2.3.4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dukungan sosial keluarga
Sarafino 2006 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seseorang akan menerima dukungan sosial keluarga atau
tidak.Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : a.
Faktor dari penerima dukungan recipient Seseorang tidak akan menerima dukungan sosial dari orang lain jika ia tidak
suka bersosial, tidak suka menolong orang lain, dan tidak ingin orang lain tahu bahwa ia membutuhkan bantuan. Beberapa orang terkadang tidak cukup asertif
untuk memahami bahwa ia sebenarnya membutuhkan bantuan dari orang lain, atau merasa bahwa ia seharusnya mandiri dan tidak mengganggu orang lain, atau
merasa tidak nyaman saat orang lain menolongnya, atau tidak tahu kepada siapa dia harus meminta pertolongan.
b. Faktor dari pemberi dukungan providers
Seseorang terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain ketika ia sendiri tidak memiliki sumberdaya untuk menolong orang lain, atau
tengah menghadapi stres, harus menolong dirinya sendiri, atau kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan
dukungan darinya. Menurut Friedman 1998, faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang
tua.Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan lebih demokratis dan adil
Universitas Sumatera Utara
mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi.Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai
tingkat dukungan, efeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pada orang tua dengan kelas sosial bawah.
2.3.5. Indikator Dukungan Sosial Keluarga
Indikator rendahnya dukungan sosial keluarga secara realita yang di dapati di puskesmas Susoh diantaranya:
a. Keluarga belum dapat memantau penderita gangguan jiwa dalam pemberian
obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan. b.
Keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan makan penderita di sebabkan adanya kegiatan lain.
c. Keluarga belum bisa menjaga kebersihan diri penderita gangguan jiwa.
d. Keluarga masih melakukan pengasingan pada penderita gangguan jiwa.
e. Keluarga masih merasa malu dengan adanya penderita gangguan jiwa di
rumahnya karena dianggap aib keluarga. f.
Keluarga juga tidak mempunyai kreativitas dalam cara pemberian obat pada penderita gangguan jiwa.
g. Keluarga tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan penderita gangguan
jiwa. h.
Keluarga belum mampu memberikan informasi dan motivasi pada penderita gangguan jiwa.
Universitas Sumatera Utara
i. Keluarga masih beranggapan bahwa penderita gangguan jiwa tidak dapat di
sembuhkan lagi.
2.3.6. Indikator Pencegahan Kekambuhan pada Penderita Gangguan Jiwa