Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan kekambuhan
penderita gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya, sehingga dapat dirumuskan upaya peningkatan penanggulangan
masalah gangguan jiwa di Kabupaten Aceh Barat Daya.
1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dukungan sosial keluarga dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental, dan dukungan emosional terhadap pencegahan kekambuhan penderita gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat
Daya tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dukungan sosial keluarga dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan
dukungan emosional terhadap pencegahan kekambuhan penderita gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2011.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh dukungan sosial keluarga dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan
Universitas Sumatera Utara
emosional terhadap pencegahan kekambuhan penderita gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2011.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya
dalam merumuskan kebijakan pencegahan dan penanggulangan masalah gangguan jiwa secara komprehensif di wilayah kerjanya.
2. Memberikan masukan bagi Puskesmas Kecamatan Susoh di Kabupaten Aceh
Barat Daya dalam meningkatkan peran keluarga dalam penanggulanagn masalah gangguan jiwa di Kabupaten Aceh Barat Daya.
3. Bagi kalangan akademik, penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai
kontribusi untuk memperkaya khasanah keilmuan kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
proses berpikir, perilaku, dan persepsi penangkapan panca indera.Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya Stuart
Sundeen, 1998. Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,
agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah
mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan
atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat
pengobatan secara cepat dan tepat Notosoedirjo, 2005.
2.1.2. Penyebab Gangguan Jiwa
Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan somatogenik, di
lingkungan sosial sosiogenik ataupun psikis psikogenik, Maramis1994. Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari
Universitas Sumatera Utara
berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.
2.1.3. Macam-Macam Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis Maramis, 1994. Macam-macam gangguan jiwa Rusdi
Maslim, 1998: Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik,
gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi
mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
a. Skizofrenia.
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk
psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang Maramis,
1994.Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan
menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan
personalitas yang rusak ” cacat ” Ingram et al.,1995.
Universitas Sumatera Utara
b. Depresi