Tabel 4.3. Jenis Sumber Air Minum yang Digunakan oleh Penduduk Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya
No. Sumber Air Minum
Jumlah
1. Air PAM
218 2.
Air sumuur 4671
3. Air sungai
- 4.
Air hujan -
Total 4889
Sumber: Kecamatan Susoh dalam Angka, 2009
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel penelitian ini, baik variabel independen dan variabel dependen penelitian.
4.2.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian, karakteristik keluarga penderita gangguan jiwa yang menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Keluarga Penderita Gangguan Jiwa Kecamatan Susoh Kabupaten Aeh Barat Daya Tahun 2011
No. Variabel Penelitian
Jumlah n Persentase
1. Umur
Median 50 tahun 28
47,5 ≥ Median 50 tahun
31 52,5
Jumlah 59
100
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki 27
45,8 Perempuan
32 54,2
Jumlah 59
100
3. Pendidikan
SD 16
27,1 SMP
16 27,1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan
SMA 13
22,0 PT
14 23,7
Jumlah 59
100
4. Lama Merawat
Median 23 tahun 29
49,2 ≥ Median 23 tahun
30 50,8
Jumlah 59
100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat kita lihat berdasarkan umur, persentase responden tertinggi pada kelompok umur
≥ 50 tahun 52,5 dibandingkan kelompok umur 50 tahun 47,5. Berdasarkan jenis kelamin, persentase responden tertinggi
pada jenis kelamin perempuan 54,2 dibandingkan jenis kelamin laki-laki 45,8. Berdasarkan pendidikan, persentase pendidikan responden tertinggi pada SD dan
SMP 27,1 dibandingkan perguruan tinggi 23,7 dan SMA 22,0. Berdasarkan lama merawat penderita gangguan jiwa, persentase responden tertinggi
pada lama merawat ≥ 23 tahun 50,8 dibandingkan lama merawat 23 tahun
49,2.
4.2.2. Distribusi Dukungan Sosial Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh persentase dukungan keluarga dalam pencegahan kekambuhan gangguan jiwa di kecamatan Susoh tertinggi pada
dukungan keluarga tidak baik sebesar 52,5 31 orang dibandingkan dukungan keluarga yang baik sebesar 47,5 28 orang. Distribusi dukungan sosial keluarga
dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Dukungan sosial keluarga Responden dalam Mencegah Kekambuhan Gangguan Jiwa di Kecamatan Susoh Tahun 2011
No. Dukungan sosial keluarga
Jumlah F
1. Baik
28 47,5
2. Tidak Baik
31 52,5
Total 59
100
4.2.3. Distribusi Dukungan Sosial Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh persentase jawaban responden “sangat setuju” tertinggi pada pernyataan “Penderita gangguan jiwa hanya perlu
minum obat saat tidak bisa tidur”, yaitu sebesar 54,2 32 orang, sedangkan terendah pada pernyataan “Keluarga mampu memberi penjelasan tentang sesuatu
yang ditanya oleh penderita”, yaitu sebesar 1,7 1 orang. Persentase jawaban responden “setuju” tertinggi pada pernyataan “Keluarga
memberikan informasi tentang kemajuan kesembuhan penderita gangguan jiwa”, yaitu sebesar 88,1 52 orang, sedangkan terendah pada pernyataan “Penderita
gangguan jiwa hanya perlu minum obat saat tidak bisa tidur”, yaitu sebesar 42,4 25 orang.
Persentase jawaban responden “tidak setuju” tertinggi pada pernyataan “Keluarga tidak perlu memahami tentang keadaan penderita karena ada petugas
kesehatan”, yaitu sebesar 35,6 21 orang, sedangkan terendah pada pernyataan “Keluarga memberikan informasi tentang kemajuan kesembuhan penderita gangguan
Universitas Sumatera Utara
jiwa dan penderita gangguan jiwa hanya perlu minum obat saat tidak bisa tidur”, yaitu masing-masing sebesar 3,4 2 orang.
Persentase jawaban responden “sangat tidak setuju” hanya ada pada pernyataan “Keluarga tidak perlu memahami tentang keadaan penderita karena ada
petugas kesehatan”, yaitu sebesar 1,7 1 orang. Distribusi jawaban responden per item pernyataan mengenai dukungan informasi dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut
ini:
Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden per Item Pernyataan Mengenai
Dukungan Informasi dalam Mencegah Kekambuhan Gangguan Jiwa di Kecamatan Susoh Tahun 2011
No Peryantaan
SS S
TS STS
f F
f f
f
1. Keluarga memberikan informasi
tentang kemajuan kesembuhan penderita gangguan jiwa
5 8,5
52 88,1
2 3,4
100 2.
Penderita gangguan jiwa tidak membutuhkan informasi karena
tidak bisa memahami 6
10,2 34
57,6 19
32,2 100
3. Keluarga mampu memberi
penjelasan tentang sesuatu yang ditanya oleh penderita
1 1,7
46 78
12 20,3
100 4.
Keluarga tidak perlu memahami tentang keadaan penderita karena
ada petugas kesehatan 7
11,9 30
50,8 21
35,6 1
1,7 100
5. Keluarga memberitahu tentang
keuntungan berkunjung ke fasilitas kesehatan
3 5,1
47 79,7
9 15,3
100 6.
Penderita berkunjung ke fasilitas kesehatan karena dapat
mengganggu 2
3,4 41
69,5 16
27,1 100
7. Keluarga mengawasi penderita
gangguan jiwa untuk minum obat secara teratur
4 6,8
47 79,7
8 13,6
100 8.
Penderita gangguan jiwa hanya perlu minum obat saat tidak bisa
tidur 32
54,2 25
42,4 2
3,4 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Lanjutan
9. Keluarga memperhatikan
kebersihan diri penderita gangguan jiwa
8 13,6
46 78
5 8,5
100 10.
Keluarga penderita gangguan jiwa tidak berpengaruh pada
kesembuhannya 9
15,3 41
69,5 9
15,3 100
Berdasarkan jawaban responden di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persentase dukungan informasi keluarga penderita gangguan jiwa dalam pencegahan
kekambuhan penderita gangguan jiwa di Kecamatan Susoh tertinggi pada dukungan informasi tidak baik sebesar 61 36 orang dibandingkan dukungan informasi yang
baik sebesar 39 23 orang. Distribusi dukungan informasi responden dapat kita lihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7. Distribusi Dukungan Informasi Responden dalam Mencegah Kekambuhan Gangguan Jiwa di Kecamatan Susoh Tahun 2011
No. Dukungan Informasi
Jumlah F
1. Baik
23 39
2. Tidak Baik
36 61
Total 59
100
4.2.4. Distribusi Dukungan Penilaian dari Keluarga