93
BAB IV PERAN KANTOR URUSAN AGAMA KUA DAN BADAN PERTANAHAN
NASIONAL BPN DALAM MENGHADAPI PROBLEMATIKA PENDAFTARAN TANAH WAKAF
A. Problematika Yang Dihadapi KUA dan BPN Dalam Pendaftaran Tanah Wakaf.
Pada dasarnya masalah pendaftaran tanah wakaf sangat bersangkutan dengan KUA dan BPN, KUA bertugas sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf dan
mendaftarkannya ke BPN, sedangkan BPN mengadministrasikan pendaftaran tanah wakaf serta mengeluarkan sertifikatnya. Namun karena kurangnya jumlah personil
yang menangani urusan perwakafan menyebabkan masalah perwakafan dan pendaftaran tanah wakaf jadi terbengkalai, sebagaimana yang diungkapkan oleh salah
seorang personil yang menangani permasalahan wakaf di BPN sebagai berikut:
71
“Mengenai pesonil yang menangani wakaf secara khusus di Kantor Pertanahan Nasional BPN belum ada, seperti saat ini, di dalam struktur organisasi
saya menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah, hingga saat ini sangat banyak permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tanah
pemerintah, seperti masalah perwakafan tanah, masalah pelepasan hak, pembebesan tanah pada proyek bandara Kualanamu yang sekarang sedang berjalan, dan yang
lainnya sehingga waktu saya untuk menangani semua permasalahan itu sangat terbatas, sebaiknya ada personil yang khusus menangani perwakafan tanah, sehingga
permasalahan wakaf secara khusus dapat tertangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan wakaf itu sendiri”.
Demikian juga di Kantor Urusan Agama KUA terjadi kekurangan personil, sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang personil yang ada di KUA
Kecamatan Percut Sei Tuan dalam wawancara berikut:
71
Hasil wawncara dengan bapak Edi Rabuddin, SIP di Kantor Badan Pertanahan Nasional, Tanggal 31 Juli 2012, Pukul: 10.07
93
Universitas Sumatera Utara
94
Tugas saya di KUA adalah menangani masalah keluarga sakinah dan ibadah sosial, adapun Uraian tugas yang saya lakukan adalah:
1. Melaksanakan Pernikahan yang dilaksanakan PPN.
2. Melaksanakan Pendaftaran Penasehatan Perkawinan.
3. Membuat surat panggilan penasehatan
perkawinan calon pengantin dan kepala keluarga yang bermasalah.
4. Merekap pendataan keluarga sakinah.
5. Mempersiapkan administrasi pemilihan keluarga sakinah telatan setiap tahun.
6. Melaksanakan laporan terhadap tugas yang dikerjakan kepada atasan.
7. Melaksanakan pendataan rumah ibadah.
8. Melaksanakan inventaris data tanah wakaf dan nazhir tanah wakaf.
9. Mendata dan memberdayakan fungsi lembagakeagamaan seperti BAZ, LPTQ,
BKM, MUI dan BKRM. 10. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan langsung.
Berdasarkan uraian tugas ini, saya merasa kewalahan, seharusnya ada penambahan personil untuk menangani masalah ibadah sosial, jadi ibadah sosial
dengan keluarga sakinah harus terpisah, agar tugas-tugas yang telah diuraikan di atas dapat terlaksana dengan baik dan tercapai tujuan dari tugas-tugas tersebut.Jadi intinya
terjadi kekurangan personil di dalam mengurusi wakaf ini.
Dari data personil pegawai KUA Kecamatan Percut Sei Tuan yang ada dan data personil yang ada di BPN Kabupaten Deli Serdang khusus yang menangani
urusan wakaf dapat dilihat jumlah personilnya yang memang minim jumlahnya, demikian juga dengan jabatan yang ada, apa yang diungkapkan oleh salah seorang
personil yang ada di KUA memang benar, jabatan yang dilaksanakannya berupa tugas ganda yaitu Keluarga Sakinah dan Ibadah Sosial, sementara untuk jabatan
doktik ditangani oleh empat orang dan untuk kepenghuluan ditangani oleh tiga orang. Jadi memang benar apa yang dikatakan oleh salah seorang personil dari KUA
tersebut bahwa perlu penambahan personil dan pemecahan jabatan, seperti yang menangani keluarga sakinah tersendiri dan yang menangi masalah Ibadah sosial
termasuk masalah wakaf ditangani sendiri.
Universitas Sumatera Utara
95
Perbuatan wakaf adalah termasuk suatu aqad tabarru, yakni suatupelepasan hak berupa pemindahan hak milik dari wakif sebagai pemilik kepadapihak lain,yaitu
Allah, tanpa disertai penggantian atau imbalan apapun.Padahakekatnya, wakaf adalah suatu perjanjian peralihan hak atas tanah.Dalam politikhukum Agraria Nasional
menentukan bahwa setiap orang yang melakukanperbuatan hukum berupa pengalihan hak atas tanah, wajib melakukannyadihadapan pejabat yang berwenang dan yang
ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan,guna mendapatkan akta sebagai alat buktinya.
Dasar hukum dari kewajiban pendaftaran tanah wakaf adalah Pasal 19 ayat 1 jo Pasal 5 jo Pasal 14 ayat 1 huruf b jo Pasal 49 ayat 3 UUPA jo Peraturan
Pemerintah Nomor 24Tahun 1997 jo Pasal 32 Undang-Undang Wakaf jo Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Dalam Pasal 49 ayat 3 UUPA yang menyatakan
bahwa tanah-tanah wakaf yang telah ada dan praktekperwakafan tanah yang terjadi dalam masyarakat Islam di Indonesiakeberadaannya diakui dan dilindungi secara
hukum.Untuk mewujudkanpengakuan dan perlindungan tersebut, maka tanah wakaf yang ada dalammasyarakat harus didaftarkan dan dicatatkan guna mendapatkan
kepastian hukum dan memperoleh tanda bukti hak yang sah menurut peraturan perundang-undanganyang berlaku.
Pendaftaran tanah wakaf sangat penting artinya, baik ditinjau dari tertibhukum maupun administrasi penguasaan dan penggunaan tanah sesuai denganperaturan
perundangan pertanahan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
96
B. Peran Kantor