29
4. Kedudukan harta setelah di wakafkan.
Di lingkungan umat Islam Indonesia bahwa semangat pelaksanaan wakaf lebih bisa dilihat dari adanya kekekalan fungsi atau manfaat untuk kesejahteraan umat
atau untuk kemaslahatan agama, baik terhadap diri maupun lembaga yang telah ditunjuk oleh wakif. Karena tujuan dan kekekalan manfaat benda dari yang di
wakafkan, maka menurut golongan Syafi’iyyah yang dianut pula oleh mayoritas masyarakat muslim Indonesia berubah kepemilikannya menjadi milik Allah atau
milik umum. Wakif sudah tidak memiliki hak terhadap benda itu. Menurut wakif, wakaf itu sesuatu yang mengikat, si wakif tidak dapat menarik kembali, membatalkan
dan membelanjakannya yang dapat mengakibatkan perpindahan hak milik, dan wakif juga tidak dapat mengikrarkan bahwa benda wakaf itu menjadi hak milik orang lain
dan lain sebagainya.Wakif tidak dapat menjual, menggadaikan, menghibahkan serta mewariskan.
40
5. Harta wakaf ditujukan kepada siapa
Dalam realitas masyarakat kita, wakaf yang ada selama ini ditujukan kepada dua pihak : a keluarga atau orang tertentu wakaf ahli yang ditunjuk oleh wakif.
Apabila ada seseorang yang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya, lalu kepada cucunya, maka wakafnya sah dan yang berhak mengambil manfaatnya adalah
mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf.
40
Juhaya S.
Praja, Perwakafan
di Indonesia
: Sejarah,
Pemikiran, Hukum
dan Perkembangannya, Bandung: Yayasan Piara, 1995, hal. 37.
Universitas Sumatera Utara
30
Dalam satu sisi, wakaf ahli ini baik sekali karena si wakif akan mendapat dua kebaikan, juga kebaikan dari silaturahminya dengan orang yang diberi amanah wakaf.
Akan tetapi di sisi yang lain, wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah seperti : bagaimana kalau anak yang ditunjuk sudah tidak ada lagi punah, siapa yang berhak
mengambil manfaat dari harta wakaf itu? Lebih-lebih pada saat akad wakafnya tidak disertai dengan bukti tertulis yang di catatkan kepada negara. Atau sebaliknya,
bagaimana kalau anak cucu si wakif yang menjadi tujuan wakaf itu berkembang sedemikian rupa, sehingga menyulitkan bagaimana cara pembagian hasil harta wakaf.
Dan ini banyak bukti, dilingkungan masyarakat kitasering terjadi persengketaan antar keluarga yang memperebutkan harta yang sesungguhnya sudah diwakafkan kepada
orang yang ditunjuk. Dalam masalah ini, Ahmad Azhar Basyir, MA dalam bukunya “Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah” menulis : menghadapi kenyataan
semacam itu di beberapa negara yang dalamperwakafan telah mempunyai sejarah lama, lembaga wakaf ahliitu sebaiknya diadakan peninjauan kembali untuk di
hapuskan. b Wakaf yang ditujukan untuk kepentingan agama keagamaan atau kemasyarakatan wakaf khairi. Wakaf seperti ini sangat mudah kita temukan
disekitar kehidupan masyarakat kita, yaitu wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolahan, jembatan, rumah sakit, kuburan, panti asuhan anak
yatim dan lain-lain.Wakaf dalam bentuk seperti ini jelas lebih banyak manfaatnya daripada jenis yang pertama, karena tidak terbatasnya orang atau kelompok yang bisa
mengambil manfaat.Dan inilah yang sesungguhnya semangat yang diajarkan oleh wakaf itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
31
6. Boleh tidaknya tukar menukar harta wakaf.