C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Ada tiga unsur yang terkandung di dalam proses belajar dan mengajar di antaranya yaitu tujuan pengajaran instruksional,
pengalaman proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa
terhadap tujuan-tujuan instruksional. Hal ini adalah karena isi rumusan tujuan-tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus
dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Ada beberapa pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu menurut Lindgren dalam Suprijono 2009, hasil belajar adalah
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Sedangkan menurut Sudjana 2010 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 2.
Cakupan Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Suprijono 2009, hasil belajar mencakup :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-
konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas. c.
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan kognitif ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d.
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani. e.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai
standar perilaku. Adapun aspek-aspek dalam setiap ranah hasil belajar adalah :
a. Ranah kognitif menurut Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan,
dkk 2013 merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan, yaitu :
1. Mengingat
Mengingat merupakan
usaha mendapatkan
kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik
yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan
penting dalam proses pembelajaran yang bermakna dan pemecahan masalah. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali dan memanggil
kembali. 2.
Memahamimengerti Memahamimengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahamimengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan dan membandingkan. 3.
Menerapkan Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan
berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural. Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan
prosedur, dan
mengimplementasikan.
4. Menganalisis
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan.
5. Mengevaluasi
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.
Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula
ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh
siswa. Evaluasi meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek
mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi
berkaitan erat dengan berpikir kritis. 6.
Menciptakan Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membetuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu
produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan
mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh
pada kemampuan
siswa untuk
dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh
semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti
mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada
menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan dan memproduksi.
Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang
diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen
yang merupakan
inti dari berpikir kreatif.
Memproduksi mengarah
pada perencanaan
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi
berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan metakognisi.
b. Ranah afektif menurut Kratwohl, Bloom, dkk dalam Winkel
2009 : 1
Penerimaan : mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan
tersebut, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan dan memperhatikan jawaban
teman sekelas. 2
Partisipasi : mencakup keleraan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3 Penilaipenentu sikap :
mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri
sesuai dengan penilaian itu. 4
Organisasi : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup.
5 Pembentukan pola hidup : mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari.
c. Ranah psikomorik menurut klasifikasi Simpson dalam Winkel
2009 : 1
Persepsi : mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antar ciri-ciri fisik yang khas pada
masing-masing rangsangan.
2 Kesiapan : terkait dengan konsentrasi dalam menyiapkan diri.
3 Gerak terbimbing : mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan.
4 Gerak yang terbiasa : mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
5 Gerak kompleks : mencakup kemampuan untuk melaksanakan
suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
6 Penyesuaian pola gerak : mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu
keterampilan yang telah mencapai kemahiran. 7
Kreativitas : mencakup kemampuan untuk melahirkan pola- pola yang baru, seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif
sendiri. Dari beberapa cakupan hasil belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Artinya, hasil belajar yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara
fragmentaris atau
terpisah, melainkan
komprehensif Suprijono,2009.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sugihartono 2007, yaitu :
a. Faktor Internal : faktor jasmaniah fisik fungsi alat indera, fungsi
anggota badan, dan kondisi lingkungan fisik lainnya, dan faktor psikologis psikis intelegensi, perhatian, minat, motivasi, bakat,
serta kepribadian siswa. b.
Faktor Eksternal : faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat dan
lingkungan non sosial lingkungan alam dan lingkungan instrumental seperti kurikulum.
D. Pembelajaran Kooperatif