74
5.2.4 Informan Utama 4
Nama :
Demi br Hutapea Umur
: 49 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan Riwayat pendidikan
: SD
Agama :
Kristen Protestan Suku
: Batak Toba
Alamat :
Jl. Asrama Gg. Rel no.14 Ibu demi merupakan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal, ia sudah 2
tahun lebih menjadi orang tua tunggal, ia menjadi orang tua tunggal dikarenakan suaminya meninggal dunia. Hal yang ia rasakan sebelum dan sesudah orang tua
tunggal ialah sebelum suaminya meninggal ada yang mencari nafkah untuk keluarganya juga dia punya teman ngobrol jika ada masalah setelah ia menjadi orang
tua tunggal hal tersebut sangat berat dijalaninya ia harus bekerja guna memenuhi ekonomi keluarganya juga harus memberikan pendidikan juga mengarahkan anaknya
ke arah yang lebih baik.ia merasa bingung sewaktu baru menjadi orang tua tunggal dan masih diselimuti perasaan duka pasca ditinggal sang suami. namun banyak
dukungan yang memberinya semangat baik itu dari kerabat juga tetangga dan juga keluarga. hal tersebut kemudian yang membuat nya bangkit dari kesedihan dan mulai
belajar juga memahami menjalankan peran nya sebagai ibu juga menggantikan peran ayah bagi keluargannya anak anaknya.berikut penuturannya :
“saya menjadi orang tua tunggal sudah jalan 2 tahun 3 bulan, banyak hal yang berbeda semenjak ditinggal bapak almarhum, biasanya saya ada
teman ngobrol kalau lagi ada masalah, dulu bapak yang jadi pencari nafkah utama sekarang saya yang kerja”
Universitas Sumatera Utara
75
Ibu demi memiliki 2 orang anak perempuan yang masih bersekolah, anaknya yang pertama RS berumur 18 tahun dan sedang bersekolah kelas 3 SMK di sma eka
prastya kemudian anaknya yang kedua JS berumur 13 tahun dan sedang bersekolah kelas 2 smp di smp 18 medan. JS mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah
BOS dari pemerintah karena ia bersekolah di sekolah negeri sehingga ia tidak perlu membayar uang sekolah. hal ini cukup meringankan biaya yang di tangung ibu demi
untuk biaya pendidikan anaknya karena ia tidak perlu membayar uang sekolah JS sedangkan RS tidak mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah karena ia
bersekolah di sekolah swasta oleh karena itu iya membayar biaya sekolah sebesar Rp.195.000 per bulannya. Meskipun JS tidak membayar uang sekolah namun ibu
demi tetap mengeluarkan biaya untuk perlengkapan dan peralatan sekolahnya. Ibu demi bekerja berualan kacang dari pesta ke pesta, bila mana ada pesta ibu
demi berjualan kacang di pesta tersebut, ia hanya berjualan bila ada pesta bila tidak ia terkadang membantu masak untuk katering tetangganya bila mendapat pesanan.
Pendapatannya dari berjualan kacang tidak menentu paling banyak rata rata Rp.200.000 per minggunya. Dari katering juga tidak pasti karena ia hanya membantu
memasak, sedikitnya ia mendapat Rp.50.000 itupun hanya bila ada pesanan saja. Ia tidak menabung dari penghasilannya tersebut karena penghasilannya pas pasan atau
bisa dikatakan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Berikut penuturannya :
“Pekerjaan saya jualan kacang di pesta pesta jadi kalau ada pesta di daerah sini saya kesitu bawa kacang buat dijual, itupun kalau ada kalo nggak ada
ya paling bantu masak tah di katering”. Anak ibu demi yang ke dua JS juga bekerja di tempat penggilingan bumbu di
samping rumahnya ia bekerja karena keinginan sendiri, ibu demi sebenarnya tidak
Universitas Sumatera Utara
76
menginginkan anaknya bekerja namun JS yang ingin melakukannya, ia hanya bekerja sebentar saya selesai bekerja JS tetap bermain bersama teman temannya, JS
bekerja sepulang sekolah, ia bekerja sesudah ganti baju juga makan siang. Dari menggiling bumbu JS mendapatkan Rp.50.000 per minggunya.gaji tersebut sebagian
diberikannya kepada ibunya sebagian lagi ia pakai untuk ditabung dan juga untuk jajan. Berikut penuturannya :
“Aku kerja giling bumbu di samping bang, aku yang mau, buat bantu bantu mamak, itupun Cuma bentar aja kalo udah siap aku giling bumbu baru aku
pergi main main sama kawan kawanku”.JS,13 tahun Rumah yang ibu Demi dan keluarganya tempati merupakan milik pribadi,
rumah permanen dengan lantai yang sudah di keramik, juga dinding yang terbuat dari batu bata dan atap terbuat dari genteng. Pengeluaran yang ia keluarkan untuk
rumah ialah untuk biaya listrik dan air yang tidak pasti berapa tagihan perbulannya. . Dikarenakan pemerintah kota medan berencana menertibkan bangunan di pinggir rel
mereka merasa khawatir bila rumah mereka terkena penggusuran atau penertiban ini mereka masih belum memiliki rencana apapun dan tabungan bilamana nantinya
rumah mereka ikut terkena penertiban Ibu Demi dan keluarga juga sudah terdaftar dalam program jaminan kesehatan
nasional JAMKESMAS sehingga bila ada keluarga yang sakit sudah dapet jaminan perlindungan kesehatan, namun bila hanya sakit biasa seperti deman dan batuk ia
dan keluarga hanya mengonsumsi obat obatan yang bisa di beli di apotik atau warung warung. ibu demi tidak mempunyai tabungan khusus untuk biaya kesehatan.
keluarganya ia bersyukur mendapat jaminan kesehatan dari pemerintah. Ibu demi dan keluarga rata rata makan tiga kali sehari, Ia selalu menyiapkan
sarapan dan makanan untuk keluarganya dari pagi, ia dan keluarga selalu
Universitas Sumatera Utara
77
menyempatkan sarapan sebelum melakukan aktivitas. Ia kurang memahami tentang gizi, yang ia lakukan untuk memenuhi gizi keluarganya ialah sering memasakan
sayur untuk keluarga. untungnya anak anaknya suka makan sayur. namun keluarga ini jarang makan bersama karena aktivitas dan kesibukan yang berbeda beda. Mereka
jarang makan bersama sama pada saat pagi dan makan siang namun pada saat malam mereka sering makan bersama sambil menonton televisi dan juga ia menanyakan apa
saja aktivitas anak anaknya selama di luar. Ibu demi juga jarang membeli pakaian baru untuk keluarga nya, ia dan keluarga biasanya membeli baju baru pada saat natal
dan tahun baru, diluar itu sangat jarang mereka membeli pakaian. Anak anak ibu Demi RS dan JS juga sering membantu nya dirumah, terlebih
karena kedua anaknya perempuan jadi yang mengerjakan pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah, mencuci dan juga terkadang memasak anak anaknya yang
mengerjakan bergantian. Ibu Demi dan keluarganya jarang pergi berekreasi dikarenakan bila pergi berekreasi membutuhkan biaya. Terkadang ia dan anak anak
nya pergi berekreasi bersama kerabat kerabatnya. “Saya sama anak anak jarang pergi jalan jalan soalnya pasti butuh biaya,
minimal ongkos, lagian saya juga lebih sering kerja, kadang juga pergi jalan jalan
sama keluarga”. Ibu Demi sering mengunjungi keluarganya bila ada waktu juga pada hari hari
besar seperti natal dan tahun baru. Ia juga sering berkumpul dengan tetangga tetangganya bila ada waktu luang di sore hari. Ia juga sering mengikuti kegiatan
partangiangan di lingkungannya setiap sebulan sekali. Begitu juga anak anaknya yang sering bermain bersama teman teman di lingkungan nya. ia selalu menanamkan
nilai nilai penting kepada anaknya seperti harus bisa menjaga diri, tahu
Universitas Sumatera Utara
78
menempatkan diri dalam masyarakat, selalu bertindak sopan, jangan terlalu lama pulang kerumah dan juga rajin beribadah.
Ibu demi berpendapat bahwa pendidikan sangat penting untuk anak anaknya agar mereka pintar dan tahu membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan mana
yang tidak baik untuk dilakukan. Ia berharap kedepannya anak anaknya bisa melanjut ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi hingga perguruan tinggi dan juga
cepat mendapatkan pekerjaan. Menurut Ibu Demi orang tua tunggal harus lah bijak juga jangan lemah
karena beban yang di tanggung orang tua tunggal lebih berat dari orang tua utuh, seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal harus giat bekerja menggantikan peran
ayah di dalam keluarga juga tetap menjalankan peran dasarnya sebagai ibu, orang tua tunggal harus berjuang keras untuk keluarganya. Harus bisa membagi waktu dalam
menjalankan kedua peran tersebut guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
5.2.5 Informan Utama 5