11
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A.  Pengertian Arsip
Arsip merupakan memori korporat bagi organisasi yang menciptakannya. Sebagai memori, arsip memberikan bukti bagi tindakan, keputusan dan komunikasi, serta menjadi
bahan akuntabilitas dari organisasi yang memilikinya. Itu artinya, arsip merupakan sumber informasi  yang objektif, akurat, dan lengkap. Menurut Walne ed arsip adalah informasi
yang terekam dokumen apapun bentuk atau mediumnya, dibuat, diterima dan dipelihara oleh  suatu  organisasi,  institusi  atau  individu  menurut  kewajiban  hukumnya  atau  dalam
rangka transaksi kegiatan 1988: 56. Pemahaman  ini  serupa  dengan  rumusan  arsip  menurut  ISO  15489-1
Records Management-Part  1:  General
,  arsip  adalah  informasi  yang  diciptakan,  diterima  dan disimpan sebagai bukti dan informasi oleh suatu organisasi atau seseorang, dalam rangka
memenuhi kewajiban hukumnya atau dalam rangka transaksi bisnis
information created, received  and  maintained  as  evidence  and  information  by  an  organization  or  person,  in
pursuance  of  legal  obligations  or  in  the  transaction  of  bussiness
.    Berdasarkan definisinya, arsip tidak hanya sekedar di ingat
memorized
tetapi mengandung informasi yang tertulis
written down
. Konsep tertulis mencakup berbagai macam metode perekaman, antara lain dengan
menggunakan  tulisan  tangan,  mesin  ketik,  komputer,  fotografi,  rekaman  suara,  rekaman video,  film  dan  lain-lain.  Menurut  Saffady  2002:  1  arsip  dapat  mengandung  suatu
informasi  terekam  dalam  semua  format  pada  media  apapun  dan  dengan  menggunakan metode apapun baik secara manual ataupun terotomasi. Sementara menurut Lundgren dan
Lundgren  dalam  bukunya
Records  management  in  The  Computer  Age
,  arsip  merupakan suatu  bukti  dari  suatu  kejadian  atau  kegiatan  yang  direkam  dalam  bentuk  nyata  atau
bersifat
tangible
sehingga  memungkinkan  untuk  diketemukan  kembali  1989:  4  . Demikian  pula  pendapat  Robek  1987:  4  yang  menyatakan  bahwa  arsip  merupakan
informasi yang terekam tanpa memperdulikan media rekamnya. Dari pemahaman di  atas dapat  ditarik beberapa  pemahaman dasar. Pertama, arsip
harus  merupakan  bukti
evidence
dari  suatu  kejadian;  Kedua,  arsip  harus  disimpan  di dalam  bentuk  atau  media  yang  nyata
tangible
;  dan,  Ketiga,  arsip  harus  diketemukan kembali
retriavable
baik  itu  secara  fisik  maupun  informasinya.  Kemajuan  teknologi
12 modern pada akhirnya menempatkan arsip tidak lagi diartikan hanya pada aspek fisiknya
tetapi  lebih  melekat  kepada  fungsi  organiknya,  atau  dengan  kata  lain  lebih mengedepankan arsip sebagai sumber informasi tanpa mengabaikan media rekamnya.
Dengan  demikian  pengertian  arsip  dapatlah  dirumuskan  sebagai  informasi  yang tercipta  atau  diterima  dan  merupakan  bukti  dari  suatu  peristiwa  dan  aktivitas  atau
hubungan  yang  pernah  terjalin  antara  individu  atau  organisasi  dengan  pihak  lain  yang memuat sumber informasi tentang orang, organisasi, peristiwa dan tempat-tempat tertentu.
Konsep  arsip  yang  semula  hanya  berupa  peninggalan  administrasi,  dengan  demikian beralih menjadi sumber informasi yang penting.
B.  Prasarana dan Sarana Kearsipan