Tata cara pendaftaran tanah wakaf di Kantor Pertanahan.

103 4. Perintah diakukannya pencatatan atau pencoretan dalam buku tanah. 5. Perintah penerbitan hak atas tanah. 6. Amar yang bermakna menimbulkan akibat hukum terbitnya, beralihnya atau batalnya hak. e. Perbuatan hukum pelaksanaan putusan pengadilan. Putusan pegadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang menyangkut penerbitan, peralihan, atau pembatalan hak atas tanah wajib dilaksanakan oleh pejabat atau pegawai BPN RI paling lambat 2 dua bulan setelah diterimanya salinan putusan pengadilan oleh pejabat yang berwenang melakukan pembatalan. Dalam hal terdapat putusan pengadilan yang telah berkeuatan hukum tetap dan pelaksanaannya diperkirakan akan menimbulkan kasus pertanahan yang lebih luas atau menyangkut kepentingan pemerintah, sebelum dilakukan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan, dilakukan gelar eksternal atau istimewa yang menghadirkan pihak-pihak atau instansi yang terkait.

1. Tata cara pendaftaran tanah wakaf di Kantor Pertanahan.

Pendaftaran tanah yang semula menurut pasal 19 ayat 1 UUPA hanya bertujuan tunggal semata-mata untuk menjamin kepastian hukum, maka berdasarkan pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1977 dikembangkan tujuan pendaftaran tanah, meliputi: 75 1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. 2. Untuk meyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang 75 DR. Mhd. Yamin Lubis, Sh, MS., CN.Dan Abd. Rahim Lubis, SH., Beberapa Masalah Aktual Hukum Agraria, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2004, hal. 168-169. Universitas Sumatera Utara 104 diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar. 3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan di mana setiap bidang tanah termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya hak atas tanah wajib didaftar. Dalam rangka untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum, maka kepada pemegang hak atas tanah yang bersangkutan diberikan sertifikat hak atas tanah, sedangkan untuk melaksanakan fungsi informasi, data yang berkaitan dengan aspek fisik dan yuridis dari bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar, dinyatakan terbukti untuk umum asas publisitas, sementara dalam hal mencapai tujuan tertib administrasi pertanahan, maka setiap bidang tanah atau satuan rumah susun, termasuk perlihan, pembebanan dan hapusnya hak atas tanah, dan hak milik satuan rumah susun wajib didaftar. Soedikno Mertokusumo menyatakan bahwa dalam pendaftaran tanah dikenal 2 macam asas, yaitu: 76 1. Asas Speciliteit Artinya pelaksanaan pendaftaran tanah itu diselenggarakan atas dasar peraturan perundang-undangan tertentu, yang secara teknis menyangkut masalah pengukuran, pemetaan dan pendaftaran peralihannya.Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dapat memberikan kepastian hukum terhadap hak atas tanah, yaitu memeberikan data fisik yang jelas mengenai luas tanah, letak, dan batas-batas tanah. 2. Asas Openbaarheid Asas Publisitas Asas ini memberikan data yuridis tentang siapa yang menjadi subjek haknya, apa nama hak atas tanah, serta bagaimana terjadinya peralihan dan pembebanannya. Data ini sifatnya terbuka untuk umum, artinya setiap orang dapat melihatnya. Berdasarkan asas ini, setiap orang berhak mengetahui data yuridis tentang subjek hak, nama hak atas tanah, peralihan hak, dan pembebanan hak atas 76 Soedikno Mertokusumo, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta: Karunika Universitas Terbuka, 1988, hal. 99. Universitas Sumatera Utara 105 tanah yang ada di kantor pertanahan KabupatenKota, termasuk mengajukan keberatan sebelum sertifikat diterbitkan, sertifikat pengganti, sertifikat yang hilang atau sertifikat yang rusak. Berkaitan dengan pendaftaran tanah, bila dibandingkan antara ketentuan yang terdapat dalam peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 telah memberikan tempat yang jelas bagi pendaftaran tanah wakaf. Dengan demikian penyempurnaan yang dilakukan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 sekaligus ikut menyempurnakan dan memperjelas pentingnya pendaftaran tanah-tanah di wilayah Republik Indonesia termasuk Tanah Wakaf. Seperti terlihat dalam ketentuan pasal 23 Perturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dinyatakan “bahwa untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah wakaf harus terlebih dahulu dibuktikan dengan akta ikrar wakaf”. Dalam penjelasannya yang dimaksud dengan ikrar wakaf adalah akta ikrar wakaf sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik.Ketentuan mengenai pembukuan wakaf ditinjau dari sudut objek pembukuan tersebut merupakan pendaftaran untuk yang pertama kali, meskipun bidang tanah tersebut sebelumnya sudah didaftarkan sebagai tanah hak milik. Dalam pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 juga dinyatakan sertifikat adalah tanda bukti hak sebagaimana yang dimaksud pasal 19 ayat 2 hurup c UUPA untuk hak atas nama, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Seluruh ketentuan tersebut semakin jelas dengan Universitas Sumatera Utara 106 masuknya tanah wakaf sebagai objek pendaftaran tanah di samping objek lainnya pasal 9 ayat 1 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Adapun tatacara pendaftaran tanah mengenai perwakafan tanah milik menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977, yaitu : 77 1. Tanah yang diwakafkan harus merupakan tanah hak milik atau tanah milik yang bebas dari beban ikatan, jaminan, sitaan, dan sengketa, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977. 2. 1 Yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf PPAIW, ialah pejabat yang diangkat dan diberhentikan oleh menteri agama, sesuai dengan ketentuan pasal 9 ayat 2 Perauran Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. 2 Bentuk akta ikrar wakaf ditentukan oleh menteri agama, sesuai dengan ketentuan pasal 19 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. 3 Biaya-biaya yang berkenaan dengan pembuatan akta ikrar wakaf dan untuk para saksi ditetapkan oleh menteri agama. 3. 1 Semua tanah yang diwakafkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 di atas harus didaftarkan kepada Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat. 2 PPAIW berkewajiban untuk mengajukan permohonan pendaftaran kepada Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat atas tanah yang telah dibuatkan akta ikrar wakaf. 3 Permohonan pendaftaran perwakafan tanah milik tersebut pada ayat 1 pasal ini harus disampaikan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 bulan sejak dibuatnya akta ikrar wakaf. 4. Permohonan pendaftaran perwakafan tanah milik yang belum terdaftar di Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota atau belum ada sertifikatnya, dilakukan bersama-sama dengan permohonan pendaftaran haknya kepada Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat menurut ketenuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961. 5. 1 Jika suatu bidang tanah akan diwakafkan sebagian, maka oleh calon wakif terhadap bidang tanah tersebut harus dilakukan pemisahan terlebih dahulu atas bagian-bagian yang tidak diwakafkan dan bagian yang akan diwakafkan. 2 Masing-masing bagian bidang tanah tersebut pada ayat 1 pasal ini dibuatkan buku tanah dan sertifikatnya tetap atas nama calon wakif. 6. 1 Untuk keperluan pendaftaran perwakafan tanah hak milik, maka kepada Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat harus diserahkan : a. sertifikat tanah yang bersangkutan, b. akta ikrar wakaf yang dibuat oleh 77 Prof. Drs. C. S. T. Kansil, S. H, Christine S. T. Kansil, S. H., M. H, Kitab Undang-Undang Hukum Agraria, Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 dan Peraturan Pelaksanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hal. 443-447. Universitas Sumatera Utara 107 PPAIW setempat, c. surat pengesahan dari Kantor Urusan Agama kecamatan setempat mengenai nadzir yang bersangkutan. 2 dalam hal bidang tanah milik yang diwakafkan tersebut belum terdaftar atau belum ada sertifikatnya, maka kepada Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat harus diserahkan: a. surat permohonan konvensipenegasan haknya; b. surat-surat bukti pemilikan tanahnya serta surat-surat keterangan lainnya yang diperlukan sehubungan dengan permohonan konvensi dan pendaftaran haknya; c. akta ikrar wakaf yang dibuat PPAIW setempat; d. surat pengesahan dari KUA kecamatan setempat mengenai nadzir yang bersangkutan. 7. 1 setelah menerima permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Kepala Sub Direktorat Agraria KabupatenKota setempat mencatat perwakafan tanah hak milik yang bersangkutan pada buku tanah dan sertifikatnya. 2 jika tanah milik yang diwakafkan tersebut belum terdaftar di Kantor Sub Direktorat Agraria KabupatenKotaatau belum mempunyai sertifikat, maka pencatatan yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan setelah tanah tersebut dibuatkan sertifikatnya. 8. 1 Berdasarkan akta ikrar wakaf yang dibuat oleh PPAIW, oleh kepala 9. sub direktorat Agraria KabupatenKota setempat dilakukan: a. pencoretannama-nama pemegang hak yang lama, yaitu wakaf, b. mencantumkan kata “WAKAF” dengan huruf besar di belakang nomor hak milik tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan sertifikatnya, c. mencantumkan akta ikrar wakaf PPAIW Kecamatan……., tanggal………, nomor………., pada halaman tiga kolom “sebab perubahan” dalam buku tanah dan sertifikatnya, d. mencantumkan nama-nama nadzir pada halaman tiga kolom nama yang berhak dan pemegang hak lainnya “dalam buku tanah” dan sertifikatnya. 2 pengisian kolom-kolom lainnya halaman tiga dalam buku tanah dan sertifikat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 10. 1 Jika nadzir terdiri dari kelompok orang, maka yang ditulis dalam buku tanah dan sertifikatnya adalah nama-nama orang dari kelompok tersebut disertai kedudukannya dalam kepengurusan itu. 2 Jika nadzir merupakan badan hukum, maka yang ditulis dalam buku tanah dan sertfikatnya adalah nama badan hukum tersebut. 3 syarat-syarat sebagai nadzir, baik kelompok orang maupun badan hukum harus memenuhi ketentuan pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. 11. 1 Dalam hal nadzir terdiri dari kelompok orang-orang, ada di antaranya yang mengundurkan diri atau meninggal dunia, harus dilakukan pencoretan nama- nama nadzir yang mengundurkan diri atau yang meninggal dunia tersebut. Pencatatan penggantian nama nadzir yang baru pada tanah dan sertifikat dilakukan setelah ada surat pengesahan dari Kantor Urusan Agama kecamatan setempat, tentang penggantian nadzir tersebut. 2 penggantian nama-nama nadzir tersebut pada ayat 1 pasal ini tidak mengakibatkan peralihan hak dari tanah yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 108 12. 1 Biaya yang berkenaan dengan pendaftaran hak untuk pertama kali yang dimaksud dalam pasal 4 serta biaya-biaya untuk pembuatan sertifikat pemisahan yang dimaksud dalam pasal 5 didasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor SK. 41DDA1969 dan Peraturan Menteri Agraria Nomor 61965. 2 Keringanan atau pembebasan atas biaya-biaya tersebut dalam ayat 1 di atas, dapat diajukan oleh calon wakif kepada menteri dalam negeri c.q. Direktur Jendral Agraria berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor SK. 41DDA1969. 13. Untuk keperluan pendaftaran dan pencatatan perwakafan tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, 7, 8, 9 dan 10 tidak dikenakan biaya pendaftaran, kecuali biaya pengukuran dan meterai. 14. Pendaftaran tanah-tanah wakaf yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 dilakukan meneurut ketentuan di dalam peraturan ini, setelah diadakan peraturan penyesuaian oleh menteri agama. 15. 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 2 agar supaya setiap orang mengetahuinya, maka peraturan ini akan dimuat dalam tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia. Setelah akta ikrar wakaf dilaksanakan sesuai dengan prosedur, maka tanah wakaf tersebut harus didaftarkan di KantorPertanahan setempat. Pendaftaran tanah wakaf dilakukan oleh PPAIWatas nama nadzir mendaftarkan harta benda wakaf kepada instansi yang berwenang paling lambat 7 tujuh hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani. 78 Dalam mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada KantorPertanahan tersebut, PPAIW harus menyerahkan dokumen-dokumen sebagaiberikut : 1. Salinan Akta Ikrar Wakaf 2. Sertipikat tanah yang bersangkutan atau surat-surat dan bukti-bukti lainkepemilikan tanah. 3. Surat Pengesahan Nazhir dari Kantor Urusan Agama Kecamatansetempat. 4. Kartu Identitas para nazhir dan para saksi. 78 UU Nomor 41 Tahun 2004, Pasal 32 Universitas Sumatera Utara 109 5. Serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan. Prosedur pendaftaran tanah wakaf di Kantor Pertanahan tergantung padakeadaan dan status tanah yang diwakafkan. 79 1. Hak Milik atas tanah yang telah terdaftar dapat langsung didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir. 2. Tanah milik adat yang belum terdaftar, harus terlebih dahulu di konversipenegasan hak dan kemudian didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir. 3. Untuk sebagian dari Hak atas tanah, harus dilakukan pemecahan terlebih dahulu kemudian baru didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir. 4. Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai atas tanah harus ditingkatkan terlebih dahulu menjadi Hak Milik. 5. Untuk pemegang Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai atas tanah yang tidak memenuhi syarat sebagai pemegang Hak Milik maka harus dilakukan pelepasan dan dilakukan penegasan hak sebagai tanah wakaf. 7. Hak Milik atas satuan rumah susun dilakukan menurut peraturan perundangan yang berlaku. 8. Untuk Tanah Negara harus dilakukan permohonan hak terlebih dahulu.

2. Tata cara pencatatan tanah wakaf.