e. Refleksi
Pada siklus II ini peneliti sudah  melaksanakan upaya-upaya untuk memperbaiki  proses  pembelajaran  pada  siklus  II.  Hasil  belajar  kognitif
siswa  pada  siklus  II  ini  mengalami  peningkatan  melebihi  target  yang ditentukan yaitu mencapai persentase ketuntasan 100. Pada ranah afektif
dari  hasil  observasi  yang  dilakukan  oleh  observer  juga  mengalami peningkatan.  Pembagian  kelompok  yang  dilakukan  oleh  peneliti  ternyata
memberikan  dampak  positif  yang  cukup  besar  untuk  siswa.  Sedangkan untuk  hasil  kuisioner  yang  diisi  oleh  siswa  kelas  X  A,  motivasi  siswa
termasuk dalam kategori tinggi dan sedang.
C. Analisis Data
1. Motivasi Belajar Siswa
a. Motivasi Belajar Awal
Kuisioner  motivasi  awal  siswa  diberikan  dengan  tujuan  untuk melihat motivasi  belajar siswa terhadap  mata pelajaran biologi.  Kuisioner
motivasi  awal  ini  terdiri  dari  10  pernyataan  positif  dan  10  pernyataan negatif,  dengan  kategori  sangat tinggi,  tinggi,  sedang,  rendah,  dan  sangat
rendah. Dari  data  yang  diperoleh,  hasil  kuisioner  motivasi  awal  adalah
59,37  siswa  yang  memiliki  motivasi  tinggi  dan  40,62  siswa  yang memiliki  motivasi  sedang.  Hasil  kuisioner  motivasi  awal  siswa  dapat
dilihat dalam grafik berikut.
Gambar 4.13 Grafik Persentase Motivasi Awal Siswa
b. Motivasi Belajar Akhir
Kuisioner  motivasi  akhir  siswa  diberikan  dengan  tujuan  untuk melihat
motivasi siswa
terhadap pembelajaran
biologi dengan
menggunakan  pembelajaran  Tipe  Snowball  Throwing.  Data  kuisioner motivasi  akhir  siswa  menunjukkan  bahwa  motivasi  siswa  terhadap
pembelajaran  biologi  menggunakan  Tipe  Snowball  Throwing  adalah 81,25  siswa  memiliki  motivasi  yang  tinggi  dan  18,75  siswa  memiliki
motivasi  sedang. Hasil kuisioner  motivasi  akhir siswa dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
10 20
30 40
50 60
Sedang Tinggi
Tinggi Sedang
Gambar 4.14 Grafik Persentase Motivasi Akhir Siswa 2.
Hasil Belajar
a. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat dari hasil post-test siklus I dan  post-test  siklus  II.  Berikut  merupakan  tabel  perbandingan  post-test
siklus I dan post-test siklus II.
Tabel 4.9 Perbandingan Post-test Siklus I dan Siklus II No
Hasil Belajar Post-test I
Post-test II
1 Nilai Rata-rata
78,75 82,5
2 Nilai Terendah
55,00 80
3 Nilai Tertinggi
95,00 95
4 Jumlah Siswa yang mendapat nilai
≤ 76 13
5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai  76
19 32
6 Persentase Ketidaktuntasan
40,62 7
Persentase Ketuntasan 59,37
100
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa di post-test II lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test I. Nilai rata-rata
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Sedang Tinggi
Tinggi Sedang
dari  post-test  I  ke  post-test  II  mengalami  peningkatan  yaitu  dari  78,75 menjadi  82,5.  Pada  siklus  I,  terdapat  2  orang  yang  memperoleh  nilai
tertinggi yaitu 95, namun kedua siswa tersebut mengalami penurunan dalam post-test  II  yaitu  dari  95  menjadi  80  dan  85.  Hal  ini  dapat  terjadi  karena
siswa  kurang  teliti  dalam  mengerjakan  soal-soal  ataupun  kurang mempersiapkan  belajar.  Sedangkan  nilai  terendah  siswa  pada  post-tes  I
mengalami peningkatan dalam post-test II yaitu dari 55 menjadi 85. Jumlah siswa  yang  mencapai  KKM  juga  mengalami  peningkatan  dari  19  orang
siswa  59,37  menjadi  32  orang  siswa  100.  Sehingga  membuat persentase  siswa  yang  belum  tuntas  menurun  drastis  dari  40,62  menjadi
0. b.
Hasil Belajar Aspek Afektif Hasil  belajar  siswa  dalam  aspek  afektif  dapat  dilihat  dari  hasil
observasi  yang  dilakukan  oleh  observer.  Observer  bertugas  untuk  mengisi data  dilembar  observasi  kelompok  siswa.  Anggota  kelompok  siswa  dalam
siklus I dan siklus II berbeda, pada siklus II anggota kelompok siswa telah dibagi  oleh  peneliti  berdasarkan  kemampuan  akedemik  siswa  yang  dilihat
dari hasil post-test siklus I. Sehingga data hasil observasi kelompok siklus I akan  dibandingkan  dengan  data  hasil  observasi  kelompok  pada  siklus  II.
Data  yang  dihasilkan  akan  dihitung  dalam  bentuk  data  kuantitatif.  Berikut merupakan  hasil  perhitungan  dan  pengelompokkan  kategori  dalam  ranah
afektif.
Tabel 4.10 Persentase Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II No
Kategori Siklus I
Siklus II
1 Tinggi
100 100
2 Sedang
3 Rendah
Berdasarkan data perhitungan observasi di  atas, hasil  belajar dalam aspek afektif  dari  siklus  I  ke  siklus  II  mengalami  peningkatan,  yaitu  rata-ratanya  dari
71,25  menjadi  79,1.  Ini  membuktikan  bahwa  hasil  belajar  siswa  dalam  ranah afektif pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hasil belajar siswa
dalam aspek afektif pada siklus I dan siklus II adalah 100,  ini  memperlihatkan bahwa sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikategorikan baik.
D. Pembahasan