commit to user
77
C. Pengujian Hipotesis 1. Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterampilan
Menulis Ringkasan.
Analisis regresi linear sederhana antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan menghasilkan arah koefisien regresi sebesar 1,54
dan konstanta sebesar 31,34 baca lampiran 10A, halaman 191. Dengan demikian,
bentuk hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan dapat digambarkan dengan garis regresi, yaitu
Ŷ = 31,34 + 1,54X
1
. untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi sederhana antara kemampuan membaca pemahaman dan data keterampilan menulis ringkasan maka
dilakukan uji F sebagaimana tampak pada tabel berikut ini: Tabel 5. Tabel Anava untuk Regresi Linear
Ŷ = 31,34 + 1,54X
1
Sumber Variasi Dk
JK KT
F
o
F
t
Total 125
660201 -
- Koefisien a
Regresi ba Sisa
1 1
123 656233.992
1001.34496 2965.66304
- 1001.34496
24.11108163 -
41.53048691 3.84
Tuna Cocok Galat
7 116
109.38437 2856.27867
15.62633857 24.62309198
0.6346 -
2.01
commit to user
78
Keterangan: Dk = derajat kebebasan
JK = Jumlah Kuadarat KT = Kuadrat Tengah
F = Nilai F hasil penelitian obsevasi
F
t
= Nilai F dari tabel Bagian atas untuk menguji keberartian regresi
Bagian bawah untuk menguji linearitas regresi Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil pengujian signifikansi regresi
F
o
sebesar 41,53 yang lebih besar dari F
t
= 3,84 baca Lampiran 11A, halaman 193.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan adalah signifikan berarti.
Hasil pengujian linearitas diperoleh F sebesar 0.63 yang lebih kecil dari F
t
sebesar 2,01 baca Lampiran 11A halama 193. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan bersifat linear.
Analisis korelasi sederhana antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan diperoleh koefisien korelasi r
x1y
= 0,68 baca
Lampiran 12A halaman 204. Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien
korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa
commit to user
79
kekuatan hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan sebesar 7,08 yang lebih besar dari pada t
tabel
sebesar 1,645 baca
Lampiran 13A, halaman 207. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis tersebut di
atas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan. Dengan demikian
hipotesis nol Ho yang berbunyi “ tidak ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan” ditolak. Sebaliknya, hipotesis
altenatif Ha yang berbunyi “ ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan ketrampilan menulis ringkasan” diterima.
Koefisien determinan
kemampuan membaca
pemahaman dengan
keterampilan menulis ringkasan sebesar 46,24 diperoleh dari harga koefisien korelasi sederhana dikuadratkan lalu dikalikan 100. Hal itu berarti sekitar 23,04 variansi
keterampilan menulis ringkasan dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahaman. Atau dengan kata lain, variabel kemampuan membaca pemahaman
memberi kontribusi sumbangan terhadap keterampilan menulis ringkasan sebesar
23,04 baca Lampiran 18A, halaman 216. 2.
Hubungan antara Sikap bahasa dan Keterampilan Menulis Ringkasan
Analisis regresi linear sederhana antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan menghasilkan koefisien regresi sebesar 0,28 dan konstanta 3,88
baca Lampiran 10B, halaman 192. Dengan demikian, bentuk hubungan antara
commit to user
80
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan dapat digambarkan dengan garis regresi, yaitu
Ŷ = 3,88 + 0,28X
2
. Untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi sederhana antara
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan maka dilakukan uji F sebagaimana tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Anava untuk Regresi Linear Ŷ = 3.88 + 0.28 X
2
Sumber Variasi Dk JK
KT F
o
F
t
Total 125
660201 -
- Koefisien a
Regresi ba Sisa
1 1
123 656233.992
1867.34912 2099.65888
- 1867.34912
17.0703974 -
109.39 -
3.84
Tuna Cocok Galat
44 79
595.150543 1504.508337
13.5261487 19.04440933
0.710 -
1.50
Keterangan: Dk = derajat kebebasan
JK = Jumlah Kuadarat KT = Kuadrat Tengah
F = Nilai F hasil penelitian obsevasi
F
t
= Nilai F dari tabel Bagian atas untuk menguji keberartian regresi
commit to user
81
Bagian bawah untuk menguji linearitas regresi Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil pengujian signifikansi regresi
F
o
sebesar 109,39 yang lebih besar dari F
t
= 3,84 baca Lampiran 11B, halaman
199. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan adalah signifikan berarti.
Hasil pengujian linearitas diperoleh F sebesar 0.71 yang lebih kecil dari F
t
sebesar 1,50 baca Lampiran 11B halaman 199. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan bersifat linear.
Analisis korelasi sederhana antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan diperoleh koefisien korelasi r
x2y
= 0,69 baca Lampiran 12B halaman
205. Lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara
sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan sebesar 14,48 yang lebih besar dari pada t
tabel
sebesar 1,645 baca Lampiran 13B, halaman 208. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan.
Dengan demikian hipotesis nol Ho yang berbunyi“ tidak ada hubungan antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan” ditolak. Sebaliknya, hipotesis altenatif
commit to user
82
Ha yang berbunyi “ ada hubungan positif antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan” diterima.
Koefisien determinan sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan sebesar 47,61 diperoleh dari harga koefisien korelasi sederhana dikuadratkan lalu
dikalikan 100. Hal itu berarti sekitar 47,61 variansi keterampilan menulis ringkasan dapat dijelaskan oleh sikap bahasa. Atau dengan kata lain, variabel sikap
bahasa memberi kontribusi sumbangan terhadap keterampilan menulis ringkasan
sebesar 46,24 baca Lampiran 18B, halaman 217. 3.
Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa Secara Bersama-sama dengan Keterampilan Menulis Ringkasan
Analisis regresi linear ganda antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan,
menghasilkan arah koefisien regresi b
1
sebesar 0,17; b
2
sebesar 0,50; dan konstanta b
o
sebesar 10,91 baca Lampiran 14, halaman 209. Dengan demikian, bentuk
hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan dapat digambarkan dengan
persamaan garis regresi, yaitu: Ŷ=10.91+0.17 X
1
+0.50X
2
. Untuk mengetahui derajat
signifikansi persamaan regresi linear ganda antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan, maka
dilakukan uji F. Pengujian derajat signifikansi dapat diperhatikan pada Lampiran 15A, halaman 211.
commit to user
83
Berdasarkan lampiran 15A diketahui hasil pengujian F
o
sebesar 279,87 yang lebih besar dari F
tabel
dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 122 pada α = 0,05 sebesar 1,645 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linear antara
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan adalah signifikan.
Selanjutnya, dari hasil analisis korelasi ganda antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis
ringkasan diperoleh korelasi R
y12
sebesar 0,90 baca Lampiran 16, halaman 214.
lebih lanjut, untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi ganda, maka dilakukan uji F. Dari hasil pengujian diperoleh F
o
sebesar 279,87 yang lebih besar dari F
tabel
dengan dk pembilang 2 dan penyebut 122 pada t araf nyata α =0,05 sebesar 3,00 baca
Lampiran 17, halaman 215. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan.
Koefisien determinan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan sebesar 81 diperoleh
dari harga koefisien korelasi ganda dikuadratkan lalu dikalikan 100 hal ini berarti sekitar 81 variansi keterampilan menulis ringkasan dapat dijelaskan oleh
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama. Atau dengan kata lain, variabel kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara
commit to user
84
bersama-sama memberi konstribusi terhadap keterampilan menulis ringkasan sebesar
81 baca Lampiran 18C, halaman 218. D.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini diketengahkan dari dua segi, yaitu hasil analisis deskriptif tiap variabel dan hasil analisis korelasional antara variabel.
Hasil analisis deskriptif tiap variabel menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame
Kota Bandar Lampung tergolong kurang. Hal ini tampak dari nilai rata-rata yang mereka peroleh untuk variabel kemampuan membaca pemahaman sebesar 3,49
dalam skala 0 – 40; dan variabel sikap bahasa sebesar 190,55 dalam skala 0 – 200.Sementara untuk variabel menulis ringkasan tergolong sedang. Ini tercermin dari
nilai rata-rata variabel tersebut sebesar 31,992 dalam skala 0 – 100. Dari nilai-nilai di atas tampak bahwa rata-rata keterampilan menulis ringkasan
paling tinggi, disusul rata-rata sikap bahasa, dan rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman. Perbedaan rata-rata nilai dari ketiga variabel yang dapat dikatakan
cukup jauh, hal ini memang menarik untuk dicermati. Pertama, kenyataan bahwa rata-rata nilai keterampilan menulis ringkasan
paling tinggi bila dibandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini dapat diduga sebab tes untuk mengungkap keterampilan menulis ini berbentuk esei bukan objektif
sehingga dalam hal penilaian unsur subjektifan penilai kemungkinan besar masih mempengaruhi meskipun sudah ada upaya antisipasi dihadirkannya tiga penilai
commit to user
85
maupun pemberian bobot nilai yang berbeda untuk setiap indicator yang dinilai dalam keterampilan menulis ringkasan tersebut.
Kedua, bahwa rata-rata nilai sikap bahasa lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman. Kenyataan ini juga dapat diduga karena
persoalan bentuk alat ukur yang berbeda. Angket yang digunakan untuk mengukur kondisi sikap bahasa lebih besar kemungkinannya memberi peluang pada responden
untuk memilih alternatif tanggapan yang berkecenderungan di tengah-tengah dalam hal ini skor 3 atau Ragu-ragukurang setuju bahkan bisa jadi banyak yang
menjatuhkan pilihan di atas pilihan itu dalam hal ini skor 4 atau setuju; dan skor 5 atau sangat setuju. Mengapa kemungkinan hal ini dapat terjadi? Sebab pada
umumnya pengisi angket tidak jujur mengakui keberadaan yang ada di dalam dirinya sehingga mereka terpaksa mengisi pilihan yang baik-baik saja agar terkesan dirinya di
mata orang lain dalam hal ini penilai tetap kelihatan baik. Ketiga, mengacu pada pembahasan pertama dan kedua, yang cukup menarik
untuk diperhatikan ialah bahwa nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman paling rendah daripada variabel lain. Hal ini dapat diduga, pertama bentuk tes yang
bersifat objektif hanya member dua kemungkinan pilihan benar dan salah sehingga membut siswa tidak mungkin memberikan jawaban di luar itu sebagai mana pada
angket bahasa bahkan tes esei mengarang. Kedua, kemungkinan siswa belum pernah membaca bacaan yang disajikan pada setiap teks bacaan sehingga mereka dapat
dikatakan kurang memiliki latar pengetahuan isi yang terkandung dalam bacaan, dari
commit to user
86
hal ini yang diduga cukup berperan dalam pemahaman bacaaan. Ketiga waktu pelaksanaan tes yang kurang tepat yaitu pada jam 5-6 sehingga konsentrasi siswa
kurang. Kondisi ini diduga cukup berperan dalam pemahaman bacaan siswa mengingat keadaan siswa harus pulang agak terakhir karena harus selesai
mengerjakan tes. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa siswa SD Negeri di
Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung memiliki karakteristik yang bersifat hiterogen dalam ketiga variabel tersebut. Ini terlihat dari rentangan nilai yang cukup
lebar 23 hingga 31 untuk tes kemampuan membaca pemahaman dan 89 hingga 148 untuk angket sikap bahasa dan 60 hingga 85 untuk tes keterampilan menulis
ringkasan; serta angka simpangan baku yang cukup rendah, yaitu 1,87 untuk tes kemampuan membaca pemahaman; 13,80 untuk angket sikap bahasa; dan 5,65 untuk
tes keterampilan menulis ringkasan. Hasil analisis korelasional antarvariabel menunjukkan bahwa baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa memiliki hubungan positif yang linier dengan keterampilan menulis
ringkasan. Hubungan positif ini mengisyaratkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa berjalan seiring dengan keterampilan menulis
ringkasan. Artinya, meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa senantiasa diikuti dengan meningkatnya keterampilan menulis ringkasan;
demikian pula, menurunnya kedua aspek tersebut kemampuan membaca pemahaman
commit to user
87
dan sikap bahasa juga akan diikuti menurunnya keterampilan menulis ringkasan. Sifat hubungan yang demikian melahirkan pemikiran bahwa keterampilan menulis
ringkasan dapat ditelusuri, dijelaskan, atau bahkan diramalkan melalui kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa. Inilah makna regresi, yang berasal dari kata
bahasa inggris to regress yang berarti bergerak mundur untuk menelusuri kembali apa-apa yang telah terjadi.
Hal yang dipersoalkan adalah seberapa kuat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa selaku variabel bebas predictor dengan
keterampilan menulis ringkasan selaku variabel terikat respon. Cukup kuatkah hubungan antara variabel bebas prediktor dengan variabel terikat respon sehingga
variabel bebas dapat digunakan sebagai landasan berpijak yang kuat untuk menjelaskan dan meramalkan terjadinya respon?. Pertanyaan ini dapat dijawab
dengan melihat besarnya sumbangan variabel bebas prediktor terhadap variabel terikat respon dan besarnya koefisien arah pada persamaan garis regresi.
Pada bagian pengujian hipotesis telah dipaparkan bahwa koefisien korelasi antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan r
y1
sebesar 0,678 dibulatkan 0,68; koefisien korelasi antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan r
y2
sebesar 0,688 dibulatkan 0,69 dan koefisien korelasi antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-
sama dengan keterampilan menulis ringkasan R
y.12
sebasar 0,906 dibulatkan 0,90. Dari koefisien korelasi ini dapat diperoleh besar sumbangan masing-masing variabel
commit to user
88
bebas prediktor terhadap variabel terikat respon, yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi tersebut sehingga diperoleh koefisien determinan kemudian
mengalikanya dengan 100 persen. Dengan demikian, akan dihasilkan nilai sumbangan masing-masing variabel bebas prediktor terhadap variabel terikat
respon berikut ini. Berdasarkan r
y.1
sebesar 0,678 dibulatkan 0,68 di atas diperoleh koefisien determinasi sebesar 46,24. Hal itu berarti 46,24 persen variasi kecenderungan
keterampilan menulis ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahamannya,
melalui regresi Ý = 31,34 + 1,54 X
1.
Dengan kata lain, kemampuan membaca pemahaman memberikan kontribusi sebesar 46,24 persen kepada keterampilan
menulis ringkasan. Dari r
y.2
sebesar 0,688 dibulatkan 0,69 diperoleh koefisien determinasi 0,4761. Hal itu berarti 47,61 persen variasi kecenderungan keterampilan menulis
ringkasan siswa SD Negeri di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh sikap bahasa melalui regresi Ý = 3,88 + 0,28 X
2.
Dengan kata lain, sikap bahasa memberikan kontribusi sebesar 47,61 persen kepada menulis ringkasan.
Berdasarkan Ry
12
sebesar 0,906 dibulatkan 0,90 diperoleh koefisien determinasi 0,81. Hal itu berarti 81 persen variasi kecenderungan keterampilan
menulis ringkasan dapat dijelaskan oleh kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa melalui regresi ganda Ý = 10,91 + 0,17 X
1
+ 0,50 X
2.
Dengan kata lain,
commit to user
89
kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 81 persen kepada keterampilan menulis ringkasan.
Dari uraian di atas tampak bahwa kemampuan membaca pemahaman member sumbangan yang lebih besar daripada sikap bahasa terhadap keterampilan menulis
ringkasan. Hal tersebut dimungkinkan karena sikap bahasa lebih bersifat psikologis sementara kemampuan membaca pemahaman bersifat kognitif. Mengingat
keterampilan menulis ringkasan lebih menekankan pada kecermatan, maka wajar apabila sumbangan kemampuan membaca pemahaman kepada keterampilan menulis
ringkasan lebih kecil jika dibandingkan dengan sikap bahasa. Meskipun demikian, keduanya memberikan sumbangan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa baik
hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis ringkasan maupun hubungan sikap bahasa dengan keterampilan menulis ringkasan
kuat. Secara bersama-sama kedua variabel bebas prediktor itu memberi sumbangan yang lebih besar dibandingkan sumbangan dari masing-masing variabel bebas
prediktor secara sendiri-sendiri.
E. Keterbatasan Penelitian