sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan BNN, 2009. Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan yaitu:
a. Narkotika Golongan I
Menurut Hawari 2012 narkotika golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
didunakan dalam terapi merupakan jenis narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantunggan dan jenis narkotika yang
paling sering disalahgunakan adalah sebagai berikut : 1. Ganja
Nama lain dari ganja adalah mariyuana, cannabis, hashis, gelek dan sebagianya. Mariyuana adalah suatu bahan berbentuk bubuk powder kering
berwarna putih kehijauan dan abu-abu yang dari ekstrak bunga dan daun tanaman cannabis sativa. Bahan kimia aktif dalam mariyuana adalah delta-9-
tetrahydrocanabinol THC yang dapat memengaruhi suasana hati manusia dan memengaruhi cara orang tersebut melihat dan mendengar hal-hal disekitarnya dan
akan merangsang reaksi sel saraf sehingga menyebabkan penderita berkeinginan untuk menggunakan obat tersebut secara terus menerus. Penggunaana dilakukan
dengan cara menghisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat dihisap dengan menggunakan pipa rokok.
Penggunaan ganja dosis rendah hanya berpengaruh pada rasa nyaman, euphoria merasa santai, tetapi gejala ini sulit dideteksi. Pada dosis yang lebih
besar selain menyebabkan euforia, juga menghilangkan stress berat dan rasa sakit,
Universitas Sumatera Utara
nafsu makan bertambah, dan efeknya dapat menybabkan kerusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut
nadi,keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk. Pengguna ganja akan mengalami gejala psikologik yaitu euforia, halusinasi, merasa dirinya hebat,
merasa waktu berlalu dengan lambat, bersikap acuh tak acuh, masa bodoh tidak peduli terhadap fungsi mahluk sosialnya apatis dan berperilaku maladaptif yaitu
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya secara wajar Hawari, 2012.
2. HeroinPutau Heroin adalah salah stu diantara narkotika yang paling banyak disalahgunakan
para penagih di Indonesia akhir-akhir ini dan sangat adiktif. Heroin bertindak memengaruhi otak sehingga menghasilkan efek menyenangkan dan
menghilangkan rasa nyeri, nama popular heroin di Indonesia adalah putaw. Penggunaan heroin umumnya secara injeksi intravena mainling, intra muskular
dihisap dengan pipa, dicampur dengan ganja atau rokok, asapnya diinhalasi dengan pipet atau serbuknya langsung dihirup melalui hidung. Efek yang dialami
setelah diinjeksi para penagih akan mengalami eufaria disertai panas pada kulit, mulut kering, anggota badan terasa berat, fungsi mental turun karena depresi SSP
sistem saraf pusat, bicara lambat dan kaku, pupil mata mengecil, kelopak mata menciut atau mata sayup, gangguan pengelihatan, muntah dan sembelitperut
terasa mulas Hawari, 2012. Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang
menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, namun heroin tetap tersedia bagi
Universitas Sumatera Utara
pasien dengan penyakit kanker stadium lanjut karena efek analgesik dan mempunyai sifat nyaman euphoria yang baik BNN, 2009
Menurut Hawari 2012 Pengaruh jangka panjang dari penggunaan heroin adalah dapat mengalami halusinasi penglihatan khayal, paranoid gangguan jiwa
seolah–olah dikejar–kejar atau ada kekuatan lain, rendahnya motivasi, dan perilaku yang tidak terduga. Adapun pengaruh terhadap sisitem tubuh manusia
adalah : a. Pada sisitem syaraf pusat dapat menyebabkan hilangnya memori dan ketidak
mampuan membedakan yang penting dengan yang tidak, gangguan penghayatan akan waktu dan ruang, dan dapat menyebabkan kerusakan otak.
b. Pada sistem pernafasan dapat meningkatkan resiko penyakit paru kronis bronkitis, kanker lebih besar dari pada perokok.
c. Pada sisitem reproduksi dapat mengakibatkan berkurangnya kadar hormone testosteron dan jumlah spermatozoa sehinga dapat mengurangi kesuburan pada
laki – laki. Sedangkan pada perempuan dapat terjadi gangguan haid, resiko ketidak suburan, dan menyebabkan gangguan syaraf pada bayi dari ibu
pemakai ganja. 3. Kokain
Menurut Martono 2006Kokain tergolong stimulansia meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain. Menurut undang–undang kokain termasuk
narkotika golongan I, berbentuk kristal putih, yang digunakan dengan cara disedot melalui hidung, pada saat merokok, dan disuntikkan. Cepat menyebabkan
ketergantungan.Kokain ini banyak di salahgunakan drug abuse sehingga menimbulkan ketagihan bagi penggunanya. Obat diekstrasikan dari tanaman
Universitas Sumatera Utara
spesies coca yaitu Erythroxylum coca.Yang paling sering kokain digunakan lewat inhalasi, dan kokain itu diabsorpsi lewat mukosa hidung dan masuk dalam darah,
dan cepat didistribusikan ke otak. Penggunaan dosis rendah membuat tubuh lebih fit, segar, kuat, bersemangat, hilang rasa mengantuk dan tidak terasa lapar.
Adapun pengaruh jangka panjang dari penggunaan kokain adalah : a. Tubuh gemetar, sakit kepala, dan mual.
b. Kemampuan tubuh untuk menangkal infeksi menurun, dan berat badan menurun karena selera makan berkurang, ketergantungan.
c. Paranoid perasaan seolah–olah dianiaya atau memliki kekuasaan Menurut Martono 2006Pengaruh kokain pada sistem tubuh manusia adalah :
a Pada sistem syaraf dapat merangsang fungsi otak, dan dapat menyebabkan amnesia, sakit jiwa, dan kerusakan tetap pada otak dan sistem syaraf.
b Pada sistem pernafasan, dapat menyebabkan pernafasan terganggu, berhenti, dan dapat menyebabkan batuk.
c Pada sistim jantung dan pembuluh darah, dapat mengakibatkan jantung berdebar–debar, kerja jantung meningkat dan lebih cepat, sehingga dapat
terjadi serangan jantung dan kematian. d Pada sistim reproduksi, dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus, bayi
lahir prematur, dan bayi lahir mati. Bayi yang dilahirkan menjadi ketergantungan terhadap kokain dan menyebabkan kerusakan berbagai organ
tubuh setelah anak bersekolah, ia sulit belajar dan ada gangguan perilaku.
Universitas Sumatera Utara
b. Narkotika Golongan II