52 Dengan demikian hasil pengujian hipotesis untuk skor variabel dependen
penyelenggaraan kearsipan, masing-masing adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan arsip inaktif
= 798 x 100 960
= 0,8313 x 100
= 83,13 dari yang diharapkan.
b. Pengelolaan arsip statis = 645 x 100
720 = 0,8958 x 100
= 89,58 dari yang diharapkan.
Hasil ini memperlihatkan bahwa lembaga kearsipan daerah provinsi dalam melakukan penyelenggaraan kearsipan pada indikator pengelolaan arsip statis 89,58
lebih baik dari indikator pengelolaan arsip inaktif 83,13 .
C. Analisa Hubungan Antara Variabel Independen dengan Dependen
Dalam rangka memenuhi kebutuhan analisis pengujian hipotesis pada kajian standardisasi prasarana dan sarana kearsipan dalam mendukung penyelenggaraan
kearsipan di lembaga kearsipan ini maka akan digunakan uji korelasi
spearman product moment
r
xy
. Akan tetapi sebelum mencapai pada tingkat perhitungan antara variabel X dan variabel Y, maka terlebih dulu di cari hubungan antara prasarana kearsipan dengan
pengelolaan arsip inaktif X
1
dengan Y
1
, sarana kearsipan dengan pengelolaan arsip inaktif X
2
dengan Y
1
, prasarana kearsipan dengan pengelolaan arsip statis X
1
dengan Y
2
, dan sarana kearsipan dengan pengelolaan arsip statis X
2
dengan Y
2
.
1. Perhitungan Korelasi Variabel X
1
dengan Variabel Y
1
Untuk mengetahui sejauh mana korelasi atau hubungan antara X
1
dengan variabel Y
1,
atau hubungan antara prasarana kearsipan dengan pengelolaan arsip
inaktif dapat dilihat pada tabel 4.11
53
Tabel 4.11 Tabel Kerja Korelasi X
1
dengan Y
1
N X
1
Y
1
X
1
- X x
Y
1 –
Y y
2
x
2
y xy
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
49 39
42 37
41 46
49 47
33 27
51 24
45 50
41 52
39 45
51 33
51 27
42 26
51 54
51 26
22 35
31 28
30 29
25 30
31 28
21 31
29 28
26 27
26 27
25 24
32 26
31 28
31 17
23 31
30 8
16 29
8,13 - 1,87
1,13 - 3,87
0,13 5,13
8,13 6,13
- 7,87 -13,87
10,13 - 15,87
4,13 9,13
0,13 11,13
- 1,87 4,13
10,13 -7,87
10,13 - 13,87
1,13 - 14,87
10,13 13,13
10,13 - 14,87
- 18,87 - 5,87
4,4 1,4
3,4 2,4
- 1,6 3,4
4,4 1,4
- 5,6 4,4
2,4 1,4
- 0,6 0,4
- 0,6 0,4
- 1,6 - 2,6
9,13 - 0,6
4,4 1,4
4,4 - 9,6
- 3,6 4,4
5,13 - 18,6
- 10,6 10,13
66,09 3,5
1,28 14,98
0,02 26,32
66,09 37,58
61,94 192,38
102,62 251,86
17,06 83,36
0,02 123,88
3,5 17,06
102,62 61,94
102,62 192,38
102,62 221,12
102,62 172,4
102,62 221,12
356,08 34,46
19,36 1,96
11,56 5,76
2,56 11,56
19,36 1,96
31,36 19,36
5,76 1,96
0,36 0,16
0,36 0,16
2,56 6,76
83,36 0,36
19,36 1,96
19,36 92,16
12,96 19,36
26,32 345,96
112,36 102,62
35,78 - 2,62
3,84 - 9,29
- 0,21 17,44
35,77 8,58
44,07 - 61,03
24,31 - 22,22
- 2,48 3,65
- 0,08 4,45
2,99 - 10,74
92,49 4,72
44,57 - 19,42
4,97 142,75
- 36,47 57,78
51,97 276,58
200,02 - 59,46
∑ 1226
798 2242,78
979,02 832,71
54
Rata- rata
40,87 26,6
Sumber : Pusjibang Sistem Kearsipan Statis, Data yang diolah 2011
832,71 r
xy
= _______________
√ 2242,78 x 979,02
= 832,71 1481,8
= 0,56
Harga r tersebut dibandingkan dengan harga r tabel 0,478 maka dinyatakan bahwa hitungan r sebesar 0,56 0,478 oleh karenanya jatuh pada daerah
penerimaan Ha, dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat
korelasi signifikan antara prasarana kearsipan dengan pengelolaan arsip inaktif.
Selanjutnya dari tabel 4.11 dapat digambar s
catter diagram
diagram pencar yang menghubungkan titik-titik koordinat dengan garis lurus menyudut
menggambarkan adanya korelasi, seperti gambar 4.5 dibawah ini:
55
Gambar 4.5 Diagram Pencar Hubungan Prasarana Kearsipan dengan Pengelolaan Arsip Inaktif
5 10
15 20
25 30
35
10 20
30 40
50 60
Prasarana Kearsipan P
e ng
e lol
a a
n A
rs ip
Ina k
ti f
2. Perhitungan Korelasi Variabel X