64
5.2.2 Informan Utama 2
Nama :
Hotmaria br Nainggolan Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan Riwayat pendidikan
: SMP
Agama :
Kristen Protestan Suku
: Batak Toba
Alamat :
Jl. Perkutut Gg. Rel Ibu Hotmaria merupakan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal. saat
ingin melakukan wawancara kebetulan ibu Hotmaria sedang duduk duduk bersama tetangga tetangga lain di depan rumahnya, Ibu Hotmaria sudah 10 tahun menjadi
orang tua tunggal, ia menjadi orang tua tunggal karena bercerai dengan suaminya, ibu ini sedikit lebih emosional di banding dengan informan lainnya saat
diwawancarai, ia bercerai dengan suaminya karena suaminya sering meninggalkan mereka sekeluarga dan jarang memberi nafkah sebagaimana kewajiban suami pada
umumnya, suaminya juga sering melarangnya untuk beraktivitas, saat peneliti bertanya lebih lanjut tentang perceraiannya ibu hotmaria enggan menjawabnya.
Sejak menjadi orang tua tunggal merasa lebih bebas melakukan kegiatan sekarang dan lebih fokus sekarang kepada keluarganya. Ibu hotmaria memiliki 3 orang anak
yang menjadi tanggungan nya di keluarganya.anak yang pertama MT berumur 18 tahun bersekolah kelas 3 SMK, anak yang ke dua AT berumur 16 tahun bersekolah
kelas 2 SMK dan anak ke DT tiga berumur 12 tahun dan tidak bersekolah. DT memiliki kelainan, sejak kecil tidak bisa berjalan karena terkena penyakit step
kemudian lumpuh selama 3 tahun kemudian menjalani terapi dan sekarang sudah bisa berjalan namun tidak bisa menajalankan aktivitas nya seperti anak normal pada
Universitas Sumatera Utara
65
umumnya, DT pernah masuk Sekolah Luar Biasa SLB namun DT tidak mau dan memilih tinggal dirumah saja.
Ibu hotmaria bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah satu rumah di perumahan griya gaperta. Ia bekerja pukul 8.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB,
sebelum pergi bekerja ia selalu memasak makanan untuk anak anaknya, anak anaknya jarang sarapan mereka hanya minum teh sebelum pergi sekolah, kecuali DT
ia sering sarapan dirumah karena ia tidak sekolah. Ibu hotmaria terkadang sering pulang kerumah lebih cepat bila pekerjaannya sudah selesai, ia pulang kerumah
untuk makan siang, anak anaknya juga sering makan dirumah ketika pulang sekolah. Penghasilan
ibu hotmaria
menjadi Pembantu
Rumah Tangga
ialah Rp.1.000.000bulan nya, ia juga terkadang berjualan bumbu di pajak sei sikambing
namun pendapatan dari jualan bumbu tidak pasti terkadang dia pulang tanpa membawa uang dari hasil jualan bumbu. Berikut penuturannya :
“sebelum pergi kerja ibu masakkan makanan orang ini dulu buat sarapan sama makan siang soalnya ibu kan kadang siang juga masih disana tempat
bekerja kalo cepat siap kerjaan disana pulang kerumah, kadang ibu juga berjualan bumbu di sei sikambing Cuma ya gitulah kadang laku kadang
nggak ”.
Ia tidak bisa menyisihkan pendapatannya di karenakan pendapatannya yang pas pasan untuk membeli keperluan dan kebutuhan keluarga nya.
Rumah yang di tempati oleh ibu hotmaria dan keluarga merupakan rumah milik pribadi, rumah nya merupakan rumah semi permanen dengan pondasi dinding
berbahan campuran sudah di semen dan setengah lagi masih papan, lantainya juga sudah di plester namun belum di keramik, atapnya juga terbuat dari genteng. Namun
ia tetap bersyukur karena masih memiliki tempat bernaung untuk keluarganya. .
Universitas Sumatera Utara
66
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah pribadi yang mereka bangun di pinggir rel kereta api. Dikarenakan pemerintah kota medan berencana menertibkan
bangunan di pinggir rel mereka merasa khawatir bila rumah mereka terkena penggusuran atau penertiban ini mereka masih belum memiliki rencana apapun dan
tabungan bilamana nantinya rumah mereka ikut terkena penertiban. Ibu Hotmaria tidak memiliki tabungan khusus untuk kesehatan keluarganya
bila mana kelak keluarganya ada yang sakit. Untungnya Ia dan keluarganya sudah ikut dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS guna
melindungi keluarganya bila sakit. Bila sakitnya hanya sakit biasa seperti deman dan batuk ia hanya memberikan keluarganya obat obat yang bisa di beli di warung atau
apotik namun jika dirasa cukup parah maka ia membawa anaknya ke puskesmas. Ia merasa terbantu dengan adanya program ini, dikarenakan bila mana nanti ada yang
sakit di keluarganya pasti membutuhkan biaya yang besar, oleh karena itu ia merasa terbantu dengan adanya program ini. Anak anak nya juga sering membantu ibunya
dengan membersihkan rumah juga mencuci pakaian, mereka juga menyiapkan pakaian sekolahnya sendiri. Berikut penuturan salah satu anaknya saat peneliti
melakukan wawancara secara terpisah : “ia bang kami beres beres rumah soalnya mamak kan pigi kerja, kami juga
udah besar sudah bisa mengurus diri sendiri. Ganti gantian kadang aku yang nyapu , kadang aku yang nyuci ganti gantian sama adek”MT, 18 tahun.
Ibu hotmaria jarang berkumpul dengan tetangganya karena bekerja namun terkadang bila ada waktu senggang ia sempatkan ikut bercerita duduk duduk
bersama tetangganya hubungannya dengan tetangga di sekitarnya juga bagus, ia juga rutin mengikuti kegiatan partangiangan ibadah baik itu dari gereja dan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
67
Anak anaknya juga sering berkumpul dan bermain dengan teman temannya di sekitar lingkungan rumahnya.
Ia tidak banyak merasakan perbedaan saat sebelum dan sesudah menjadi orang tua tunggal karena suaminya dulu jarang memberikan nafkah untuk
keluarganya. Ia juga mengumpulkan barang bekas jika ada waktu senggang untuk menambah sedikit sedikit penghasilan nya. namun penghasilannya dirasa tidak
cukup untuk mengimbangi pengeluaran keluarganya diantaranya untuk bayar listrik, air, jajan anaknya, uang makan mereka, juga kebutuhan kebutuhan lainnya.ibu
hotmaria tidak banyak mengetahui mengenai gizi, ia tidak pernah mendapatkan sosialisasiinfo soal gizi, ia hanya mengetahui sedikit mengenai gizi. Ia tidak
memberikan anaknya multivitamin namun ia sering memasak sayur untuk anak anaknya dan anak anaknya suka makan sayur. Ia dan keluarga juga jarang makan
daging, jarang ada kegiatan bersama antara ibu ini dengan anak anaknya di karenakan ibu hotmaria bekerja dan jarang punya waktu penuh dirumah, biasanya ia
dan keluarga nya memiliki waktu bersama pada malam hari pada malam hari terkadang mereka makan bersama juga, ibu hotmaria juga jarang berekreasi bersama
keluarganya setidaknya satu tahun sekali. bila ada waktu kosong biasanya ibu hotmaria
menghabiskannya menonton
tv dengan
anak anaknya.berikut
penuturannya: “saya kurang mengetahui soal gizi karena tidak pernah dapat informasi
paling saya sering masak sayur buat mereka kebetulan mereka suka makan sayur. Saat malam kadang saya makan dan nonton tv bersama dengan anak
anak soalnya kan pagi sampai sore kerja jadi Cuma malam lah ada waktu”. Bila anaknya melakukan kesalahan atau tidak menurut ia sering memarahi dan
menasehatinya namun bila anak nya tetap bandel ia kadang memukulnya atau
Universitas Sumatera Utara
68
mencubitnya agar si anak tidak mengulangi kesalahan nya lagi. Berikut penuturannya :
“ia dek kalo orang ini suka kali buat mamaknya marah, yang kadang malas disuruhlah, kadang pergi pergi tapi belum beres kerjaan dirumah kadang
kalau mereka sudah kelewatan saya pukulcubit agar tidak mengulangi kesalahannya lagi”
Di saat melakukan wawancara terpisah anak nya pun juga berkata demikian bila mereka melakukan kesalahan ibunya sering memarahi mereka kadang bila mereka
kelewatan suka dicubit sama ibunya namun mereka sadar itu juga untuk kebaikan mereka juga nantinya. Berikut penuturannya :
“mamak sering kali merepetmarah kalau kami malas disuruh juga kalau bandel, kadang maupun sampai di cubit, tapi kami tahu kok bang itu juga karena
mamak sayang sama kami, memang kaminya aja yang bandal”MT,18 tahun. Ibu hotmaria juga sering kali menekankan pada anaknya agar mereka bisa
menjaga diri masing masing dari bahaya pergaulan, tahu menempatkan diri dalam berteman, Dan yang paling penting bagus bagus dalam bersekolah. Ia berpendapat
kalau pendidikan untuk anak sangatlah penting ia berharap kelak anak anaknya bisa sampai ke bangku kuliah. Dan menjadi orang yang lebih dari orang tuanya. Saat
peneliti bertanya tentang apa yang ibu Hotmaria untuk pendidikan anak anaknya ia mengatakan bahwa ia memang tidak memiliki tabungan yang pasti untuk anak
anaknya namun ia pasti akan bekerja semaksimal mungkin berjuang agar anak anaknya bisa melanjutkan pendidikannya.
Hal yang paling dirasakannya saat menjadi orang tua tunggal ialah kesulitan menjalankan peran sebagai ayah dan juga sekaligus menjadi ibu, ia menggantikan
peran ayah dengan mencari nafkah pada pagi hingga siang hari juga melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
69
peran sebagai ibu pada malam hari. Menurutnya hal yang dilakukan sebagai orang tua tunggal ialah harus menabung untuk keperluan dan biaya sekolah anak dan tetap
optimis menjalankan dua peran sekaligus karena menurutnya hal tersebut sangatlah sulit untuk dilakukan.
5.2.3 Informan Utama 3