Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Kekuatan Parfum Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Kadar Air

4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Perubahan Warna Dari hasil penelitian yang diperoleh pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk sabun mandi padat Soft silk 150 g yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu ruang terjadi perubahan yaitu dari warna awal 0.3 Y 0.1 R menjadi 0.6 Y 0.2 R sedangkan pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim mencapai 1.2 Y 0.4 R. Sabun mandi padat Soft silk 150 g mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap di suhu 45 o C – 50 o C suhu ekstrim pada setiap minggunya, hal ini dikarenakan reaksi oksidasi yang tidak hanya merusak asam lemak atau lemak itu sendiri, tetapi juga merusak karotenoid, sehingga berwarna gelap. Hal ini menyebabkan warna asam lemak atau lemak cenderung semakin gelap. Sedangkan pada suhu 25 o C – 30 o C suhu kamar terlihat konstan di minggu kedua dan minggu kelima sampai minggu ke tujuh. Pada minggu ke delapan sabun sedikit mengalami perubahan warna. Pada tabel 4.2 untuk sabun cuci padat Saba 230 g yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu ruang terjadi perubahan yaitu dari warna awal 0.4Y 0.1R menjadi 0.6Y 0.2R dan begitu juga pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim mencapai 0.8Y 0.3R. Untuk sabun cuci padat Saba 230 g pada waktu penyimpanan 25 o C – 30 o C suhu kamar dan 45 o C – 50 o C suhu ekstrim terlihat lebih konstan. Jika dibandingkan dengan sabun mandi padat Soft silk 150 g. Pada minggu keempat mulai terjadi sedikit perubahan warna. Bahan baku sabun cuci padat adalah asam lemak jenuh, dimana asam lemak jenuh seperti palmitat dan stearat mempunyai kelebihan tahan atau stabil terhadap pemanasan. Sehingga karotenoid tidak mudah dapat dirusak.

4.2.2 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Kekuatan Parfum

Pada tabel 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa untuk parfum pada sabun mandi padat Soft silk 150 g di minggu ke lima sampai minggu ke delapan kekuatan parfum sedikit berkurang yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu ruang, sedangkan pada suhu 45- 50 o C suhu ekstrim di minggu ke tiga sampai minggu ke delapan kekuatan parfum sedikit berkurang. Untuk sabun cuci padat saba 230 g yang disimpan pada suhu 25- 30 o C suhu ruang di minggu ke tujuh sampai minggu ke delapan kekuatan parfum Universitas Sumatera Utara sedikit berkurang, sedangkan pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim di minggu ke empat sampai minggu ke delapan kekuatan parfum sedikit berkurang. Pada sabun mandi padat lebih cepat mengalami penurunan parfum jika dibandingkan dengan sabun cuci padat. Hal ini dikarenakan parfum dan air yang terkandung dalam sabun tersebut teruapkan oleh adanya pemanasan. Reaksi oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh akan menyebabkan terbentuknya peroksida, aldehid, keton serta asam-asam lemak berantai pendek yang dapat menimbulkan perubahan organoleptik yang tidak disukai seperti perubahan bau dan flavour ketengikan. Oksidasi terjadi pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak.

4.2.3 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Kadar Air

Pada tabel 4.5 dan 4.6 dapat dilihat bahwa untuk kadar air pada sabun mandi padat Soft silk 150 g terjadi pengurangan sebesar 2.4795 dengan kadar air awal 13.8810 menjadi 11.4015 yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu ruang, sedangkan pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim terjadi pengurangan sebesar 4.169 dengan kadar air awal 13.8810 menjadi 9.7120. Untuk sabun cuci padat Saba 230 g terjadi pengurangan sebesar 3.877 dengan kadar air awal 29.0495 menjadi 25.1725 yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu ruang sedangkan pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim terjadi pengurangan sebesar 5.789 dengan kadar air awal 29.0495 menjadi 23.2605. Pada sabun mandi padat Soft silk 150 g kadar air mengalami penurunan di setiap minggu. Penurunan kadar air ini disebabkan oleh suhu dan lamanya penyimpanan. Dimana jika suatu bahan yang mengandung air disimpan pada suhu tertentu maka air yang yang terkandung dalam bahan tersebut akan menguap yaitu berubah wujud dari air menjadi gas, sehingga bahan tersebut menjadi kering. Sabun yang disimpan pada suhu 45-50 o C suhu ekstrim mengalami penurunan kadar air yang lebih cepat jika dibandingkan dengan sabun yang disimpan pada suhu 25-30 o C suhu kamar. Hal ini dikarenakan proses perubahan wujud air dari cair menjadi gas lebih cepat pada suhu tinggi. Hal ini juga terjadi pada sabun cuci padat. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Kadar Alkali Bebas

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

57 250 49

Penetapan Kadar Alkali Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

76 499 48

Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Di PTPN III Sei Mangkei-Perdagangan

3 41 41

Pengaruh Lama Penyimpanan CPO Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Dan Kadar Air Pada Storage Tank Di PTPN III PKS Sei Mangkei Perdagangan

29 179 55

Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpana Sabun Mandi Batang Kecantikan Dan Sabun Mandi Batang Kesehatan Terhadap Kadar Air, Kadar Alkali Bebas NaOH, Asam Lemak Bebas, Dan Kadar Garam NaCl

14 146 46

Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Air Dan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

4 68 48

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun - Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Sediaan Padat Secara Titrimetri

1 0 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun - Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 1 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 0 6

Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Perubahan Warna, Kekuatan Parfum, Kadar Air, Alkali Bebas, Asam Lemak Bebas, Dan Bilangan Peroksida Pada Sabun Mandi Dan Sabun Cuci Padat

0 0 12