commit to user
35
dunia ini; 3 afektif dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam membaca.
Dalam aktivitas berbahasa, membaca pemahaman selalu melibatkan beberapa psikologis
mental seperti
kegiatan penilaian,
penalaran, pertimbangan,
pengkhayalan, dan pemecahan masalah. Selain itu membaca pemahaman memiliki empat faktor landasan psikologis, antara lain 1 kapasitas lisan, yaitu kemampuan
bawaan untuk mempelajari bahasa simbol dan kemampuan menangkap konsep- konsep abstrak; 2 pemahaman pendidikan, yaitu keseluruhan gagasan, pengertian
dan pengetahuan praktis yang diperoleh melalui kontak pribadi dengan lingkungan; 3 kemampuan berkonsentrasi, yaitu pengarahan pikiran pada pengetahuan tertentu,
gagasan-gagasan dan informasi yang berhubungan dengan pemecahan dan analisis; dan 4 adanya tujuan sehingga kemampuan mental dapat difokuskan dalam
mempelajari hal-hal tertentu. Berpijak pada uraian di atas, maka pembaca pemahaman dituntut dapat
melibatkan dirinya secara aktif dalam bacaan, mengolah informasi visual dan non visual, serta mengkonstruksikan isi yang tersurat dan tersirat dalam bacaan.
g. Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman
Tes yang bersifat subjektif maupun berbentuk objektif dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman seseorang. Menurut Soenardi
Djiwandono 1996: 64-65 bahwa tujuan pokok penyelenggaraan tes membaca adalah mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan memahami makna tersurat, tersirat
maupun implikasi dari isi suatu bacaan, oleh karenanya dapat dipilih tes bentuk
commit to user
36
subjektif maupun objektif. Tes bentuk subjektif dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dijawab melalui jawaban panjang dan lengkap atau sekedar jawaban
pendek. Sedangkan tes objektif dapat disusun dalam bentuk tes melengkapi, menjodohkan, pilihan ganda atau bentuk-bentuk gabungan.
Burhan Nurgiantoro 1988: 248 berpendapat bahwa pengukuran kegiatan membaca dapat mencakup dua segi yaitu kemampuan dan kemauan. Kemampuan
membaca lebih berkaitan dengan aspek kognitif yang mencakup enam tingkatan sedangkan faktor kemauan berkaitan dengan aspek afektif. Lebih lanjut Burhan
Nurgiantoro 1988: 249 menyatakan bahwa tes esai maupun objektif dapat dipilih, hanya saja untuk mengukur tingkat sintesis dan evaluasi bentuk tes esai lebih mudah
disusun. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kemampuan membaca pemahaman dapat dilakukan melalui tes bentuk esai ataupun objektif dengan memperhatikan beberapa indikator. Berbicara tentang indikator
kemampuan membaca pemahaman, David Russel yang dikutip Dikjen Dikti 1985: 65-66 menyatakan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan memberi
respon yang tepat dan akurat terhadap tuturan tertulis yang dibaca. Sementara itu Imam Syafi’ie 1993: 48-49 membedakan pemahaman atas empat tingkatan yaitu 1
tingkat pemahaman literal, yaitu pemahaman arti kata, kalimat, serta paragraf dalam bacaan; 2 tingkat pemahaman interpretatif, yaitu pemahaman isi bacaan yang tidak
langsung dinyatakan dalam teks bacaan; 3 tingkat pemahaman kritis, yaitu pemahaman isi bacaan yang dilakukan pembaca dengan berfikir secara kritis terhadap
commit to user
37
isi bacaan; 4 tingkat pemahaman kreatif, yaitu pemahaman terhadap bacaan yang dilakukan dengan kegiatan membaca melalui berfikir secara interpretatif dan kritis
untuk memperoleh pandangan-pandangan baru, gagasan-gagasan baru, gagasan yang segar dan pemikiran-pemikiran orisinal.
Sedangkan Anderson 1980: 106 membedakan tingkatan membaca pemahaman atas tiga tingkatan yaitu 1 membaca barisan, 2 membaca antarbarisan,
dan 3 membaca di luar barisan. Untuk tiga tingkatan tersebut, Anderson 1990: 106, menyatakan terdapat tujuh keterampilan yang terkandung di dalam tingkat
pemahaman yaitu 1 pengetahuan makna kata, 2 pengetahuan tentang fakta, 3 pengetahuan menentukan tema pokok, 4 kemampuan mengikuti hal yang mengatur
sebuah wacana, 5 kemampuan memahami hubungan timbal balik, 6 kemampuan menyimpulkan, dan 7 kemampuan melihat tujuan pengarang.
Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam membaca pemahaman, menurut Henry Guntur Tarigan 1987: 37 mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan
pengajaran membaca pemahaman, maka indikator kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam 1 menetapkan ide pokok; 2
memilih butir-butir penting; 3 mengikuti petunjuk-petunjuk; 4 menentukan organisasi bahan bacaan; 5 menentukan citra visual dan citra lainya dalam bacaan;
6 menarik kesimpulan-kesimpulan; 7 menduga dan meramalkan dampak dan kesimpulan; 8 merangkum bacaan; 9 membedakan fakta dari pendapat; 10
memperoleh dari aneka sarana khusus seperti ensiklopedi.
commit to user
38
Pendapat yang agak berbeda diutarakan oleh Alan Davies dan Widdowson 1974: 167-175 menyatakan bahwa indikator-indikator untuk mengukur kemampuan
membaca pemahaman terdiri atas: 1 acuan langsung yang dirinci dalam kemampuan memahami makna kata, istilah, ungkapan, kemampuan menangkap informasi dalam
kalimat, dan kemampuan menjelaskan istilah; 2 penyimpulan yang dirinci dalam kemampuan menemukan sifat hubungan suatu ide dan kemampuan menangkap isi
bacaan yang tersurat maupun tersirat; 3 dugaan yang dirinci dalam kemampuan menduga pesan yang terkandung dalam bacaan dan kemampuan menghubungkan teks
dengan situasi.
3. Sikap Bahasa