Peran Kantor PERAN KANTOR URUSAN AGAMA KUA DAN BADAN PERTANAHAN

96

B. Peran Kantor

Urusan Agama KUA dalam Menghadapi Kendala Pendaftaran Tanah Wakaf. Untuk memajukan dunia perwakafan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Agama berupaya menjalankan fungsi dan perannya, guna memfasilitasi pengembangan administrasi perwakafan di Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Pada tahun 2006 Pemerintah memecah Direktorat Zakat dan Wakaf di Departemen Agama Pusat menjadi dua Direktorat yang berdiri sendiri, di lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama. Dilingkungan Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara masalah perwakafan ditangani Seksi Pemberdayaan Wakaf pada Bidang Hazawa haji, Zakat dan Wakaf. Secara kelembagaan Departemen Agama memiliki fungsi dan tugas yang bisa dijabarkan sebagai berikut: 72 aFungsi motivator, artinya Departemen Agama sebagai lembaga yang memberikan motivasi, rangsangan ataupun stimulant khusus terhadap lembaga-lembaga pengelolaan wakaf yang ada agar memaksimalkan kesejahteraan masyarakat banyak. bFungsi fasilitator, artinya Departemen Agama memberikan fasilitas-fasilitas yang memungkinkan terhadap para nadzir, wakif, dan calon wakif, lembaga atau pihak lain yang terkait dengan perwakafan, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik dalam mengoptimalkan peran pengelolaan, pengembangan, pelaporan, dan pengawasan kelembagaan. 72 Syariful Mahya Bandar dalam Suhrawardi K. Lubis, dkk, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hal. 179-180. Universitas Sumatera Utara 97 cFungsi regulator, artinya Departemen Agama menjadi pihak yang memantau seluruh kebijakan dan peraturan perundang-undangan perwakafan yang dianggap tidak relevan dengan perkembangan terkini untuk kemudian menyusun danatau mengusulkan perubahan kebijakan bersama pihak-pihak lain, baik yang bersifat internal maupun eksternal. dPublic service, artinya Departemen Agama menjadi lembaga yang melayani kepada seluruh lapisan masyarakat Islam tentang perwakafan. Bentuk pelayanan umum yang dilakukan oleh Departemen Agama berupa dibukanya akses informasi, kebijakan, pelayanan administrasi wakaf, dan membantu berbagai persoalan, pengembangan dan pembinaan wakaf. Dewasa ini banyak negara-negara Islam yang dengan sengaja membentuk Kementerian Wakaf dan lembaga wakaf daerah.Kedua lembaga pemerintahan ini dalam perencanaannya melakukan pengelolaan semua jenis wakaf, baik wakaf produktif maupun wakaf langsung tunai, termasuk di dalamnya adalah wakaf mesjid dan tempat kegiatan keagamaan lainnya.Sebagian dari sistem administrasi pemerintahan ini bahkan dalam praktiknya sangat menguasi, di mana pemerintah menghalang pengangkatan nadzir wakaf selain dari lembaga resmi yang dibentuk oleh pemerintah, seperti yang terjadi di Syria. 73 Lembaga pemerintahan melakukan tugas-tugasnya sesuai peraturan dan cara- cara resmi pengelolaan harta umum, dimana cara seperti ini tunduk pada pengawasan lembaga pemerintah lainnya. Kalau diperhatikan, pengeluaran yang diberikan kepada masyarakat dan untuk kegiatan keagamaan di Negara Islam lebih, bahkan melebihi pendapat bersih dari harta wakaf produktif, terutama pendapatan wakaf produktif ini umumnya sedikit yang disebabkan oleh minimnya subsidi pengembangan yang diberikan oleh pemerintah. Padahal subsidi ini mestinya dianggarkan oleh pemerintah 73 Dr. Munzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta Timur: Khalifa, 2005, hal. 298. Universitas Sumatera Utara 98 dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk diberikan kepada mesjid dan harta wakaf lainnya, terutama untuk mendanai wakaf prouktif yang kekurangan dana untuk melakukan produksi. Namun ada juga Negara Islam yang mengistimewakan syarat-syarat wakif dalam membantu wakaf baru yang belum pernah dikenal sebelumnya.Maka berkenaan dengan syarat wakif, pemerintah memberi hak kebebasan kepada para wakif untuk menentukan nadzir atau wali wakafnya.Pemerintah juga menjaga indenpendensi harta wakaf dalam pengelolaannya dan penggunaan hasilnya sesuai syarat yang ditetapkan oleh wakif.Namun untuk melancarkan itu semua, pemerintah mewajibkan adanya pengawasan dari pengadiln setempat di mana wakaf berada. Sedangkan pada kondisi yang tidak diketahui syarat-syarat wakif dalam menentukan nadzir, seperti kalau wakif mewakafkan chek, baik karena belum ada dan tidak diketahui atau belum menentukan pemilihan nadzir, maka pihak pemerintah yang berkompeten dari kementerian wakaf atau lembaga wakaf di daerah mengambil alih pengelolaan harta wakaf, di mana ia mengambil semua keputusan investasi dan pengembangan, juga administrasinya dan penggunaan hasil-hasilnya. 74

C. Peran Badan Pertanahan Nasional BPN dalam Menghadapi Problematika Pendaftaran Tanah Wakaf.