Dasar Hukum Wakaf Rukun Wakaf

32 Persyaratan ketat atas penukaran harta wakaf karena diketahui, tidak semua orang di dunia ini baik akhlaknya, demikian juga dengan nazhir pengelola harta wakaf. Sering kita temukan orang atau lembaga yang diberi amanah wakaf nazhir yang dengan sengaja menghianati kepercayaan wakif dengan merubah peruntukan atau status tanah wakaf tanpa alasan yang meyakinkan. Hal-hal yang demikian ini tentu menimbulkan reaksi dalam masyarakat, khususnya bagi mereka yang berkepentingan dalam perwakafan tanah.Sebelum dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977, keadaan perwakafan tanah tidak atau belum diketahui jumlahnya, bentuknya, penggunaan, dan pengelolaannya disebabkan tidak adanya ketentuan administratif yang mengatur.Itulah urgensi dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 yang disebut dalam konsiderannya. Dan jelas sekali kondisi di atas sangat mengganggu nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran wakaf itu sendiri tentang sosialisme harta kekayaan dunia untuk menciptakan keseimbangan sosial ditengah-tengah masyarakat.

7. Dasar Hukum Wakaf

Ada beberapa dalil atau ketentuan yang menjadi dasar dari pada amalan wakaf ini, yakni ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan agar semua manusia selalu berbuat kebaikan, sebab amalan zakatpun juga termasuk salah satu macam perbuatan yang baik dan terpuji. Adapun ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan di antaranya adalah : 1 Al-Qur’an surat Ah-Hadjdji ayat 77 yang berbunyi : Universitas Sumatera Utara 33   Yang artinya: perbuatlah oleh kamu kebaikan semoga kamu mendapat kemenangan. 2 Al-Qur’an surat Al- Imran ayat 92 yang berbunyi:     Yang artinya: tidaklah akan tercapai oleh kamu kebaikan,sebelum kamu sanggup membelanjakan sebagian dari harta yang kamu senangi. 3 Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 267 yang berbunyi:    Yang artinya: belanjakanlah sebagian harta yang kamu peroleh dengan sebaik- baiknya. Dalam Undang-Undang Islam yang berkaitan dengan harta, terdapat tiga jenis peguasaan tanah yaitu: 42 a. Penguasaan tanah hak milik pribadi yang didasarkan dan ditentukan oleh ketentuan syariah. b. Penguasaan tanah wakaf, di mana ketentuannya juga diatur oleh syari’ah. c. Tanah milik Negara, yang banyak diatur oleh pemerintah setempat.

8. Rukun Wakaf

1. Ada orang yang berwakaf wakif 2. Ada sesuatu benda atau harta yang diwakafkan maukuf 42 Ridzuan Awang, Undang-Undang Tanah Islam, Pendekatan Pebandingan, Kualalumpur: Deawan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, 1994, hal. 2, Universitas Sumatera Utara 34 3. Ada tujuan atau tempat ke mana harta itu diwakafkan maukuf ‘alaih 4. Ada pernyataan sighat, sebagai pernyataan kehendak dari wakif. 43 Keempat rukun wakaf di atas masing-masing harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Tabarru’, wakif harus mampu melepaskan hak miliknya tanpa adanya suatu imbalan material. Seseorang dikatakan tabarru’ apabila ia telah baligh, dapat berfikir normal dan tidak ada paksaan. 2. Harta yang diwakafkan mempunyai nilai dan dapat tahan lama dalam penggunaannya. 3. Tujuan wakaf tidak bertentangan dengan agama. 4. Adanya sighat atau ikrar pernyataan mewakafkan sesuatu, boleh secara lisan, tulisan maupun isyarat.

9. PPAIW Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf