atau buku ajar matematika yang dikemas dalam media komputer. Berdasarkan masalah yang ditemui diatas, peneliti tertarik untuk membuat buku ajar matematika sehingga buku ajar tersebut dapat digunakan oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan buku ajar dalam proses pembelajaran diharapkan mampu membuat penyampaian materi di setiap kelas merata dan siswa dapat belajar mandiri. Buku ajar yang akan dibuat merupakan buku ajar interaktif yang diharapkan mampu membuat siswa aktif dan memahami konsep materi dengan lebih jelas. Buku ajar interaktif yang dibuat merupakan buku ajar interaktif berbasis GeoGebra. Buku ajar tersebut nantinya akan dibuat dalam bentuk web yang mana di dalam buku ajar terdiri dari buku ajar guru dan buku ajar siswa. Pada buku ajar juga terdapat video pembelajaran yang menggunakan program GeoGebra untuk menghitung keliling dan luas lingkaran. Selain itu, dalam buku ajar tersebut juga berisi beberapa kegiatan siswa yang membuat siswa aktif, seperti siswa diminta untuk mencoba mengeksplorasi penggunaan program GeoGebra. Selain berisi video pembelajaran berbasis GeoGebra, buku ajar interaktif juga berisi mengenai materi lingkaran, tugas, dan soal evaluasi. Bertolak dari latar belakang di atas dapat dirumuskan dalam bentuk penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN BUKU AJAR INTERAKTIF BERBASIS GEOGEBRA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah