Pendidikan analisis peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam memenuhi

104 Dapat disimpulkan bahwa keluarga dari para informan ini jarang pergi berlibur bersama, faktor yang paling mempengaruhinya ialah kurang nya pendapatan mereka agar bisa disisihkn untuk pergi berlibur juga kecenderungan anak mereka yang lebih suka pergi berlibur bersama teman temannya.

5.3.3 Pendidikan

Pendidikan bukan berarti hanya di sekolah saja keluarga juga merupakan dasar dari pendidikan dalam keluarga, Dictionary of Education menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk perilaku lainnya di dalam masyarakat dimana yang bersangkutan hidup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan hidupnya. Sementara itu, keluarga adalah kasatuan unit terkecil di dalam masyarakat. Jadi, pendidikan dalam keluarga adalah proses pembentukan mental dan tingkah laku seorang anak manusia secara berkesinambungan dalam unit terkecil di dalam masyarakat. Dalam hal pendidikan para orang tua menganggap pendidikan itu sangat penting semua dari ibu yang menjadi orang tua tunggal ini ingin anaknya bersekolah hingga perguruan tinggi, hal ini menunjukan kesadaran bagi para ibu ini akan pentingnya pendidikan, mereka berpendapat bahwa pendidikan yang akan membuka wawasan anak anaknya dalam berfikir dan berprilaku juga, meskipun mereka memiliki keterbatasan ekonomi namun mereka tetap menyekolahkan anak anaknya berikut tabel tingkat pendidikan anak dari para ibu yang menjadi orang tua tunggal. Universitas Sumatera Utara 105 Tabel 5.1 Komposisi tingkat pendidikan anak dari keluarga dengan ibu tunggal No Tingkat pendidikan Jumlah 1. SD 7 2. SMP 4 3. SMASMK 6 Jumlah 17 Sumber : wawancara 2016 Setiap ibu yang menjadi orang tua tunggal memiliki nilai nilai yang berbeda yang mereka berikan kepada anak anaknya misalnya saja informan 1 ia menekankan kepada anaknya agar berteman dengan baik dengan siapapun dan memegang erat tali persaudaraan antar sesama, berikut penuturannya : “saya selalu bilang sama anak anak kalau dimanapun harus baik dalam berkawan, harus tetap menjaga persaudaraan ”Ramanyana, 49 tahun. Sedangkan informan 2 menekankan kapada anak anaknya agar sopan santun dalam bertindak dan memiliki tata krama, berikut penuturannya : “anak anak saya selalu saya nasehati agar sopan sama siapapun tau cara bertindak jangan sembarang an”Hotmaria, 40 tahun. Berbeda dengan informan 3 yang selalu menekankan pada anaknya agar memegang teguh nilai nilai agama agar tidak terpengaruh dari hal hal negatif, berikut penuturannya : “saya selalu bilang sama anak anak agar jadi anak yang beragama jangan mau ikut ikut yang bertentangan sama ajaran agama”Megawati, 40 tahun. Informan 4 sendiri menekankan kepada anaknya agar menjadi anak yang baik dan penurut, berikut penuturannya : Universitas Sumatera Utara 106 “saya ingin anak anak saya jadi anak yang baik, yang nurut apa kata orang tua nya, tidak sering melawan”Demi, 49 tahun. Begitu juga dengan informan 5 ia ingin anaknya menjadi penurut dan tidak melawan serta rajin belajar, berikut penuturannya : “maunya mereka jadi anak yang rajin, nurut sama orang tuanya juga rajin bel ajarnya”Esli, 41 tahun. Dan informan 6 menekan kan kepada anaknya agar tahu menempatkan diri di dalam pergaulannya dan juga jangan sampai merepotkan orang lain, berikut penuturannya : “saya selalu bilang sama anak anak saya supaya tahu diri, jangan sampai bikin susah orang lain, jadi anak yang mandiri”Darmauli, 44 tahun. Dari apa yang di katakan informan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun nilai nilai yang mereka tanamkan berbeda beda namun tujuan mereka ingin anaknya bertindak dengan baik di lingkungannya agar anak anaknya juga bisa bersosialisasi dan dapat di terima dengan baik oleh lingkungannya, hal ini ditunjukan oleh seringnya anak anak mereka bermain dengan teman teman di lingkungannya. Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ibu yang menjadi orang tua tunggal memiliki kondisi ekonomi yang sama, mereka bisa menggantikan peran ekonomi yang seharusnya merupakan peran suami dengan bekerja, tidak hanya itu saja mereka juga mencari berbagai cara agar mereka memiliki penghasilan guna memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, mereka memiliki usaha sampingan yang bisa membantu menambah penghasilan dari pekerjaan utama mereka masing masing, ada juga yang tidak memiliki pekerjaan sampingan namun ia mendapatkan bantuan dari keluarganya yang ada di medan ini, beberapa anak dari para informan ini juga membantu ibunya dengan bekerja sampingan guna menambah penghasilan untuk Universitas Sumatera Utara 107 keluarganya hal tersebut merupakan keinginan mereka pribadi tanpa paksaan, selain bekerja anak anaknya juga rajin mau membantu ibunya membereskan rumah sehingga ibunya bisa maksimal dalam bekerja guna mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Penghasilan yang dimiliki para ibu yang menjadi orang tua tunggal juga beragam namun masih masih kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan sosial ekonomi nya, penghasilan mereka hanya cukup bahkan dikatakan pas pasan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan juga papan. Untuk hal kesehatan masih belum bisa tercukupi oleh penghasilan mereka untung saja mereka mendapatkan bantuan jaminan kesehatan dari pemerintah hal sehingga dari aspek kesehatan masih bisa dipenuhi namun mereka kurang memahami tentang gizi dan kesehatan keluarga akibat kurangnya informasi dan pemahaman mereka tentang hal tersebut. Sedangkan untuk rekreasi penghasilan mereka tidak cukup untuk memenuhinya, hal ini ditunjukan dengan jarangnya mereka berliburberekreasi bersama keluarga dikarenakan tidak adanya penghasilan lebih untuk hal ini oleh sebab itu aspek rekreasi ini hanya sedikit saja terpenuhi bahkan hampir bisa dikatakan hampir tidak terpenuhi sepenuhnya. Ibu yang menjadi orang tua tunggal memiliki memiliki hubungan yang baik dengan tetangga atau orang orang di lingkungan sekitarnya hal ini di tunjukan juga dengan aktifnya mereka mengikuti kegiatan keagamaan seperti partangiangan baik itu yang diadakan oleh lingkungan maupun perkumpulan keluarga, begitu juga anak anaknya yang berhubungan baik dengan teman teman sebaya dilingkungannya hal ini juga di sampaikan oleh informan tambahan 1, berikut penuturannya : “ibu ibu yang menjadi orang tua tunggal di lingkungan ini memiliki hubungan yang baik dengan tetangga tetangganya mereka juga sering ikut Universitas Sumatera Utara 108 misalnya ada partangiangan dari lingkungan disini, anak anaknya pun sering main main sama kawan kawannya entah nanti main sepeda atau main bola”Sarmauli, 43 tahun. Melihat hal itu semua bisa dikatakan dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonominya para ibu yang menjadi orang tua tunggal masih baik mereka bisa menjalankan peran ganda seorang diri, meskipun hal itu dirasa mereka bukanlah hal yang mudah tapi mereka masih bisa menjalankannya hingga sekarang ini. Para informan berpendapat bahwa seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal harus bisa membagi waktu menjalankan peran tersebut, seperti yang dikatakan informan 3 “sebagai orang tua tunggal kita harus tau bagaimana menjalankan peran ibu dan juga menggantikan peran ayah, meskipun kita bekerja kita juga tidak melupakan peran kita juga sebagai ibu yang mengarahkan dan memeberikan pendidikan kepada anak anak”Megawati, 40 tahun. Dengan kata lain meskipun sulit menjalankan peran tersebut seorang diri namun harus tetap semangat dan juga tidak gampang menyerah seperti yang diungkapkan juga oleh informan 1 “jadi orang tua tunggal itu memang berat beda sama orang tua yang utuh tetapi meskipun berat kita tetap harus terus berjuang demi keluarga kita” Ramanyana, 49 tahun. menjadi orang tua tunggal memanglah berat maka oleh karena itu ibu yang menjadi orang tua tunggal harus terus berjuang demi keluarganya dan juga pintar membagi waktu agar perannya dalam keluarga bisa terjalankan dengan baik. Universitas Sumatera Utara 109

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap informan penelitian ditemukan fakta, bahwa yang dilakukan ibu yang menjadi orang tua tunggal di daerah pinggir rel gaperta kelurahan medan helvetia kecamatan kota medan kota medan dalam menjalankan perannya memenuhi kebutuhan sosial ekonomi nya ialah melalui beberapa aspek yaitu pekerjaan, penghasilan dan juga pendidikan. Pekerjaan, Para ibu yang menajadi orang tunggal kebanyakan bekerja di sektor informal seperti menjadi pembantu, berdagang atau berjualan baik itu berjualan jajanan, sayur, atau kacang dan juga bekerja di katering. Namun ada juga satu orang yang bekerja di sektor formal sebagai pegawai kontrak di dinas pertamanan kota medan. Mereka juga memiliki pekerjaan tambahan guna menambah penghasilan dari pekerjaan utama mereka, yaitu dengan mengumpulkan barang bekas, berjualan bumbu juga kacang. Penghasilan, dari pekerjaan mereka jalani penghasilan mereka masih belum terlalu cukup untuk memenuhi seluruh aspek sosial ekonomi, penghasilannya hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok saja seperti sandang, pangan dan papan, sedangkan untuk bidang kesehatan mereka masih belum tercukupi dari penghasilan mereka untung saja mereka mendapatkan bantuan jaminan kesehatan dari program pemerintah sehingga untuk jaminan kesehatan mereka sudah terpenuhi namun para ibu ini masih kurang pemahaman dan informasi tentang gizi juga kesehatan keluarga. untuk rekreasi penghasilan mereka masih belum mencukupi sehingga mereka sangat jarang berekreasi. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sosial ekonomi mereka Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

0 37 7

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

2 67 78

Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

14 94 75

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 10

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 2

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 10

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 1 27

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

1 1 3

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 1 8