Pendekatan Histogram Pendekatan Grafik Pembahasan

a. Pendekatan Histogram

Sumber : hasil pengolahan SPSS 16. 0, 2014 Gambar 4. 6 Histogram Uji Normalitas Pada grafik histogram pada Gambar 4. 6 terlihat bahwa variabel prestasi berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.

b. Pendekatan Grafik

Sumber : hasil pengolahan SPSS 16. 0, 2014 Gambar 4. 7 Plot Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4. 7 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-SmirnovK-S.

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4. 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 34 Normal Parameters a Mean . 0000000 Std. Deviation 2. 58902831 Most Extreme Differences Absolute . 099 Positive . 053 Negative -. 099 Kolmogorov-Smirnov Z . 577 Asymp. Sig. 2-tailed . 893 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Melalui Tabel 4. 6 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,893 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4. 3. 2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Metode Grafik Sumber hasil pengolahan SPSS 16. 0 2014 Gambar 4. 8 Scatterplot Heteroskedastisitas Gambar 4. 8 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar dan tidak membentuk pola. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi prestasi kerja, berdasarkan masukan variabel koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Glesjer Tabel 4. 7 Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4. 900 5. 298 . 925 . 362 kordinasi -. 099 . 263 -. 079 -. 377 . 709 komunikasi . 252 . 164 . 358 1. 534 . 136 semangat -. 273 . 183 -. 337 -1. 494 . 146 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4. 7 menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas, dimana hasil uji signifikan variabel kordinasi, komunikasi dan semangat kerja menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. 3. 3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas. 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 8 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2. 646 8. 895 . 297 . 768 Kordinasi . 558 . 442 . 190 1. 262 . 217 . 691 1. 448 Komunikasi . 613 . 276 . 373 2. 219 . 034 . 555 1. 803 Semangat . 566 . 307 . 299 1. 842 . 075 . 593 1. 685 a. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4. 9 terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel koordinasi kerja 0,6910,1 , variabel komunikasi 0,5550,1 dan semangat kerja adalah 0,593 0,1 dan nilai VIF variabel koordinasi kerja 1,4485 , variabel komunikasi 1,8035 dan variabel semangat kerja 1,6855 artinya tidak terjadi masalah multikolinearitas pada masing-masing variabel bebasnya.

4.3.4 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Koordinasi Kerja, Komunikasi dan Semangat Kerja terhadap variabel terikat Prestasi Kerja Karyawan. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16. 0 for windows. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 e Universitas Sumatera Utara Dimana : Y = Prestasi Kerja karyawan X 1 = Koordinasi Kerja X 2 = Komunikasi X 3 = Semangat Kerja α = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi e = Standar eror Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 16. 00 for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4. 9 berikut ini. Tabel 4. 9 Hasil Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2. 646 8. 895 . 297 . 768 kordinasi . 558 . 442 . 190 1. 262 . 217 komunikasi . 613 . 276 . 373 2. 219 . 034 semangat . 566 . 307 . 299 1. 842 . 075 a. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan Tabel 4. 9 diketahui pada kolom kedua unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel Koordinasi Kerja 0,558, nilai b2 variabel komunikasi sebesar 0. 613, nilai b3 semangat Semangat Kerja sebesar Universitas Sumatera Utara 0. 566 dan nilai konstanta a adalah 2,646, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e = 2,646+0,558X1+0,613X2+0,566X3+e Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Konstanta a = 2,646 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas

koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja = 0 maka prestasi kerja Y akan sebesar 2,646

2. Koefisien X

1 b 1 = 0,558 , ini berarti bahwa variabel koordinasi kerja X 1 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika kordinasi kerja X 1 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja tidak akan meningkat sebesar 0,558 satuan.

3. Koefisien X

2 b 2 = 0,613, ini berarti bahwa variabel komunikasi X 2 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika komunikasi X 2 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja akan bertambah sebesar 0,613.

4. Koefisien X

3 b 3 = 0,566, ini berarti bahwa variabel Semangat Kerja X 3 berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, atau dengan kata lain jika semangat kerja X 3 ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja tidak akan meningkat sebesar 0,566. Universitas Sumatera Utara 4. 4 Pengujian Hipotesis 4. 4. 1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X 1, X 2, ,X 3 berupa Koordinasi Kerja, Komunikasi dan Semangat Kerja terhadap variabel terikat Y berupa Prestasi Kerja Karyawan pada PT. PLN Persero Area Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut : H : b 1 = b 2 = 0, Artinya secara serentak Koordinasi Kerja, Komunikasi dan Semangat Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Prestasi KerjaKaryawan. H : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, Artinya secara serentak Koordinasi Kerja, Komunikasi dan Semangat Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : H diterima jika F hitung F Tabel pada α = 5 H ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebeas penyebut, dengan rumus sebagai berikut : df Pembilang = k-1 df Penyebut = n-k keterangan : n = Jumlah sampel penelitian k = Jumlah variabel bebas dan terikat pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 34 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 4, sehingga diperoleh : Universitas Sumatera Utara 1. df pembilang = 4-1 = 3 2. df penyebut = 34-4 = 30 Maka F tabel 0,05 3. 30 = 2,92 Tabel 4. 10 Hasil Uji F Signifikansi Simultan UJI-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 249. 063 3 83. 021 11. 260 . 000 a Residual 221. 201 30 7. 373 Total 470. 265 33 a. Predictors: Constant, semangat, kordinasi, komunikasi b. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah Melalui uji ANOVA atau F-test pada Tabel 4. 10, diperoleh nilai F hitung sebesar 11,260 dengan tingkat signifikansi 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel koordinasi kerja, variabel komunikasi dan variabel prestasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karena nilai signifikan 0,000 0,05. Kesimpulannya adalah tolak H0, terima Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas yaitu koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan karyawan PT. PLN Persero Area Medan. 4. 4. 2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah Koordinasi Kerja X 1 Komunikasi X 2 dan Semangat Kerja X 3 secara parsial atau masing-masing Universitas Sumatera Utara berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN Persero Area Medan Y. Kriteria Pengujian adalah: 1. H : b 1 , b 2 = 0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabelindependen terhadap variabel dependen 2. H : b 1 , b 2 ≠ 0, Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen Kriteria pengambilan keputusan adalah: 1. H diterima jika t htitung t tabel pada α= 5 2. H ditolak jika t hitung t tabel pada α= 5 Besar nilai t tabel diperoleh dengan derajat bebas df= n-k= 34-4= 30 Maka t tabel = 0,05 30 = 2,042 . Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4. 11 sebagai berikut ini : Tabel 4. 11 Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2. 646 8. 895 . 297 . 768 Kordinasi . 558 . 442 . 190 1. 262 . 217 komunikasi . 613 . 276 . 373 2. 219 . 034 Semangat . 566 . 307 . 299 1. 842 . 075 a. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Melalui Tabel 4. 11 hasil uji signifikan secara parsial dapat diambil kesimpulan yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Variabel koordinasi kerja mempunyai angka signifikansi sebesar 0,217 yang lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa variabel koordinasi kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Untuk melihat diterimaditolaknya sebuah hipotesis juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika t hitung t tabel, maka hipotesis diterima. Dalam hal ini t hitung = 1,262 dan t tabel untuk sampel 34dan signifikansi 0,05 dengan uji 2 arah adalah 2,042. Artinya, t hitung 1,262 t tabel 2,042 maka variabel koordinasi kerja secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. 2. Variabel komunikasi mempunyai angka signifikansi sebesar 0,034 yang lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa variabel komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Untuk melihat diterimaditolaknya sebuah hipotesis juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika t hitung t tabel, maka hipotesis diterima. t hitung = 2,219 dan t tabel untuk sampel 34 dan signifikansi 0,05 dengan uji 2 arah adalah 2,042 Artinya, t hitung 2,219 t tabel 2,042 maka variabel komunikasi secara individual berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. 3. Variabel semangat kerja mempunyai angka signifikansi sebesar 0,075 yang lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa variabel semangat kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Untuk melihat diterimaditolaknya sebuah hipotesis juga bisa dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika t hitung t tabel, maka hipotesis diterima. Dalam hal ini t hitung = 1,842 dan t tabel untuk sampel 34 dan signifikansi 0,05 dengan uji 2 arah adalah 2,042. Artinya, t hitung 1,842 t tabel 2,042 maka variabel semangat kerja secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. 4. 4. 3 Pengujian Koefisien Determinasi R 2 Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 16. 0 for windows dapat dilihat pada Tabel 4. 12 dibawah ini: Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 . 728 a . 530 . 483 2. 71540 a. Predictors: Constant, semangat, kordinasi, komunikasi b. Dependent Variable: prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah 1. Nilai R sebesar 0. 728 sama dengan 72,8 berarti hubungan antara variabel Kordinasi kerja X1 , Komunikasi X 2 dan Prestasi Kerja X3 terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan Y sebesar 72,8 artinya hubungannya erat. 2. Nilai R Square 0. 530 berarti 53 prestasi kerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel koordinasi kerja,variabel komunikasi dan variabel semangat Universitas Sumatera Utara Kerja. Sedangkan sisanya 47 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti 3. dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, motivasi, budaya organisasi, dan lain sebagainya. 4. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 2. 7154.

4.5 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja secara serentak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada Kantor PT. PLN Persero Area Medan. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kordinasi diketahui jawaban dominan setuju, terdapat pada pernyataan pertama saya dilibatkan dalam rapat koordinasi antar bagian yang dilakukan perusahaan. Hal ini di dukung oleh teori dari Hasibuan 2006:85 yang menyatakan bahwa koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan- pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya koordinasi akan tercipta keselarasan kerja antara anggota organisasi sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dan tumpang tindih pekerjaan. Akan tetapi, sebagian karyawan merasa bahwa kordinasi yang dilakukan oleh perusahaan kurang efektif. Ada sebagian karyawan yang tidak mengikuti arahan yang diberikan oleh pimpinan. Ini merupakan salah satu hambatan koordinasi dari pertemuan resmi dengan unit yang dikoordinasikan. Selain itu, ada Universitas Sumatera Utara indikasi bahwa kordinasi kurang tercipta dengan baik. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan, dan mempengaruhi prestasi kerja karyawan di PT. PLN Persero Area Medan. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel komunikasi diketahui jawaban dominan setuju, terdapat pada pernyataan pertama dan kedua pimpinan menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan bawahannya dan pimpinan memeberikan pujian bila menjalankan tugas dengan baik. Hal ini didukung oleh teori Purwanto 2011:47 dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan yang tinngi, sangat diperlukan terjalinya komunikasi yang baik antar unit yang ada dalam organisasi tersebut. Komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi horizontal dirasakan manfaatnya oleh karyawan. Akan tetapi, sebagian karyawan merasa bahwa komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan kurang efektif. Ada sebagian karyawan yang tidak biasa membantu karyawan yang sedang mengalami kesulitan. Ini merupakan salah satu hambatan komunikasi horizontal. Selain itu, ada indikasi bahwa komunikasi yang tercipta antara atasan dengan bawahan kurang harmonis. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan, dan mempengaruhi prestasi kerja karyawan di PT. PLN Persero Area Medan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel komunikasi berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. Selain itu melalui uji parsial diketahui bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, artinya melalui komunikasi Universitas Sumatera Utara prestasi kerja karyawan dapat meningkat. Jika perusahaan semakin giat untuk memperbaiki komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dan horizontal maka prestasi kerja mereka akan semakin meningkat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarah 2012 dengan judul Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi PT. Telkomsel Branch Medan yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi atas kebawah, bawah keatas dan horizontal. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel semangat kerja diketahui jawaban dominan setuju, terdapat pada pernyataan keenam saya berusaha tidak terlibat konflik dengan sesama rekan kerja yang lain. Hal ini didukung teori Hasibuan 2003:94 “Semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan merangsang seseorang untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya”. Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka pegawai itu dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila pegawai tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah”. Dengan semangat kerja karyawan yang baik maka dapat mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi, sebagian karyawan merasa bahwa semangat kerja karyawan menurun dalam menyelesaikan pekerjaan. Ada sebagian karyawan yang tidak tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya ini merupakan salah satu hambatan semangat kerja dari tanggung jawab Selain itu, ada indikasi bahwa kurang terjalinya hubungan yang harmonis antara rekan kerja. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan, dan mempengaruhi prestasi kerja karyawan di PT. PLN Persero Area Medan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel semangat kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. Selain itu melalui uji parsial diketahui bahwa semangat kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap prestasi kerja, artinya semangat kerja yang berkaitan dengan sikap, tanggung jawab, dan hubungan dengan sesama rekan kerja tidak dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan di PT. PLN Persero Area Medan. Hasil ini sangat berbeda dengan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Adelina 2011 yang meneliti pada perusahaan perbankan yang menemukan bahwa secara parsial variabel semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini mungkin disebabkan karena berbedanya variabel yang digunakan dalam penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel koordinasi kerja, komunikasi dan semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada Kantor PT. PLN Persero Area Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel koordinasi kerja dan semangat kerja berpenagruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Area Medan. Variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero. Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial yang paling dominan mempengaruhi prestasi kerja karyawan pada PT. PLN Persero adalah variabel komunikasi yaitu sebanyak 61,8 responden menyatakan setuju. Hal ini terlihat pada tabel 4.11 yang menunjukkan variabel koordinasi kerja berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan KantorPT. PLN Persero Area Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,217 0,05, dan nilai t hitung 1,262 t tabel 2,042.Variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja karayawan Kantor PT. PLN Persero Area Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,034 0,05, dan nilai t hitung 2,219 t tabel 2,042.Variabel semangat kerjaberpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karayawan Kantor PT. PLN Persero Area Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,075 0,05, dan nilait hitung 1,842 t tabel 2,042. Universitas Sumatera Utara