66
=         13,5
Dengan  demikian  harga  untuk  koefisien  korelasi  yang  digeneralisasikan  F
h
sebesar 13,5, harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan taraf kesalahan 1  maka F
t
= 2,57. Dari perhitungan diatas ternyata F
h
F
t
13,5  2,57 maka dapat dinyatakan bahwa korelasi  ganda  tersebut  signifikan  dan  dapat  diberlakukan  secara  general  untuk  seluruh
populasi.
D.  Evaluasi Perhitungan Korelasi Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Untuk mengevaluasi hasil perhitungan korelasi variabel X dengan variabel Y maka dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16 Evaluasi Perhitungan Korelasi
Variabel Independen dengan Variabel Dependen
No Pengaruh
Hasil Korelasi Penerimaan
Hipotesa Keterangan Ha
1
2
3
4 X1
– Y1
X2 – Y1
X1 – Y2
X2 – Y2
0,56  0,478
0,72  0,478
0,69  0,478
0,78  0,478 Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak Ada
hubungan antara
prasarana  kearsipan  dengan pengelolaan arsip inaktif
Ada  hubungan  antara  sarana kearsipan  dengan  pengelolaan
arsip inakti Ada
hubungan antara
prasarana  kearsipan  dengan pengelolaan arsip statis
Ada  hubungan  antara  sarana kearsipan  dengan  pengelolaan
arsip statis
67
5 X  -  Y
0,73  0,478 Ho ditolak
Ada hubungan
antara standardisasi  prasarana  dan
sarana kearsipan
dengan penyelenggaraan kearsipan
68
BAB  V P E N U T U P
A.   Kesimpulan
Kajian  Standardisasi  Prasarana  dan  Sarana  Kearsipan  Dalam  Mendukung Penyelenggaraan Kearsipan di Lembaga Kearsipan ini bertujuan untuk mengetahui adakah
hubungan  standardisasi  prasarana  dan  sarana  kearsipan  dengan  penyelenggaraan kearsipan.
Setelah  dilakukan  analisis  kuantitatif  maupun  hasil  perhitungan  korelasi  maka sampailah  pada  kesimpulan,  dengan  tolok  ukur  ada  atau  tidak  adanya  hubungan  antara
variabel X dengan variabel Y untuk N=30 adalah df 30-2 = 28 pada taraf kepercayaan 1 sebesar 0,478.
Hasil perhitungan korelasi memperlihatkan sebagai berikut : 1.
Perhitungan korelasi X
1
dengan Y
1
sebesar 0,56 berarti ada hubungan antara variabel prasarana kearsipan dengan variabel pengelolaan arsip inaktif;
2. Perhitungan  korelasi  X
2
dengan  Y
1
sebesar  0,72  berarti  ada  hubunan  antara  variabel sarana kearsipan dengan variabel pengelolaan arsip inaktif;
3. Perhitungan korelasi X
1
dengan Y
2
sebesar 0,69 berarti ada hubungan antara variabel prasarana kearsipan dengan variabel pengelolaan arsip statis;
4. Perhitungan korelasi X
2
dengan Y
2
sebesar 0,78 berarti ada hubungan antara variabel sarana kearsipan dengan variabel pengelolaan arsip statis;
5. Perhitungan  korelasi  X  dengan  Y  sebesar  0,73  berarti  ada  hubungan  antara  varibel
standardisasi  prasarana  dan  sarana  kearsipan  dengan    variabel  penyelenggaraan kearsipan.
Berdasarkan  analisis  korelasi  r  tersebut  kiranya  dapat  terungkap  bahwa  variabel standardisasi  prasarana  dan  sarana  kearsipan  mempunyai  hubungan  dengan  variabel
penyelenggaraan  kearsipan,  dimana  hasil  koefisien  korelasi  sebesar  0,73  sehingga hipotesis nol Ho diajukan sebelumnya ditolak dan tidak dapat dipertahankan karena tidak
didukung  data  empirik.  Justru  sebaliknya,  hipotesis  alternatif  Ha  diterima.  Artinya,
terdapat  hubungan  antara  adanya  standardisasi  prasarana  dan  sarana  kearsipan dengan  penyelenggaraan  kearsipan.  Dengan  kata  lain  adanya  standardisasi