N Standarisasi a. Standarisasi Larutan Asam Sulfat H

c. Alkohol Netral 95

Dimasukkan alkohol 300 ml ke dalam erlenmeyer 500 ml, ditambah larutan indikator Fenolftalein PP 0,5 ml dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda.

d. Fenolftalein PP 1

Ditimbang 10 gr Fenolftalein PP dalam beaker glass 250 ml. Ditambahkan alkohol 100 ml, diaduk sampai larut. Dituangkan kedalam labu ukur 1000 ml, dibilas beaker glass dengan alkohol dan dituangkan ke dalam labu ukur, ditambahkan alkohol sampai garis tanda.

e. Natrium Hidroksida NaOH 0.1 N

Ditimbang 8 gr NaOH dalam beaker glass 400 ml. Ditambahkan akuades 200 ml, diaduk sampai larut. Dituangkan ke dalam labu ukur 2000 ml, di cuci beaker glass dengan akuades dan dituangkan ke dalam labu ukur, ditambahkan akuades sampai garis tanda.

f. Amilum 1

Ditimbang 1 g amilum, dilarutkan dengan 50 ml akuades dingin. Dituangkan sedikit demi sedikit larutan kanji ke dalam beaker glass yang berisi 50 ml akuades panas sambil terus dipanaskan di hotplate.

g. Metil Orange M.O 0,1

Ditimbang 1 g metil orange dalam gelas beaker 250 ml. Ditambahakan 100 ml akuades, diaduk sampai larut. Dituangkan ke dalam labu ukur 1000 ml, dibilas gelas beaker dengan akuades dan dituangkan ke dalam labu ukur, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda.

h. Kalium Iodida KI 15

Ditimbang 150 g Kalium Iodida kedalam gelas beaker 1000 ml. Dilarutkan dengan 500 ml akuades, diaduk sampai larut. Dituangkan ke dalam labu ukur 1000 ml, dibilas gelas beaker dengan akuades dan dituangkan kedalam labu ukur, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda.

3.2.2 Standarisasi a. Standarisasi Larutan Asam Sulfat H

2 SO 4

0.1 N

Dengan menggunakan buret, dimasukkan 40 ml larutan H 2 SO 4 dalam erlenmeyer 300 ml. Ditambahkan 3 tetes larutan indikator fenolftalein 1 dan dititrasi dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan larutan natrium hidroksida yang sudah distandarisasi dengan normalitas yang sama dengan larutan H 2 SO 4 yang akan distandarisasi sampai muncul warna merah jambu. Standarisasi dilakukan sebanyak tiga kali perulangan dan diambil rata- rata. Perhitungan: N = Dimana: N = Normalitas H 2 SO 4 N V titrasi = Volume titrasi NaOH ml N NaOH = Normalitas NaOH N V H2SO4 = Volume H 2 SO 4 ml Referensi: AOCS Official Method H 13-52

b. Standarisasi Larutan Natrium Hidroksida NaOH 0.1 N

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

57 250 49

Penetapan Kadar Alkali Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

76 499 48

Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Di PTPN III Sei Mangkei-Perdagangan

3 41 41

Pengaruh Lama Penyimpanan CPO Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Dan Kadar Air Pada Storage Tank Di PTPN III PKS Sei Mangkei Perdagangan

29 179 55

Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpana Sabun Mandi Batang Kecantikan Dan Sabun Mandi Batang Kesehatan Terhadap Kadar Air, Kadar Alkali Bebas NaOH, Asam Lemak Bebas, Dan Kadar Garam NaCl

14 146 46

Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Air Dan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

4 68 48

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun - Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

1 0 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun - Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 1 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 0 6

Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 0 12