51
Perhitungan koefisien reliabilitas uji coba kuisioner minat belajar di SD Negeri Ungaran 1 dapat dilihat pada lampiran mengenai Hasil Analisis
Uji Reliabilitas Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ungaran
I Tahun Pelajaran 20112012. Berikut merupakan hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan.
Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Uji Coba
Kuisioner Koefisien
Reliabilitas Kulaifikasi
Minat Belajar Siswa 0, 76
Tinggi Koefisien reliabilitas pada tabel diatas adalah 0,76 berdasarkan tabel
3.6 mengenai klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas termasuk pada kualifikasi tinggi lihat lampiran 7 halaman 121.
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi serial. Dalam bukunya Arikunto 2006: 208 berpendapat bahwa penggunaan teknik
korelasi serial dikarenakan data yang dihasilkan dari kuisioner dibagi menjadi tiga kategori berupa skala ordinal yang akan dikorelasikan dengan data
berupa skala interval. Teknik ini digunakan didasarkan pada pengelompokan subyek penelitian atau responden yang diteliti menjadi tiga kategori, yaitu
siswa yang memiliki minat belajar rendah, sedang dan tinggi skala ordinal. Kemudian data tersebut dikorelasikan dengan skala interval yang berupa
prestasi belajar siswa terhadap lima pelajaran inti SD yang meliputi Pendidikan Kewarganegaraan PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
52
Pengetahuan Alam IPA, serta Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari rapor nilai lima pelajaran inti SD. Rumus korelasi
serial Arikunto, 1989: 214 adalah sebagai berikut :
r
ser =
∑ ∑
Keterangan : r
ser
: koefisien korelasi sireal
r
: ordinat yang lebih rendah
t :
ordinat yang lebih tinggi M
: mean SD tot
:standar deviasi total P
: proporsi individual dalam golongan Apabila menggunakan rumus di atas, terlebih dahulu harus diketahui
ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi, total, dan porporsi individu dalam golongan. Secara lebih rinci, langkah-
langkah untuk menghitung koefisien korelasi serial menurut Arikunto 1989: 215-219 adalah sebagai berikut :
1. Mendaftar skor minat belajar ke dalam masing-masing kelompok tinggi,
sedang, dan rendah . Tabel 3.8 Jarak Nilai Masing-Masing Kelompok
Kelompok Minat Belajar Siswa Jarak Nilai
53
Kelompok Minat Belajar Siswa Jarak Nilai
Tinggi 108 - 144
Sedang 72 - 107
Rendah 36 - 71
2. Menentukan proporsi individu tiap kelompok.
3. Menghitung banyaknya subyek setiap kelompok minat belajar siswa n
k
Rumus :
p =
Keterangan : p = proporsi
n
k
= banyaknya subyek dalam kelompok N
= banyaknya subyek seluruhnya 4.
Menghitung nilai rata-rata mean tiap kelompok. Nilai yang dimaksud adalah nilai prestasi belajar lima pelajaran inti SD yang meliputi
Pendidikan Kewarganegaraan PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, serta Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
Nilai siswa dalam satu kelompok dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah siswa dalam satu kelompok, dirumuskan :
Mean =
∑ + , -,
54
5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang
lebih tinggi. Istilah ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi merupakan keterangan dari tinggi ordinat untuk batas atas antara
dua kelompok dalam kurva normal. Menentukan ordinat ini, digunakan Tabel Ordinat Kurva Normal lihat lampiran 16 halaman 145 .
6. Membuat tabel kerja. Tabel ini digunakan untuk menghitung korelasi
serialnya. Tabel ini terdapat pada Tabel Kerja Korelasi Serial. 7.
Mencari sumber deviasi total. Dapat dihitung dengan rumus standar deviasi yaitu :
. 1
1 1∑2 3 ∑2
Keterangan : S
= deviasi standar N
= jumlah siswa ∑ X
= skor total siswa 8.
Menghitung korelasi serial dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena ada 3 kategori , dengan menggunakan rumus :
r
ser
=
∑
4
∑5
6
7
Dari perhitungan rumus di atas, akan diperoleh r
ser
yang menggambarkan tingkat hubungan antara minat belajar dengan prestasi
belajar siswa. Tingkat hubungan antara minat belajar dapat diinteprestasikan
55
dari yang kuat hingga sangat rendah tidak memiliki korelasi. Untuk mengetahui inteprestasi hubungan keduanya, digunakan klasifikasi menurut
Sugiyono 2008: 231 berikut ini : Tabel 3. 9 Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0, 599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Untuk mengetahui apakah tingkat hubungan tersebut dapat digeneralisasikan untuk semua populasi maka harus dihitung taraf
signifikansinya. Taraf signifikansi dapat dihitung dengan cara menghitung t hitung dan kemudian dibandingkan dengan t tabel lihat lampiran 15 halaman
144. Berikut rumus untuk menghitung taraf signifikansi:
t
hitung
=
√ √
Keterangan : t = harga t-tes yang dicari
r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
56
Nilai r
ser
yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan besarnya sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Besar sumbangan
minat belajar dapat dinyatakan dalam bentuk persen dan dinyatakan dalam rumus:
KP = r
ser 2
X 100 Keterangan :
KP : Koefisien penentu
r
ser :
Koefisien korelasi serial
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN