KerangkaTeori dan Konsepsi PENDAHULUAN

14 kepastian hukum terhadap tanah wakaf, adanya proyek departemen agama yang membebaskan pensertifikasian tanah wakaf disamping itu adapula faktor-faktor yang menjadi penghambat antara lain: masih adanya masyarakat yang yang tidak memahami pentingnya pensertifikatan tanah wakaf, adanya perselisihan antara wakif dengan nadzir, wakif dengan anggota kaum, serta kurangnya tanaga yang menangani urusan perwakafan tanah dan kurangnya koordinasi antara Departemen Agama dengan badan pertahanan nasional untuk menyelesaikan pensertifikatan tanah wakaf yang telah menjadi program nasional ini. Oleh karena itu, penelitian ini adalah asli adanya. Artinya secara akademik penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kemurniannya, karena belum ada yang melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

F. KerangkaTeori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atas butir-butir pendapat, atau teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problematika yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. 16 Menurut Burhan, kerangka teori bertujuan menyajikan cara-cara untuk bagaimana mengorganisasi dan menginterpretasi hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian yang terdahulu. 17 16 M. Solly Lubis, Filsafat dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal. 80 17 Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, hal. 19 Universitas Sumatera Utara 15 Teori adalah menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses itu terjadi, 18 dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya dengan fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. 19 Sedangkan Fajar berpendapat bahwa teori adalah suatu penjelasan yang berupaya untuk menyederhanakan pemahaman mengenai suatu fenomena, teori juga merupakan simpulan dari rangkaian berbagai fenomena menjadi sebuah penjelasan yang sifatnya umum. 20 Adapun fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan arahan petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati. Oleh sebab itu teori atau kerangka teori mempunyai kegunaan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut: 21 a. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajaam atau lebih mangkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya. b. Teori sangat berguna di dalam mengembangkan system klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta mengembangkan defenisi-defenisi. c. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang diteliti. d. Teori memberikan kemungkinan pada suatu prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor-faktor tersebut akan lagi timbul di masa mendatang. e. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangn-kekurangan pada pengetahuan peneliti. Kerangka teori yang digunakan adalah teori keadilan pemikiran Roscue Pound yang menganut teori Sociological Jurisprudence, hukum yang baik haruslah hukum 18 M. Hisyam, Peneliitian ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: FE UI, 1996 hal 203 19 Ibid,. 20 Mukti Fajar et al., Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, PT. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hal. 134 21 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1998, hal. 3 Universitas Sumatera Utara 16 yang sesuai dengan hukum yang hidup the living law di Masyarakat. 22 Teori Roscoe Pound dikembangkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya berjudul Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan, dimana hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat a tool of social engineering. Disamping itu juga dikembangkan bahwa hukum dapat pula dipakai sebagai sarana dalam proses pembangunan. Demikian pula halnya bahwa hukum secara potensial dapat digunakan sebagai sarana pembangunan dalam berbagai sektor atau bidang kehidupan. 23

2. Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa latin, conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan pertimbangan konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut defenisi operasional. 24 Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. 25 Dalam rangka penelitian ini, perlu dirumuskan serangkaian defenisi operasional sebaga berikut: 22 Roscoe Pound dalam Dayat Limbong, Penataan Lahan Usaha PK-5 Ketertiban Kelangsungan Hidup, Pustaka Bangsa Press, 2006, hal.15-16. 23 Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan, Bandung: PT. Alumni, 2006, hal.20-21. 24 Samadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998, hal. 3 25 Tan Kamelo, Perkembangan Lembaga Jaminan Fidusia; Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan perjanjian di Sumatera Utara, Disertasi, Medan: PPS-USU, 2002, hal. 35 Universitas Sumatera Utara 17 Problematika adalah: masalah yang terkandung. 26 Pendaftaran tanah adalah: rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus dan berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk angka dan data mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Wakaf adalah: menyerahkan tanah atau benda-benda lain yang dapat dimanfaatkan oleh umat tanpa merusak atau menghabiskan pokoknya kepada seseorang atau badan hukum agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalampenelitian ini problematika pendaftaran tanah wakaf adalah: permasalahan-permasalahan yang terkandung di dalam pendaftaran ataupun pencatatan data tanah wakaf. G . Metode Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Bertitik tolak pada permasalahan sebagaimana telah dirumuskan di atas maka penelitian yang akan dilakukan termasuk penelitian deskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis artinya hasil penelitian ini berusahamemberikan gambaran secara 26 W. J. S. Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985, hal. 769 Universitas Sumatera Utara 18 menyeluruh, mendalam tentang suatu keadaan ataugejala yang diteliti. 27 Sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala hal yang berkaitan dengan perwakafan tanah, prosedur pendaftaran wakaf tanah serta kendalanya di Kabupaten Deli Serdang.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah yuridis sosiologis yang merupakan gejala masyarakat, disatu pihak dapat dipelajari sebagai suatu variable penyebab independence variable yang menimbulkan akibat-akibat pada berbagai kehidupan sosial. Pada penelitian ini yang diteliti adalah data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan. 28 Dapat dikatakan pendekatan yuridis sosiologis adalah penelitian yang berusaha menghubungkan antaranorma hukum yang berlaku dengan kenyataan yang ada di masyarakat danpenelitian berupa studi empiris berusaha menemukan teori mengenai prosesterjadinya dan proses bekerjanya hukum. Pendekatan yuridis yang dimaksudkan di sini adalah ditinjau dari sudut peraturannorma-norma hukum yang merupakan data sekunder dan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Peraturan-peraturannorma-norma hukum yang berkaitan dengan penelitian ini adalah peraturan-peraturannorma-norma hukum yang berkaitan dengan perwakafan tanah serta prosedur pendaftaran wakaf tanah. 27 Soerjono, Op. Cit, hal. 10 28 Ibid, hal. 1 Universitas Sumatera Utara 19 Sedangkan pendekatan sosiologis dipergunakan untuk menyelidiki dan mempelajari gejala-gejala sosial mengenai pendaftaran perwakafan tanah di Kecamatan Percut Sei Tuan, serta sebagai perilaku masyarakat yangmenggejala dan mempola dalam kehidupan masyarakat, selalu berinteraksi dan berhubungan dengan aspek kemasyarakatan serta politik, ekonomi, sosial dan budaya. Berbagai temuan dilapangan yang bersifat individual dan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan permasalahan yang diteliti dengan berpegang pada ketentuan yang normatif. 29 Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuisioner serta studi terhadap bahan-bahan dokumen lainnya. a. Kuisioner dengan menggunakan pedoman daftar kuisioner dan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Langkah pertama dilakukan daftar kuisioner bersifat tertutup dan terbuka terhadap para pewakif dan nadzir yang sertifikat tanah wakafnya belum terbit, sebagai responden dan informan untuk memperoleh informasi data primer. Wawancara dilakukan bagi nara sumber dan informan untuk melengkapi data dan untuk menjawab permasalahan yang ada. Responden dan Informan dimaksud yaitu : - 4 pewakif yang mewakafkan tanahnya di kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 29 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, hal. 9. Universitas Sumatera Utara 20 - 4 nadzir yang mengelola tanah wakaf di kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. - Kepala Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. - Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten Deli Serdang. b. Bahan-bahan dokumen atau bahan pustaka. Bahan-bahan dokumentasi diperoleh dari berita koran, mempelajari dan menganalisis literatur atau buku-buku, dan peraturan perundang-undangan. Studi kepustakaan sebagai bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan pelepasan hak atas tanah. Demikian pula dikaji bahan hukum sekunder berupa karya hasil penelitian. Untuk melengkapi bahan hukum tersebut didukung oleh bahan tersier seperti kamus, ensiklopedia, media massa dan lain sebagainya.

3. Sumber Data

Bahan Penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder yaitu berupa: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan dengan melakukan interview kepada nara sumber dan informan, yakni pegawai yang menangani permasalahan wakaf di KUA dan di BPN sebagai nara sumber dan beberapa wakif sebagai informan. b. Data Sekunder dilakukan dengan menghimpun bahan berupa: Universitas Sumatera Utara 21 1. Bahan Hukum Primer yang merupakan peraturan perundang-undangan, yuridis sprudensi, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pertanahan khususnya pelaksanaan wakaf tanah di Kecamatan Percut Sei Tuan Kaupaten Deli Serdang. 2. Bahan Hukum Sekunder yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer antara lain berupa tulisan atau pendapat pakar hukum di bidang pertanahan mengenai asas-asas berlakunya hukum pertanahan terutama dalam menetapkan kebijakan pelaksanaan perwakafan tanah untuk kepentingan umum. 3. Bahan hukum tersier yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder antara lain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan berbagai majalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perwakafan tanah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemegang hak atas tanah yang tanahnya diwakafkan, dimana antara satu populasi dengan populasi lain mempunyai karakteristik sama yang menyebabkan sampel identik dengan populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan menentukan sendiri sampel mana yang dapat mewakili populasi. 30 Tahapan penentuan terlebih dahulu ditetapkan cirri atau karakteristik dari sampel, menurut jenis dan status tanah yang dikuasai responden, letak geografis, tahapan pelepasan 30 Burhan Ashshofa, Op. Cit, hal. 91. Universitas Sumatera Utara 22 hak, kemudian cirri-ciri tersebut diterapkan pada sampel, kemudian dipilih mana yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 31 Untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dilaksanakan dua tahap penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan studi lapangan. Penelitian Kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik berupa bahan hukum primer dan sekunder maupun bahan hukum tersier. Setelah di inventarisasi dilakukan penelaahan untuk membuat intisari dari setiap peraturan yang berhubungan dengan perwakafan tanah.Selanjutnya dilakukan studi lapangan terhadap responden yaitu beberapa wakif dalam rangka memperoleh data primer melalui alat pengumpulan data yang merupakan bahan utama dalam penelitian ini.

5. Analisa Data

Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan kemudian disusun secara sistematis, dan selanjutnya dianalisa secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. Data tersebut kemudian dianalisa secara interpretatif menggunakan teori maupun hukum positif yang telah dituangkan kemudian secara deduktif ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada. 32 31 Soerjono Soekanto, Op. Cit, hal. 31. 32 Ronny Hanitijo, Op. Cit, hal.119 Universitas Sumatera Utara 23

BAB II WAKAF BERDASARKAN HUKUM ISLAM