3. 2 Uji Heteroskedastisitas Konstanta a = 2,646 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas Koefisien X Koefisien X Koefisien X

Pada Gambar 4. 7 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-SmirnovK-S.

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4. 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 34 Normal Parameters a Mean . 0000000 Std. Deviation 2. 58902831 Most Extreme Differences Absolute . 099 Positive . 053 Negative -. 099 Kolmogorov-Smirnov Z . 577 Asymp. Sig. 2-tailed . 893 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Melalui Tabel 4. 6 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,893 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4. 3. 2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Metode Grafik Sumber hasil pengolahan SPSS 16. 0 2014 Gambar 4. 8 Scatterplot Heteroskedastisitas Gambar 4. 8 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar dan tidak membentuk pola. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi prestasi kerja, berdasarkan masukan variabel koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Glesjer Tabel 4. 7 Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4. 900 5. 298 . 925 . 362 kordinasi -. 099 . 263 -. 079 -. 377 . 709 komunikasi . 252 . 164 . 358 1. 534 . 136 semangat -. 273 . 183 -. 337 -1. 494 . 146 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4. 7 menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas, dimana hasil uji signifikan variabel kordinasi, komunikasi dan semangat kerja menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. 3. 3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas. 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 8 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2. 646 8. 895 . 297 . 768 Kordinasi . 558 . 442 . 190 1. 262 . 217 . 691 1. 448 Komunikasi . 613 . 276 . 373 2. 219 . 034 . 555 1. 803 Semangat . 566 . 307 . 299 1. 842 . 075 . 593 1. 685 a. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4. 9 terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel koordinasi kerja 0,6910,1 , variabel komunikasi 0,5550,1 dan semangat kerja adalah 0,593 0,1 dan nilai VIF variabel koordinasi kerja 1,4485 , variabel komunikasi 1,8035 dan variabel semangat kerja 1,6855 artinya tidak terjadi masalah multikolinearitas pada masing-masing variabel bebasnya.

4.3.4 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Koordinasi Kerja, Komunikasi dan Semangat Kerja terhadap variabel terikat Prestasi Kerja Karyawan. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16. 0 for windows. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 e Universitas Sumatera Utara Dimana : Y = Prestasi Kerja karyawan X 1 = Koordinasi Kerja X 2 = Komunikasi X 3 = Semangat Kerja α = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi e = Standar eror Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 16. 00 for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4. 9 berikut ini. Tabel 4. 9 Hasil Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2. 646 8. 895 . 297 . 768 kordinasi . 558 . 442 . 190 1. 262 . 217 komunikasi . 613 . 276 . 373 2. 219 . 034 semangat . 566 . 307 . 299 1. 842 . 075 a. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan Tabel 4. 9 diketahui pada kolom kedua unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel Koordinasi Kerja 0,558, nilai b2 variabel komunikasi sebesar 0. 613, nilai b3 semangat Semangat Kerja sebesar Universitas Sumatera Utara 0. 566 dan nilai konstanta a adalah 2,646, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e = 2,646+0,558X1+0,613X2+0,566X3+e Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Konstanta a = 2,646 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas

koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja = 0 maka prestasi kerja Y akan sebesar 2,646

2. Koefisien X

1 b 1 = 0,558 , ini berarti bahwa variabel koordinasi kerja X 1 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika kordinasi kerja X 1 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja tidak akan meningkat sebesar 0,558 satuan.

3. Koefisien X

2 b 2 = 0,613, ini berarti bahwa variabel komunikasi X 2 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika komunikasi X 2 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja akan bertambah sebesar 0,613.

4. Koefisien X

3 b 3 = 0,566, ini berarti bahwa variabel Semangat Kerja X 3 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika semangat kerja X 3 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja tidak akan meningkat sebesar 0,566. Universitas Sumatera Utara 4. 4 Pengujian Hipotesis 4. 4. 1 Uji Signifikansi Simultan Uji F