2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Faktanya dalam praktik pembelajaran, terdapat interaksi antara guru dengan siswa.
Suyono dan Hariyanto 2011 berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan berkembang maka definisi belajar
juga menyesuaikan diri. Belajar secara umum dapat dimaknai sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungannya. Dalam kaitannya dengan hikmah pembelajaran yang merupakan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang
kemudian dikembangkan dan saling berbagi, sehingga memberikan keuntungan.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh
semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Hamalik 2006, mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut
kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan.
Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semakin kuat
motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya dengan sekuat tenaga.
Hanya dengan motivasi lah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain Djamarah,2006.
2. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas
kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin
belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Prayitno 2006 menyatakan bahwa di dalam proses belajar,
siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa
butuh dan ingin mencapai tujuan belajar sebenarnya. Secara langsung dapat disimpulkan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik
aktifitasnya akan lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seorang mau belajar karena
ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya Daryanto dan Muljo,2012.
3. Komponen Motivasi
Komponen motivasi belajar meliputi tiga komponen, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu
merasa tidak ada keseimbangan antara yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau mencapai
tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan inti dari motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang atau
individu. Tujuan tersebut mengarahkan semua perilaku siswa, dalam hal ini perilaku belajar. Sehubungan dengan itu, maka motivasi
menyangkut pemenuhan kebutuhan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Menurut Ali Imron dalam Siregar dan Nara 2011, terdapat enam faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses belajar, meliputi :
a. Cita-cita siswa, siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi
ketika sebelumnya sudah memiliki cita-cita. b.
Kemampuan siswa, siswa yang mengetahui kemampuannya pada bidang tertentu akan termotivasi dengan kuat untuk terus
menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut.
c. Kondisi siswa, kondisi fisik dan kondisi psikis siswa akan
mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi untuk belajar. d.
Kondisi lingkungan siswa, kondisi lingkungan dapat diamati dari lingkungan fisik dan sosial siswa. Faktor lingkungan fisik
mempengaruhi kenyamanan siswa saat belajar, sedangkan faktor lingkungan sosial seperti teman sepermainan, keluarga, dan teman
kelas yang tidak menunjukkan kebiasaan belajar akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa.
e. Unsur-unsur dinamis belajar siswa, dilihat dari upaya memotivasi
tersebut dilakukan. Bahan pelajaran, alat bantu belajar, dan suasana belajar dapat mendinamisasikan proses pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Menurut Uno 2008, hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikatornya
meliputi: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan
cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
5. Peranan Motivasi dalam Belajar
Siswa di kelas masing-masing membawa sikap dan kebutuhan yang berbeda. Dari kedua hal tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan
partisipasi pada diri yang terlihat saat siswa mengikuti pelajaran dan interaksi dengan guru atau siswa lainnya. Terdapat dua peranan
penting motivasi dalam belajar, peranan pertama adalah sebagai daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
dan menjamin kelangsungan belajar untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Peranan kedua adalah memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi mempunyai dorongan
yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar Siregar dan Nara, 2011.
6. Cara membangkitkan Motivasi Belajar
Cara logis untuk memotivasi siswa selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Hal ini
menjadi tidak mudah karena ada siswa yang harus menguasai mata pelajaran dasar tetapi siswa tidak berminat terhadap pelajaran tersebut.
Maka peran guru sangat besar dalam membangkitkan minat siswa dengan memberi tugas yang berhubungan dengan minat siswa. Minat
siswa dapat diamati dari tingkah laku siswa di kelas, bertanya langsung, atau dengan kuisioner.
Salah satu cara membangkitkan motivasi belajar siswa ialah dengan menggunakan teknik kerja sama dalam kelompok. Djiwandono
2006, menyatakan bahwa dalam situasi kerja sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang menguntungkan bagi
individu lain maupun pada kelompok. Belajar dalam kelompok akan memperoleh suatu hasil dari kerja sama dan interaksi antar anggota.
Hasil belajar dari belajar kelompok juga bervariasi, tergantung pada cara berkomunikasi dan siapa saja yang ada di dalamnya. Pemilihan
metode kerja kelompok yang dipilih guru juga turut mempengaruhi hasil. Maka pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi
maupun kondisi kelas dan siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Menggunakan permainan merupakan proses yang menarik bagi siswa, karena suasana yang menarik membuat proses belajar menjadi
bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Membuat
suasana persaingan yang sehat di antara siswa maupun kelompok memberikan kesempatan siswa mengukur kemampuan diri sendiri
maupun orang lain. Belajar bersaing juga menimbulkan upaya belajar bersungguh-sungguh. Selain menimbulkan persaingan antar siswa,
motivasi belajar juga ditimbulkan dari mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan ini dilakukan dengan memberikan
tugas atau ulangan yang dilakukan sendiri untuk mengetahui keberhasilan yang diperoleh selama ini.
Uno 2008
menjelaskan beberapa
teknik yang
dapat membangkitkan motivasi belajar, seperti menggunakan pernyataan
sebagai penghargaan verbal. Pernyataan verbal diberikan kepada siswa sebagai penghargaan terhadap hasil belajar siswa yang baik, seperti
pernyataan “Bagus sekali” atau “Hebat”. Pernyataan tersebut selain menyenangkan siswa juga menimbulkan interaksi dan pengalaman
pribadi antara guru dengan siswa. Menimbulkan rasa ingin tahu juga merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa
yang penasaran akan berusaha keras untuk memecahkannya, upaya keras tersebut yang membuat motif belajar siswa bertambah besar.
C. Hasil Belajar