Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan 1.

74

BAB III PENDAFTARAN PERWAKAFAN TANAH

DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan 1.

Letak Geografis Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 km 2 yang terdiri dari 18 delapan belas desa dan 2 dua kelurahan. 5 lima desa dari wilayah kecamatan merpakan desa pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10 – 20 m dengan curah hujan rata-rata 243. 61 Pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan berkedudukan di jalan Medan Batang Kuis Desa Bandar Klippa. Kecamatan Percut Sei Tuan dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut: 62 - Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan Pantai Labu. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Kota Medan. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Medan. Di Kecamatan Percut Sei Tuan ada 9 Sembilan desa yang dilintasi sungai, adapun kesembilan desa tersebut adalah Desa Tembung, Desa Bandar Khalipah, Desa 61 Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka 2012, hal. 2 62 Ibid,. 74 Universitas Sumatera Utara 75 Bandar Setia, Desa Laut Dendang, Desa Sampali, Desa Cinta Rakyat, Desa Cinta Damai, Desa Sentis, dan Desa Percut.

2. Keadaan Pendaftaran Tanah Wakaf di Kecamatan Percut Sei Tuan

Tabel 1.Keadaan Tanah Wakaf di Kecamatan Percut Sei Tuan. No Desa Kelurahan Tanah Wakaf Belum Akta Ikrar Wakaf Telah Akta Ikrar Wakaf Disertifikatkan Msjd Mslh Mdrsh Kbrn Msjd Mslh Mdrsh Kbrn Msjd Mslh Mdrsh Kbrn 1 Tembung 16 7 - 1 1 - - - 2 - Ktr. KUA 1 2 B. Setia 3 4 - - - 1 - 1 1 - - - 3 B. Khalifah 1 3 - 1 1 - - - - - - - 4 B. Klippah 10 14 1 2 1 - - - - - - - 5 Kolam 3 9 - - - - - - 2 - - - 6 Sei Rotan 2 - - - - - - - - - 1 1 7 Sambirejo Timur - - - - - 1 - 1 2 6 - - 8 Amplas. T. Rejo 1 3 - 1 - - - - - - - - 9 Laut Dendang 2 5 - 1 - - - - 5 - 1 1 10 Medan Estate 6 2 - - - - - - 1 - 1 1 11 Sampali 4 6 - - - - - - - - 1 - 12 Saentis 4 13 - 1 - - - - - - - - 13 Cinta Rakyat - - - - 1 - TK - 3 - - 1 14 Cinta Damai - - - - - - - - 2 - 1 1 15 Pematang Lalang - - - - 1 - - - - - 1 1 16 Percut - - - - 1 - - - 7 - 1 3 17 Tj. Rejo - - - - - 1 - 1 2 3 1 1 18 Tj. Selamat 4 3 1 1 2 - - - 1 - - 1 19 Kenangan 11 - - - 1 - - - - - - - 20 Kenangan Baru - 12 - 1 - - - - - - - - Jumlah 67 81 2 9 9 3 1 3 28 9 9 12 Sumber : Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Percut Sei Tuan. Universitas Sumatera Utara 76 Keterangan : Msjd : Mesjid Mslh : Mushollah Mdrsh : Madrasah Kbrn : Kuburan Dari tabel 1.Di atas, dapat dibaca dengan jelas bahwa sebenarnya masih sangat banyak tugas yang harus dilakukan oleh KUA atau PPAIW dalam hal perwakafan, baik itu mengenai membuat Akta Ikrar Wakaf maupun pensertifikatan wakaf. Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk mesjid ada 67 enam puluh tujuh mesjid lagi yang belum di akta ikrar wakafkan, untuk Mushollah ada 81 delapan puluh satu lagi yang belum di akta ikrar wakafkan, untuk madrasah masih ada 2 dua madrasah lagi yang belum di akta ikrar wakafkan dan untuk kuburan ada 9 Sembilan tanah pekuburan lagi yang belum di ikrar wakafkan, maka jika dijumlahkan ada 159 seratus lima puluh Sembilan tanah wakaf yang belum diikrar wakafkan. Dan hanya ada 16 enam belas tanah wakaf yang telah diikrar wakafkan, dan hanya 58 tanah wakaf yang sudah disertifikatkan. Sesuai dengan struktur organisasi vertical Departemen Agama, sejak tahun 1989 telah ada instruksi menteri agama kepada jajaran Departemen Agama di daerah agar membentuk tim koordinasi penertiban tanah wakaf di wilayahnya masing- masing mulai dari tingkat provinsi sampai dengan kabupatenkota dan kecamatan yang terdiri dari unsur departemen agama, badan pertanahan, dan instansi yang terkait Universitas Sumatera Utara 77 serta Majelis Ulama Indonesia setempat, tim bertugas antara lain menyelesaikan akta ikrar wakaf dan pensertifikatan tanah wakaf terhadap seluruh tanah wakaf yang ada berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1977. Walaupun pensertifikatan tanah wakaf telah menjadi salah satu program nasional yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, namun harus diakui bahwa hasilnya belum optimal sebagaimana diharapkan. Hambatan-hambatan yang bersifat non-yuridis, antara lain kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya pensertifikatan wakaf, ketersediaan tenaga yang menangani penelitian, pendaftaran dan pensertifikatan tanah wakaf, serta minimnya anggaran yang tersedia masih menjadi kendala yang belum teratasi secara menyeluruh. Sedangkan yang terjadi pada Kecamatan Percut Sei Tuan ada beberapa tanah wakaf yang belum disertifikat karena pensertifikatan tanah wakaf tidak dapat diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten Deli Serdang. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang personil yang menangani masalah wakaf di KUA beliau mengatakan bahwa: 63 “Permasalahan yang terjadi di Kecamatan Percut Sei Tuan mengenai pendaftaran tanah wakaf adalah bahwa wakif tidak dapat menunjukkan alas hak atas tanah yang diwakafkan, oleh karenanya pihak BPN tidak dapat menerbitkan sertifikat atas tanah yang diwakafkan tersebut, padahal tanah wakaf tersebut sudah di ikrar wakafkan di Kantor Urusan Agama KUA oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf PPAIW, dan persyaratan sudah di serahkan oleh PPAIW ke BPN, dan turut juga disertakan Surat Keterangan Kepala Desa Tentang Perwakafan Tanah Milik, Surat Pengesahan Nazir, Surat PernyataanPengakuan Wakif, Ikrar Wakaf, Salinan Akta 63 Hasil wawancara dengan Bapak Ismail Hasyim, SH, MA, di Kantor Urusan Agama KUA pada Tanggal 19 Juli 2012 Pukul 10.21 Universitas Sumatera Utara 78 Ikrar Wakaf dan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf. Selanjutnya setelah diberikan pemberitahuan oleh KUA kepada wakif mengenai alas hak yang harus dilampirkan, wakif tetap tidak dapat menunjukkan alas hak atas tanahnya dan wakif seolah tidak peduli”. Dari permasalahan di atas KUA tidak bisa berbuat apa-apa karena, tidak ada wewenang KUA untuk menerbitkan hak atas tanah, hanya yang dapat dilakukan KUA adalah melakukan pemberitahuan terhadap wakif tentang persyaratan- peryaratan yang harus dilengkapi untuk pensertifikatan tanah wakaf tersebut. Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data ke KUA Percut Sei Tuan, maka terdapat Tanah Wakaf yang belum dikeluarkan sertifikat tanahwakaf setelah di ikrar wakafkan berpuluh tahun lamanya, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Untuk keperluan Madrasah, terletak di Desa Saentis Dusun XVII Tambak Bayan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Di ikrar wakafkan tanggal 1 Mei 1999. 2. Untuk keperluan pertapakan sekolah Madrasah, terletak di Jalan Utama Desa Kolam Dusun III, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Di ikrar wakafkan tanggal 1Nopember 2001. 3. Untuk keperluan tanah pekuburan muslim, terletak di Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Di ikrar wakafkan tanggal 16 Mei 2002. Universitas Sumatera Utara 79 4. Untuk keperluan Madrasah dan Pembinaan Umat, terletak di Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Diikrar wakafkan tanggal 21 Februari 2007. Para saksi yang dihadirkan berasal dari perangkat Desa setempat karena para saksi mengetahui dengan jelas bagaimana keadaan tanah yang hendak diwakafkan dan para saksi adalah orang yang mempunyai kapasitas untuk memberikan kesaksian. Para saksi ditetapkan berdasarkan hukum Al-Quran seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, berbunyi “Ambillah kesaksian dari dua orang saksi laki-laki diantara kamu . Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli.” Setelah semua persyaratan administrasi dipenuhi dan PPAIW telah meneliti semua kelengkapannya.Maka wakif segera mengucapkan ikrar wakaf disaksikan oleh para saksi dan PPAIW. Pengucapan ikrar wakaf harus mencakup : identitas wakif, pernyataan kehendak, identitas tanah yang diwakafkan, tujuan yang diinginkan, identitas nazhir, dan identitas para saksi yang berjumlah 2 orang. Ikrar wakaf diucapkan secara jelas dan tegas oleh para pihak dan dituangkan Akta Ikrar Wakaf oleh PPAIW guna memperoleh bukti yang autentik. Akta Ikrar Wakaf ini dibuat rangkap 3 tiga : lembar pertama disimpan sebagai arsip oleh PPAIW, lembar kedua untuk keperluan pendaftaran di Kantor Pertanahan setempat, lembar ketiga dikirim ke Pengadilan Agama setempat. PPAIW juga harus membuat Salinan Akta Ikrar Wakaf rangkap 4 empat : salinan lembar pertama diserahkan kepada wakif, salinan lembar kedua diserahkan kepada Nazhir, salinan lembar ketiga dikirim pada Kantor Universitas Sumatera Utara 80 Departemen Agama kabupaten atau kota setempat, dan salinan lembar keempat dikirim pada Kepala Kelurahan atau Desa setempat. Atas pelaksanaan ikrar wakaf yang telah dilakukan KUA KecamatanPPAIW tidak memungut biaya apapun, kecuali untuk biaya materai sebesar Rp. 6.000 untuk dibubuhkan dalam Akta Ikrar Wakaf. Walaupun telah dilakukan perlengkapan persyaratan administrasi namun Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini belum mengeluarkan Sertifikat Tanah Wakaf tersebut dengan alasan wakif tidak melampirkan surat tanah asli.

B. Pembahasan Mengenai Pendaftaran Perwakafan Tanah di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Menanggapi kasus di atas, sebenarnya perlu difahami kembali akan hakikat wakaf sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatankeperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Dari pengertian wakaf menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 telah jelas bahwa sangat dituntut sekali perbuatan hukum di dalamnya yaitu memisahkan sebagian dari harta kekayaannya berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya, artinya wakif dituntut untuk mendaftarkan harta yang akan diwakafkannya sesuai dengan prosedur yang ada, dan pemerintah yang ditunjuk juga harus dapat Universitas Sumatera Utara 81 memproses pendaftaran yang dilakukan wakif sehingga tidak lagi terdapat kendala di dalam legalitas benda wakaf tersebut. Wakaf sebagai sebagai suatu institusi keagamaan dapat dikatakan sebagai suatu pernyataan dari rasa iman yang mantap dan rasa solidaritas yang tinggi antara manusia, sehingga wakaf merupakan salah satu usaha mewujudkan dan memelihara hablum min allah dan hablum min an-nas. Oleh karena wakaf merupakan perwujudan hablum min an-nas, berarti keberadaannya merupakan perbuatan muamalat yang dalam pelaksanaannya memerlukan bantuan Negara untuk tercapainya kesempurnaan pelaksanaan wakaf.Jadi setiap pribadi, kolektif maupun badan hukum tidak sekehendak hatinya ketika hendak mewakafkan tanah miliknya. Untuk mewujudkan kehendaknya harus lebih dahulu melalui prosedur atau tata cara tersendiri seseuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peranan Kementerian Agama dalam pembuatan Akta Ikrar Wakaf sebagai badan hukum merupakan bagian integral dan upaya pemerintah dalam mengamankan dan menertibkan perwakafan, baik yang berwujud tanah maupun yang lainnya.Pengalaman operasional pembuatan Akta Ikrar Wakaf sampai saat ini lebih banyak terkait dengan sertifikasi tanah wakaf khususnya perwakafan tanah milik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977.

a. Persiapan pelaksanaan perwakafan.

Dalam tahap persiapan ini, dilakukan pengumpulan bahan-bahan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan ikrar wakaf. Persyaratan administrasi tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara 82 1. Tanda bukti kepemilikan hak atas tanah. Sertipikat adalah surat tanda bukti hak atas tanah yang telah didaftar, sebagai alat pembuktian yang kuat seperti yang tercantum dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c, Pasal 23 ayat 2, Pasal 32 ayat 2 dan pasal 38 ayat 2 UUPA. Dalam perwakafan, tanah yang akan diwakafkan harus berupa tanah dengan status Hak Milik. Jadi tanda bukti kepemilikan nya harus berupa sertipikat Hak Milik. Sedangkan untuk tanah yang belum terdaftar, dapat diganti dengan tanda bukti kepemilikan atas tanah lainnya, yaitu : a. Surat tanda bukti Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang bersangkutan, atau b. Sertifikat Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1959, atau c. Surat Keputusan Pemberian Hak Milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum maupun sejak berlakunya UUPA, yang disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi kewajiban yang disebutkan didalamnya, atau d. Petuk Pajak BumiLandrente, girik, pipil, ketitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, atau e. Akta Pemindahan Hak yang di buat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala AdatKepala DesaKelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau Universitas Sumatera Utara 83 f. Akta Ikrar WakafSurat Ikrar Wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dengan disertai alas hak yang diwakafkan, atau g. Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau h. Akta Pemindahan Hak Atas Tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai dengan alas hak yang dialihkan, atau i. Surat Penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh Pemerintah Daerah, atau j. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau k. Lain-lain bentuk pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII ketentuan-ketentuan Konversi UUPA, atau l. Surat-surat bukti kepemilikan lainnya yang terbit dan berlaku sebelum diberlakukannya UUPA, atau m. Fotokopi SPPT PBB tahun berjalan. Persyaratan ini mutlak diperlukan untuk membuktikan bahwa tanah yang akan diwakafkan tersebut betul-betul tanah miliknya. Mengingat sifat keabadian dan kekekalan wakaf, tanah yang dapat diwakafkan adalah tanah Hak Milik, dengan sifatnya yang turun temurun, terpenuh dan terbulat. Tanah yang tidak berstatus Hak Milik seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, tidak dapat Universitas Sumatera Utara 84 diwakafkan, karena mengandung hak yang terbatas, terikat oleh tenggang waktu tertentu, Dan lagi pula yang menjadi pemilik dari tanah-tanah tersebut bukan pemegang hak-hak atas tanah tersebut melainkan Negara atau orang lain. Oleh karena itu tanah-tanah tersebut tidak dapat diwakafkan.Bukti-bukti pemilikan tersebut di atas diperlukan sebagai ketegasan kepemilikan hak atas tanah dan diharapkan dapat dijadikan alat bukti yang kuat bila nantinya ada pihak-pihak yang melakukan gugatan atas tanah wakaf tersebut. 2. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak dalam sengketa, ikatan, sitaan, dan tidak dijaminkan di bank yang diketahui oleh kepala desa atau pejabat lain yang setingkat, yang diperkuat oleh Camat. Surat pernyataan ini sangat penting guna memberikan kejelasan dan jaminan bahwa tanah yang akan diwakafkan tersebut benar-benar bebas dari segala macam sengketa, ikatan, sitaan maupun pembebanan-pembebanan seperti Hak Tanggunan. Dengan ini dapat menjamin pelaksanaan wakaf dari segala sesuatu yang dapat mengancam keberadaannya.Surat Pernyataan tersebut harus diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah setempat dan diperkuat oleh Camat. 3. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah. Surat keterangan yang dimaksud adalah surat pendaftaran tanah yang diatur oleh PP. No. 10 Tahun 1961 dan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat. 4. Surat ijin Bupati atau Walikota Universitas Sumatera Utara 85 Surat ijin dari Bupati atau Walikota dalam praktek didelegasikan pada Kepala Kantor Pertanahan setempat. Surat ijin ini penting dan sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah tanah yang akan diwakafkan tersebut telah sesuai dengan fungsi kawasan dimana tanah tersebut terletak dan disesuaikan dengan rencana pemerintah yang tertuang dalam peraturan daerah tentang rencana umum tata ruang kota, dan harus dipergunakan sesuai dengan rencana penggunaan tanah yang ditetapkan oleh Kantor Pertanahan setempat. Persiapan lain yang juga harus dilakukan adalah menghubungi para saksi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan wakaf. Para saksi sebaiknya yang dipercayai kesalehan dan kebaikannya oleh masyarakat setempat, seperti Kyai, Ustadz, Pemuka Masyarakat, Imam Masjid.Selain itu calon wakif juga harus menghubungi Nazhir yang hendak diserahi amanat guna pengurusan dan pengelolaan tanah wakaf tersebut. Dalam tahap persiapan ini, ada beberapa orang dan institusi yang harus dihubungi oleh calon wakif untuk memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi, yaitu : 1. Kepala Desa atau Lurah 2. Camat 3. Kepala Kantor Pertanahan setempat 4. Saksi-saksi, dan 5. Nazhir Universitas Sumatera Utara 86

b. Tata cara pelaksanaan perwakafan.

Setelah semua persyaratan administrasi perwakafan telah dipenuhi, selanjutnya calon wakif bersama-sama dengan Nazhir dan para saksi harus datang menghadap Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan setempat yang berkedudukan sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf PPAIW untuk melaksanakan ikrar wakaf. Penyampaian maksud untuk melaksanakan ikrar wakaf tersebut harus disertai dengan penyerahan persyaratan administrasi yang telah dipenuhi dalam tahap persiapan perwakafan. Sebelum PPAIW melaksanakan ikrar wakaf, PPAIW berkewajiban untuk memeriksa terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: 1. Latar belakang maksud dan kehendak calon wakif, dalam hal ini maksud dan kehendak calon wakif tersebut harus benar-benar ikhlas lillahi ta’ala atau atas kemauan sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain. 2. Keadaan tanah yang hendak diwakafkan, bahwa tanah tersebut merupakan benar-benar milik calon wakif dan terlepas atau terbebas dari halangan hukum, dalam hal ini sengketa, ikatan, sitaan, dan tidak dijaminkan di bank. 3. Meneliti Nazhir yang ditunjuk oleh calon wakif. Apabila Nazhir tersebut belum disahkan, maka setelah dianggap memenuhi persyaratan kenazhiran oleh PPAIW, maka PPAIW harus segera mengesahkan Nazhir tersebut dengan mempertimbangkan saran-saran dari Majelis Ulama Kecamatan dan Camat. Universitas Sumatera Utara 87 4. Meneliti para saksi ikrar wakaf. Dalam Pasal 20 UU No. 41 Tahun 2004, para saksi dalam pelaksanaan ikrar wakaf harus memenuhi syarat sebagai berikut : dewasa, beragama Islam, berakal sehat dan tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum. Setelah PPAIW menilai bahwa semua persyaratan telah terpenuhi, maka PPAIW mempersilahkan calon wakif untuk mengucapkan ikrar wakafnya kepada Nazhir.Pengucapan akta ikrar wakaf harus dilakukan secara lisan dengan tegas dan jelas dihadapan PPAIW. 64 Akan tetapi bila ternyata wakif tidak mampu menyatakan kehendaknya secara lisan, karena calon wakif bisu misalnya, maka wakif dapat saja menyatakannya secara isyarat. Pengucapan ikrar harus mencakup hal-hal sebagai berikut : 65 a. identitas wakif b. pernyataan kehendak c. identitas tanah yang hendak diwakafkan d. tujuan yang diinginkan e. identitas Nazhir f. saksi-saksi Akan tetapi bila Wakif tidak dapat menghadap langsung pada PPAIW, maka wakif dapat mengikrarkan wakaf secara tertulis dengan persetujuan Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten atau kota setempat. 66 64 PP No 28 Tahun 1977, Pasal 5 ayat 1. 65 H. Taufiq Hamami, Perwakafan Tanah Dalam Politik Hukum Agraria Nasional, Jakarta: Tata Nusa, 2003, hal. 129. 66 PerMenAg Nomor 1 Tahun 1978, Pasal 2 ayat 1. Universitas Sumatera Utara 88 Selanjutnya ikrar tersebut dibacakan kepada Nazhir dihadapan PPAIW setempat.Bentuk dan model ikrar wakaf yang harus diucapkan oleh Wakif dibuat seragam dan ditetapkan oleh Menteri Agama. 67 Pengucapan ikrar wakaf baik secara lisan maupun penuangannya dalam Akta Ikrar Wakaf, harus dilihat dan didengar secara langsung oleh saksi-saksi.Bila tidak maka kesaksiannya dapat dikatakan tidak sah.Dengan demikian dapat dianggap bahwa pengucapan dan penuangan ikrar wakaf yang tanpa saksi sehingga dapat mengakibatkan perbuatan wakaf tersebut tidak sah. Selain harus diucapkan secara lisan, PPAIW juga akan menuangkan dalam Akta Ikrar Wakaf. Hal tersebut untuk memperoleh bukti yang authentik dari pelaksanaan ikrar wakaf.Selain itu Akta Ikrar Wakaf tersebut juga sebagai syarat dalam pendaftaran di Kantor Pertanahan setempat dan juga sebagai alat bukti bila dikemudian hari terjadi sengketa. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf rangkap 3, yaitu : 1. Lembar pertama disimpan oleh PPAIW 2. Lembar kedua dilampirkan bersama surat permohonan pendaftaran tanah wakaf pada Kantor Pertanahan setempat. 3. Lembar ketiga dikirim ke Pengadilan Agama setempat. Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh PPAIW harus dibuatkan salinannya rangkap 4, yaitu : 1. Salinan lembar pertama diserahkan kepada wakif. 2. Salinan lembar kedua diserahkan kepada Nazhir. 67 PP Nomor 28 Tahun 1977, Pasal 9 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 89 3. Salinan lembar ketiga dikirim pada Kantor Departemen Agama kabupaten atau kota setempat. 4. Salinan lembar keempat dikirim pada Kepala Kelurahan atau Desa setempat. Dengan selesainya pelaksanaan ikrar wakaf dan pembuatan Akta Ikrar Wakaf, maka perbuatan wakaf tersebut dianggap telah terwujud dalam keadaan sah dan mempunyai kekuatan bukti yang kuat.Dengan demikian tanah wakaf tersebut telah terjamin dan terlindungi eksistensi dan keberadaannya.Untuk lebih memperkuat, maka harus dilakukan pendaftaran atas tanah wakaf tersebut di Kantor Pertanahan setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan diberikan tanda bukti haknya.

c. Biaya administrasi perwakafan.

Wakif maupun Nazhir dalam pelaksanaan wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak dikenai biaya administrasi sama sekali termasuk formulir-formulir yang dipergunakan, kecuali untuk biaya meterai dalam Akta Ikrar Wakaf, Surat Ikrar Wakaf maupun Akta Pengganti Ikrar Wakaf. Formulir-formulir yang dibebaskan dari bea materai adalah : 1. Salinan Akta Ikrar Wakaf. 2. Surat keterangan Kepala Desa mengenai perwakafan tanah. 3. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah. 4. Daftar Ikrar Wakaf. 5. Daftar Akta Pengganti Ikrar Wakaf. 6. Surat Pengesahan Nazhir. 7. Buku Catatan tentang Keadaan Tanah Wakaf. Universitas Sumatera Utara 90 8. Buku Catatan tentang pengelolaan dan hasil tanah wakaf. 9. buku catatan mengenai penggunaan hasil tanah wakaf 10. Permohonan Pendaftaran Tanah Wakaf. Dalam peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik telah diatur bahwa Kepala Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf PPAIW, dan administrasi perwakafan diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan. Dalam hal suatu kecamatan tidak ada Kantor Urusan Agamanya, maka Kepala Kanwil Departemen Agama menunjuk kepala KUA terdekat sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf di Kecamatan tersebut. 68 Tugas Pejabat Pembuar Akta Ikrar Wakaf adalah : 69 1. meneliti kehendak wakif; 2. meneliti dan mengesahkan nazhir atau anggota nazhir yang baru; 3. meneliti saksi ikrar wakaf; 4. menyaksikan pelaksanaan ikrar wakaf; 5. membuat akta ikrar wakaf; 6. menyampaikan akta ikrar wakaf dan salinannya kepada pihak-pihak terkait; 7. menyimpan lembar pertama asli Akta Ikrar Wakaf AIW; 8. Menyelenggarakan daftar ikrar akta ikrar wakaf; 9. Menyampaikan dan memelihara akta dan daftarnya 10. Mengurus pendaftaran perwakafan ; dan 11. Mengajukan permohonan kepada Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Kota setempat untuk mendaftarkan wakaf tanah milik dengan dilampiri : a. sertifikat tanah yang bersangkutan. b. AIW Akta Ikrar Wakaf c. Surat pengesahan nazhir. 68 Proyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Jakarta, 2004 hal. 102. 69 Ibid, hal. 103. Universitas Sumatera Utara 91 Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 itu juga menetapkan bahwa pengawasan dan bimbingan perwakafan tanah dilakukan oleh unit-unit organisasi Departemen Agama secara hirarkis sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1990 dan Nomor 24 Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf. 70 Dalam rangka menertibkan tanah wakaf telah dikeluarkan sejumlah peraturan teknis sebagai pedoman operational.Namun dalam pelaksanaan di lapangan masih ditemukan masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait secara terkoordinasi. Pada kenyataannya masih banyak tanah yang diwakafkan status hukumnya tidak jelas, sedang tanah wakaf tersebut sudah dimanfaatkan dan digunakan sesuai dengan fungsinya sebagai tanah wakaf.Dalam pendataan tanah wakaf di daerah- daerah, masih banyak ditemukan masjid, mushollah, madrasah, pondok pesantren, panti asuhan dan bangunan keagamaan Islam lainnya yang dibangun di atas tanah yang belum jelas statusnya. Maka untuk kepastian hukum atas status tanah tersebut perlu dilakukan identifikasi dengan langkahusaha sebagai berikut: 1. Dilakukan penelitian ulang terhadap tanah yang selama ini diidentifikasi sebagai tanah wakaf. 2. Mengklasifikasikan hasil penelitian ulang tersebut menurut status dan penggunaannya. 70 Ibid,. Universitas Sumatera Utara 92 3. Mengusahakan bukti-bukti untuk memenuhi persyaratan bagi tanah yang diidentifikasi sebagai tanah wakaf, guna pembuatan Akta Ikrar Wakaf dan Akta Pengganti Ikrar Wakaf AIWAPIW dan penerbitan sertifikat. Sesuai dengan struktur organisasi vertical Departemen Agama, sejak tahun 1989 telah ada Instruksi Menteri Agama kepada jajaran Departemen Agama di daerah agar membentuk Tim Koordinasi Penertiban Tanah Wakaf di wilayah masing-masing mulai tingkat Propinsi sampai dengan KabupatenKota dan Kecamatan yang terdiri dari unsur Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Badan Pertanahan, dan instansi terkait, serta Majelis Ulama Indonesia setempat, tim bertugas antara lain menyelesaikan Akta Ikrar Wakaf dan Pensertifikatan tanah wakaf terhadap seluruh tanah wakaf yang ada berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Universitas Sumatera Utara 93

BAB IV PERAN KANTOR URUSAN AGAMA KUA DAN BADAN PERTANAHAN