78
menempatkan diri dalam masyarakat, selalu bertindak sopan, jangan terlalu lama pulang kerumah dan juga rajin beribadah.
Ibu demi berpendapat bahwa pendidikan sangat penting untuk anak anaknya agar mereka pintar dan tahu membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan mana
yang tidak baik untuk dilakukan. Ia berharap kedepannya anak anaknya bisa melanjut ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi hingga perguruan tinggi dan juga
cepat mendapatkan pekerjaan. Menurut Ibu Demi orang tua tunggal harus lah bijak juga jangan lemah
karena beban yang di tanggung orang tua tunggal lebih berat dari orang tua utuh, seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal harus giat bekerja menggantikan peran
ayah di dalam keluarga juga tetap menjalankan peran dasarnya sebagai ibu, orang tua tunggal harus berjuang keras untuk keluarganya. Harus bisa membagi waktu dalam
menjalankan kedua peran tersebut guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
5.2.5 Informan Utama 5
Nama :
Esli Deswita Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan Riwayat pendidikan
: SMK
Agama :
Kristen Protestan Suku
: Batak Toba
Alamat :
Jl. Asrama gg. Rel Ibu Esli adalah seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal. Ia sudah menjadi
orang tua tunggal selama 6 tahun. Ia menjadi orang tua tunggal dikarenakan suaminya meninggal dunia, hal berbeda yang ia rasakan sebelum dan sesudah
Universitas Sumatera Utara
79
menjadi orang tua tunggal ialah dulu suaminya yang bekerja mencari nafkah utama untuk keluarganya sekarang ia yang harus mencari nafkah untuk keluarganya.ia juga
kehilangan tempat untuk berbagi dan bercerita tentang masalah yang ia hadapi. Berikut penuturannya :
“sudah 6 tahun ibu jadi orang tua tunggal semenjak abangsuami meninggal, dulu dia yang mencari nafkah sekarang aku yang harus mencari nafkah
untuk keluarga, dulu juga kalau ada masalah aku cerita ke abang sekarang tidak ada lagi”.
Ibu Demi memiliki dua orang anak yang menjadi tanggungan dalam keluarganya. Kedua anaknya masih bersekolah. Anak yang pertama ia lah laki laki
berumur 13 tahun bernama JM, JM sekarang kelas 1 SMP dengan uang sekolah Rp.120.000 tiap bulannya. Sedangkan anaknya yang ke dua ialah anak perempuan
berumur 11 tahun bernama FO, FO sekarang duduk di kelas 5 SD, FO tidak membayar uang sekolah karena ia mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa
dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sehingga ia tidak perlu membayar uang sekolah lagi. Meskipun begitu ibu esli tetap mengeluarkan biaya untuk membeli
peralatan dan perlengkapan sekolah kedua anaknya.berikut penuturannya : “anak saya yang pertama masih kelas 1 SMP, dia smp di swasta jadi bayar,
kalo adiknya masih kelas 5 SD, dia tidak bayar uang sekolah karena SD negeri jadi dapat bantuan dana BOS”
Ibu esli merasa sangat terbantu dengan adanya program dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dari pemerintah ini karena meskipun tidak kedua anaknya
mendapatkan bantuan ini setidaknya hal ini sudah membantu meringankannya untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak anaknya. anak anak nya juga tidak ada
mengikuti kegiatan lain diluar sekolah seperti les atau kelompok belajar.
Universitas Sumatera Utara
80
Kedua anak nya juga sering membantu dirinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah biasanya anak anaknya membagi tugas sang adik bertugas menyapu rumah
sedangkan abangnya bertugas mencuci piring,mereka melakukannya karena ingin membantu ibunya karena mereka sadar akan kondisi yang ibunya hadapi sehingga
mereka ingin membantu ibunya dalam hal membersihkan rumah. Berikut penutuhan anaknya saat peneliti melakukan wawancara secara terpisah :
“aku sama adek sering juga bantu mamak bang biasanya aku yang cuci piring adek yang nyapu biasanya kami kerjakan kalau siap makan sama sama,
kasian mamak udah capek kerja”JM, 13tahun. meskipun hanya sedikit ibu esli senang karena anak anaknya mau membantunya
membersihkan rumah. Ibu esli bekerja di dinas pertamanan kota medan dengan gaji Rp. 1.500.000
per bulannya. Ia merasa gajinya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya juga pengeluaran mereka perbulannya antara lain untuk
ongkos bepergian untuk nya dan anak anaknya karena keluarganya tidak memiliki kendaraan pribadi. Juga untuk membayar uang sekolah anaknya yang pertama dan
untuk uang jajan anak anaknya.ibu ini tidak memiliki pekerjaan sampingan juga keterampilan lain yang bisa menunjang perekonomian keluarganya. Dari pendapatan
itu bila ada pengahasilan lebih ia juga tabung sebagian untuk keperluan anaknya di masa akan datang khusus nya untuk pendidikan anak-anaknya. Ibu esli dan
keluarganya terdaftar dan mengikuti program BPJS sehingga keluarga nya sudah mendapatkan jaminan kesehatan bila sakit, namun bila hanya sakit biasa seperti flu
dan deman mereka hanya mengonsumsi obat-obat biasa yang bisa dibeli di apotik atau warung warung, tidak perlu sampai ke rumah sakit. Ia sendiri merasa terbantu
dengan program BPJS ini sendiri karena ia tidak memiliki tabungan khusus untuk
Universitas Sumatera Utara
81
kesehatan keluarganya dalam keadaan mendadak. Selain mendapat bantuan dana BOS juga BPJS ibu esli jugamendapatkan bantuan berupa beras dari pemerintah
melalui Program Beras untuk Rakyat Miskin RASKIN hal ini juga membantu nya menghemat pengeluaran untuk membeli beras.
Rumah yang di tempati ibu esli dan keluarganya merupakan rumah miliknya pribadi. Rumah ibu esli dan keluarga nya merupakan rumah permanen dengan
dinding yang terbuat dari batu bata, atap yang terbuat dari genteng dan juga lantai yang sudah di keramik.namun dikarenakan berada di daerah pinggir rel dan ia tidak
tahu apakah rumahnya akan di terkena penggusuran dikarenakan program pemerintah kota medan untuk penertiban kawasan pinggir rel kereta api,ibu esli
berharap rumahnya tidak terkena penggusuran tersebut.ia masih belum memeiliki rancana apapun kedepannya bila nanti tiba tiba rumahnya terkena penggusuran
tersebut, ia juga masih belum memiliki tabungan khusus untuk mengantisipasi kejadian tersebut namun ia berencana ingin mulai menabung untuk kedepannya.
Ibu esli dan keluarga tidak terlalu sering membeli pakaian untuknya dan anak anaknya, ia tidak bisa memastikan seberapa sering karena ia juga tidak memiliki
tabungan khusus untuk membeli pakaian namun biasanya mereka membeli pakaian pada saat natal dan tahun baru, terkadang juga bila ada rejeki berlebih ia juga
membeli pakaian untuknya dan keluarganya diluar saat natal dan tahun baru. Berikut penuturannya :
“saya jarang beli pakaian untuk anak anak tidak pasti seberapa sering saya beli, namun biasanya saat natal dan tahun baru saya belikan mereka pakaian, kalo
diluar itu ya kalo ada rejeki lah ka dang saya belanjakan juga”.
Universitas Sumatera Utara
82
Ia dan keluarganya tidak terlalu sering pergi berekreasi dengan keluarganya bisa dikatakan dalam setahun ia dan keluarga paling tidak hanya satu atau dua kali pergi
berekreasi dikarenakan keterbatasan dana dan waktu. Ibu Esli masih kurang memahami soal gizi, ia hanya mengetahui tentang gizi
hanya sekedar saja dari tetangga dan saudara saudaranya.ia dan keluarga jarang makan bersama dikarenakan kesibukan nya, setiap pagi ia menyiapkan pakaian
anaknya untuk sekolah kemudian ia masak untuk sarapan anak anaknya dan juga masak untuk makan siang, setelah anak anaknya sarapan dan berangkat ke sekolah
barulah ia sarapan. ia dan keluarga makan tiga kali sehari namun dikarenakan ia pergi kerja pagi hari dan pulang sore hari maka ia jarang makan siang bersama anak
anaknya, anak anak ibu esli juga sering makan sayur.pada saat makan malam ia selalu makan bersama anak anaknya sambil menonton televisi sambil mengobrol
dengan anaknya juga menanyakan apa saja aktivitas yang mereka lakukan. Setelah makan malam ia membantu dan menemani anak anak nya mengerjakan tugas mereka
yang di berikan dari sekolah. menurut ibu esli pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan lah yang akan membentuk pola pikir sikap dan
perilaku mereka, ia juga sering menanamkan nilai nilai penting pada anaknya seperti harus rajin belajar juga rajin beribadah dan tahu menempatkan diri di masyarakat. Ia
berharap kelak anaknya bisa bersekolah hingga sampai perguruan tinggi kuliah. ia pun sudah menyisihkan penghasilannya untuk pendidikan anaknya kelak. Berikut
penuturannya : “pendidikan itu penting sekali untuk anak anak saya, kalau bisa anak saya
bisa sampai kuliah, karena saya mau anak saya harus punya pendidikan yang lebih dari ibunya”.
Universitas Sumatera Utara
83
Ibu Esli juga sering berinteraksi dengan tetangganya, setiap sore ia terkadang sering mengobrol dengan tetangga tetangganya, ia juga sering berkunjung kerumah
keluarganya karena ia juga memiliki keluarga di medan, ia juga sering ikut acara partangianganibadah baik itu dari gereja dan dari keluarga yang biasanya diadakan
sebulan sekali. Anak anaknya juga sering bermain bersama teman teman di lingkungannya, anaknya yang paling besar sering bermain sepeda dengan teman
temannya sedangkan anaknya yang kecil bermain boneka bersama teman temannya. biasanya anak anaknya pergi bermain setelah makan dan membersihkan rumah juga
mencuci piring setelah selesai barulah mereka bermain. Ibu esli mengatakan bahwa menjadi orang tua tunggal bukanlah hal yang
mudah, hal ini sangat jauh berbeda dengan menjadi orang tua pada umumnya, karena saat menjadi ibu yang menjadi orang tua tunggal mau tidak mau, suka tidak suka
seorang ibu harus bisa mengatur waktu juga tenaganya dikarenakan ia menggantikan peran atau tugas dari suami menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga nya ia
harus bekerja guna memenuhi kebutuhan anak anaknya dan juga dirinya dan ia juga harus memberikan pendidikan dasar diluar sekolah kepada anaknya menanamkan
nilai nilai yang penting bagi anak anaknya agar kelak anak anaknya menjadi anak anak yang bisa baik dalam berpikir dan berperilaku hal ini merupakan tugas atau
peran seorang ibu dengan kata lain seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal harus berperan ganda dia harus bisa menjalankan perannya sebagai ibu dan juga
menjalankan juga menggantikan peran seorang ayah untuk keluarganya. Ibu yang menjadi orang tua tunggal harus berjuang lebih keras untuk keluarga dibandingkan
dengan keluarga yang memiliki orang tua utuh.
Universitas Sumatera Utara
84
5.2.6 Informan Utama 6