Narkotika Golongan II Minat Usia Pendidikan

a. Tubuh gemetar, sakit kepala, dan mual. b. Kemampuan tubuh untuk menangkal infeksi menurun, dan berat badan menurun karena selera makan berkurang, ketergantungan. c. Paranoid perasaan seolah–olah dianiaya atau memliki kekuasaan Menurut Martono 2006 Pengaruh kokain pada sistem tubuh manusia adalah : a Pada sistem syaraf dapat merangsang fungsi otak, dan dapat menyebabkan amnesia, sakit jiwa, dan kerusakan tetap pada otak dan sistem syaraf. b Pada sistem pernafasan, dapat menyebabkan pernafasan terganggu, berhenti, dan dapat menyebabkan batuk. c Pada sistim jantung dan pembuluh darah, dapat mengakibatkan jantung berdebar–debar, kerja jantung meningkat dan lebih cepat, sehingga dapat terjadi serangan jantung dan kematian. d Pada sistim reproduksi, dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus, bayi lahir prematur, dan bayi lahir mati. Bayi yang dilahirkan menjadi ketergantungan terhadap kokain dan menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh setelah anak bersekolah, ia sulit belajar dan ada gangguan perilaku.

b. Narkotika Golongan II

Menurut Martono 2006narkotika golongan II adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol.

c. Narkotika golongan III

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: codein dan turunannya. Di dunia kadokteran kodein banyak digunakan untuk mengobati Universitas Sumatera Utara batuk antitusif dan penghilang rasa sakit analgesik, walaupun zat ini cukup populer, tetapi mempunyai sifat–sifat yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan, oleh karena itu penggunaan kodein harus diawasi. 2. Psikotropika Menurut Martono 2006 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa. Adapun jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan : a. Golongan I Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul, sabu-sabu berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin. b. Golongan II Psikotropika berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan contoh: amfetamin dan metilfenidat atau ritalin. c. Golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan contoh: pentobarbital dan flunitrazepam. Universitas Sumatera Utara d. Golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam. Menurut Martono 2006 psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain : a. Ekstasy Ekstasy dikemas dalam bentuk tablet dan ada juga yang berbentuk kapsul. Penggunaanya dilakukan dengan cara menelan. Efeknya terhadap tubuh adalah, berkeringat, mulut kering, rasa haus meningkat, rahang kaku, tekanan darah meningkat, detak jantung cepat, dan suhu tubuh meningkat, mata berair, kelebihan tenaga, dan kehilangan nafsu makan. Efek psikologinya adalah, pengguna merasa santai, gembira, hangat, bertenaga, dan menggambarkan perasaan saling mengerti diantara mereka. Setelah mencapai puncak 2-4 jam pemakai akan mengalami depresi dan kelesuan pada otak. b. Shabu-shabu Shabu-shabu adalah jenis psikotropika yang mengandung methyl amphethanin berbentuk kristal putih. Penggunaanya dengan cara dibakar dengan menggunakan alumunium foil dan aspnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang khusus. Gejala yang dialami pengguna shabu- shabu adalah badan terasa lebih kuat dan energik, rasa percaya diri meningkat, berkeringat secara berlebihan, nafsu makan berkurang akibatnya badan menjadi kurus, susah tidur tekanan darahnya meningkat, dan mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Pengaruh segera setelah pemakaian shabu–shabu adalah menyebabkan perasaan gembira, mudah tersinggung, dan cemas, meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan, selera makan berkurang, mulut kering, berkeringat, dan bicara cepat, sakit kepala, penglihatan buram, dan pusing, pupilmelebar. Pengaruh jangka panjang pemakaian sabu-sabu adalah gelisah, mudah curiga paranoid, dorongan untuk melakukan bunuh diri, kurang gizi, halusinasi penglihatan atau pendengaran semu, agresif, dapat melakukan tindakan kekerasan, hilanganakal sehat dan ketergantungan dan gejala putus zat menjadi murung dan letih. Adapun pengaruh pada sistem tubuh manusia adalah: a. Pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak, sehingga terjadi stroke. b. Pada sistem jantung dan pembuluh darah, dapat menyebabkan nyeri dada, dan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. c. Pada sistem pernafasan, dapat menyebabkan tertekannya sistem pernafasan sehingga kesadaran menghilang, dan meninggal. d. Pada sistim reproduksi, dapat meningkatkan resiko bayi lahir prematur, cacat, mati dalam kandungan, atau meninggal setelah lahir. 3. Zat adiktif lainnya Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan adiksi, yakni keinginan untuk menggunakan kembali secara terus-menerus. Dan jenis zat adiktif yang paling sering disalahgunakan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Alkohol ethanyl atau ethyl alcohol hasil fermentasiperagian karbohidrat seperti sari buah anggur, nira, madu, gula, sari buah anggur dan umbi- umbian. Dari proses fermentasi diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15, dengan proses penyulingan di pabrik dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100. Alkohol sering disebut dengan booze atau drink.Alkohol juga merupakan suatu zat yang apabila dikonsumsi akan menyebabkan ketergantungan, dan apabila dikonsumsi dalam jumlah besar akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan fisik, gejala pengguna alkohol ditandai dengan wajah merah, gangguan koordinasi motorik, jalan tidak stabil, bicara tidak jelas, perubahan alam perasaan, mudah tersinggung, gangguan dalam memusatkan pikiran dan perhatian. Gejala putus alkohol mual muntah, rasa letih, lemah, berkeringat, jantung berdebar lebih cepat, tekanan darah meningkat, depresi. b. Inhalen Zat-zat yang dihirup melalui hidung: hidrokarbon alifatis yang terdapat di lem kambing, pelumas bensin, aerosol, semir sepatu, halogen hidrokarbon yang terdapat dalam minyak pelumas, freon, pendingin AC, lemari es, nitrat alifatis yang terdapat dalam pengharum ruangan, keton, ester, glytol. Selain itu yang termasuk inhalan gas, zat pelarut yang mudah menguap, inhalen banyak digunakan pada anak muda dikarenakan inhalen mudah didapat, mudah digunakan tanpa menggunakan alat. Inhalen umumnya terdapa dalam berbagai produk untuk keperluan rumah tangga, kantor maupun pabrik. Efek penggunaan inhalen menyebabkan gangguan koordinasi motorik seperti jalan sempoyongan, nyeri otot Universitas Sumatera Utara dan sendi, selain itu dapat menyebabkan nyeri dada, kematian secara mendadak karena hambatan pada sistem pernafasan akibat kelebihan dosis. c. Rokok Benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di dalam rokok terdapat racun berbahaya seperti: nikotin, karbon monoksida, karbondioksida, arsenik, zat air belerang, berbagai amonial, didalam rokok juga mengandung dua puluh racun mematikan dengan 4000 macam zat kimia, beberapa zat kimia didalam rokok diantaranya adalah zat karsinogenik atau penyebab kanker ganas dan sisahnya adalah racun tikus, hydrogen sianida, bahan bakar roket metanol, bahan bakar korek api butan, racun serangga arsen, racun kenalpot karbon monoksida, pembersih kulit thylamin. 2.2.3.Dampak Penyalahgunaan Narkoba Menurut Makoro 2003 dalam Fitri 2014 bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba dapat bersifat bahaya pribadi bagi pemakainya dan dapat pula berupa bahaya sosial terhadap masyarakat atau lingkungan. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada keadaan fisik, psikis maupun keadaan sosial seseorang, adapun bahaya tersebut yaitu: 1. Secara fisik: a. Gangguan pada system syaraf neurologis seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah kardiovaskuler seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. c. Gangguan pada kulit dermatologi seperti : penanahan abses, alergi. Universitas Sumatera Utara d. Gangguan pada paru-paru pulmoner seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru. e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur. f. Akan berakibat fatal apabila terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. over dosis dapat menyebabkan kematian. g. Dampak kesehatan reproduksi pada remaja laki-laki dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hormon testosteron, penurunan dorongan seks, disfungsi ereksi, hambatan ejakulasi, pengecilan ukuran penis dan gangguan sperma. h. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan terjadi penurunan dorongan seks, gangguan pada hormon estrogen dan progesteron, kegagalan orgasme, hambatan menstruasi, pengecilan payudara, gangguan sel telur, serta pada wanita hamil dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga bayi yang dilahirkan juga dapat kekurangan gizi, berat badan bayi rendah, bayi cacat serta dapat menyebabkan bayi keguguran. i. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya. 2. Secara Psikis: a. Lamban saatkerja, ceroboh pada saat kerja, sering gelisah. b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga terhadap orang lain. Universitas Sumatera Utara c. Emosional, dapat melakukan hal–hal negatif diluar dugaan. d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 3. Secara Sosial: a. Gangguan mental sakit jiwa, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan. b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga. c. Pendidikan terganggu masa depan suram. 2.2.4.Faktor-faktor Penyebab Penggunaan Narkoba Menurut pendapat Afiatin 2008 secara garis besar terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja, faktor pertama adalah narkoba itu sendirikarena penggunaannya dapat menyebabkan sensasi tertentu, sehingga pengguna tertarik untuk mencari dan menikmati sensasi-sensasi baru tersebut, faktor kedua adalah faktor individual yang meliputi perkembangan fisik dan mental yang labil pada remaja, kegagalan dalam meraih cita-cita, kegagalan dalam halpercintaan, kegagalan dalam meraih prestasi, kegagalan dalam meraih jabatan dan lain-lain, dan faktor yang ketiga adalah faktor lingkungan, dalam hal ini faktor linkungan menjadi faktor penting dalam memengaruhi tindakan penyalahgunaan narkoba oleh remaja. Lingkungan yang paling dekat dengan remaja adalah keluarga dan kelompok teman sebaya. Faktor resiko dalam keluarga dapat menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba, antara lain sifat meniru dari orangtua atau saudara yang pernah menggunakan narkoba, kurangnya pehatian orangtua terhadap anak-anaknya, penerapan hukuman terhadap anak yang terlalu sering dan sifat orangtua yang otoriter dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan anak mengunakan narkoba. Selain faktor keluarga, faktor lingkungan lainnya adalah teman sebaya, dimana teman sebaya merupakan faktor resiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja. Sedangkan menurut Partodiharjo 2008 menjelaskan bahwa faktor penyebab remaja memakai narkoba dapat dibedakan menjadi tiga kelompok juga yaitu: faktor yang pertama adalah faktor internal yakni rasa ingin tau, rasa setia kawan, rasa kecewa, frustasi dan kesal, faktor yang kedua adalah faktor keluarga yang tidak harmonis dimana anak merasa kurang dihargai, kurang mendapat kepercayaan dan selalu dianggap salah, sehingga anak merasa kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarga, dan faktor yang ketiga adalah karena pengaruh orang lain seperti dipaksa oleh teman atau seseorang yang mengancam akan mencelakainya. 2.2.5.Upaya Penanggulangan Narkoba Ada lima bentuk penanggulangan masalah narkoba menurut Partodiharjo 2008 yang dikutip oleh Kumala 2012 yaitu : 1. Promotif Pembinaan Ditujukan kepada masyarakat yang belum mengunakan narkoba, prinsipnya adalah meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba dengan pelaku program adalah lembaga kemasyarakatan yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah. 2. Preventif Program Pencegahan Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk Universitas Sumatera Utara mengunakannya. Selain dilakukan oleh pemerintah, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh lembaga profesional seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat. Bentuk kegiatan preventif yang dilakukan bisa berupa kampanye anti penyalahgunaan narkoba dengan memberikan informasi satu arah tanpa tanya jawab, hanya memberikan garis besarnya, pemberian informasi dapat disampaikan oleh toma tokoh masyarakat, ulama, seniman, pejabat bukan tenaga profesional. pemberian informasi juga dapat dilakukan dengan mengunakan poster, brosur atau baliho. Dengan misi melawan penyalahgunaan narkoba tanpa penjelasan yang mendalam atau ilmiah tentang narkoba juga dapat dilakukan dengan cara: a Penyuluhan tentang seluk beluk narkoba. b Pendidikan dan penyuluhan terhadap kelompok sebaya. c Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi narkoba di masyarakat. 3. Kuratif Pengobatan Ditujukan kepada para penguna narkoba, tujuannya adalah untuk mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit, sebagai akibat dari pemakai narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. Tidak sembarangan orang boleh mengobati narkoba,pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang mempelajari narkoba secara khusus. Bentuk kegiatan kuratif yaitu: a. Penghentian pemakaian narkoba. b. Penggobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian narkoba. Universitas Sumatera Utara c. Penggobatan terhadap organ tubuh akibat penggunaan narkoba. 4. Rehabilitatif Upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalanin program kuratif. Tujuanya agar orang tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakai narkoba, Pemakai narkoba dapat mengalami gejala seperti: a Kerusakan fisik syaraf, otak, darah, jantung, paru-paru, ginjal, hati dan lain-lain. b Kerusakan mental, perubahan karakter ke arah negatif. c Penyakit-penyakit ikutan. 5. Represif Program penindakan terhadap produsen, bandar, pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum. Program ini merupakan program instasi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba.

2.2.6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

Menurut Atum 2006 pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah: 1. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dirumah keluarga Pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan dirumah keluarga berpusat pada orang tua, dimana orang tua harus menjalin dan membangun komunikasi yang baik pada anak, menyediakan waktu untuk mendiskusikan hal– hal yang sensitif dan meyakinkan anak agar merasa nyaman mengungkapkan masalahnya, menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi yang baik atas Universitas Sumatera Utara maslahnya, untuk dapat mencegah hal–hal yang tidak di inginkan, sampaikan pesan dengan jelas tentang hal–hal yang merugikan bagi dirinya seperti memberi pengetahuan atau penjelasan tentang bahaya penyalahgunaan obat–obatan, memberi contoh yang baik untuk anak dengan tidak menyalahgunakan obat– obatan, orang tua juga harus mengawasi kegiatan anak dan membimbing anak dalam hal mencari teman atau bergaul sebaiknya dengan teman yang baik agar tidak menjerumuskan dirinya dalam hal–hal yang merugikan atau merusah perilakunya. 2. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah Menurut Atum 2006 berdasarkan hasil riset, jaringan peredaran narkoba memiliki sistem yang sangat rapi, dan sulit diberantas, sebagai contoh sebagai target utama pengedaran nerkoba di sekolah biasanya adalah remaja atau siswai yang pintar, pandai bergaul, dan disenangi teman–temannya, tempat transaksi yang biasa digunakan adalah warung–warung kecil disekitar sekolah, tempat arkir, dan lain–lain. Oleh karena itu peredaran narkoba disekolah harus diberantas salah satunya dengan cara memberikan pendidikan tentang pemahaman bahaya narkoba pada siswai atau dengan cara melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba disekolah seperti melaksanakan penyuluhan bagi siswai di sekolah dengan memberikan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba atau dengan melaksanakan seminar dan Workshop penanggulangan permasalahan narkoba berbasis sekolah. Universitas Sumatera Utara 2.3. Konsep Pengetahuan 2.3.1.Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2010. Penelitian Rogers 1974 dalam Notoatmodjo 2010 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: Awareness kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek, Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul, Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo 2010 yaitu: a. Tahu know Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang Universitas Sumatera Utara spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Seseorang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Menerapkan application Menerapkan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnyanyata. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasinyata. d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkanmenguraikan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen atau bagian–bagian kecil, tetapi masih dalam suatu struktur objek tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ukuran kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara e. Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi yang ada. Ukuran kemampuan adalah seseorang dapat menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan menyesuaikan rumusan yang telah ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010 pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Faktor internal:

a. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecendrungan atau kegiatan yang tinggi terhadap sesuatu, dengan adanya pengetahuan yang tinggi dengan didukung minat yang cukup bagi seseorang sangatlah mungkin orang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan. b. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan, atau sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dimana pengetahuan dapat diperoleh dari Universitas Sumatera Utara pengalaman sendiri maupun pengalaman dari orang lain. Pengalaman yang sudah di peroleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

c. Usia

Semakin bertmbahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang telah diperolehnya, tetapi pada usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan untuk menerima atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. d. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 2. Faktor Eksternal:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada seseorang untuk menuju kedewasaan. Pendidikan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah. b. Ekonomi Dalam memenuhi kebutuhan primer atau sekunder, keluarga dengan status ekonomi lebih baik lebih tercukupi dibandingkan dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini juga akan mempengaruhi kebutuhan informasi yang didapat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Universitas Sumatera Utara

c. Informasi