commit to user
54
sampel penelitian. Besar sampel ditentukan 125 orang atau 25 dari jumlah populasi. Hal ini dianggap sampel sudah representatif.
Secara oprasional langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel penelitian sebagai berikut:
a. Semua anggota populasi yang berjumlah 500 siswa tetap diminta mengerjakan
instrumen penelitian yang terdiri dari tiga macam, yaitu X
1
, X
2
, dan Y. b.
Setelah selesai, data pekerjaan siswa dari seluruh anggota populasi dikumpulkan lalu diambil 125 pekerjaan data untuk masing-masing variabel
secara acak dengan jalan peneliti membuat nomor urut undian dari 1-500 lalu diundi. Nomor yang keluar itulah yang dijadikan sampel, selanjutnya langsung
diambil pekerjaannya yang meliputi X
1
, X
2
, dan Y.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan variabel penelitian ini, terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan. Ketiga jenis data tersebut, ialah 1 data tentang kemampuan
membaca pemahaman, 2 data tentang sikap bahasa, dan 3 data tentang keterampilan menulis ringkasan. Pengumpulan data tentang kemampuan
membaca pemahaman dilakukan dengan teknik tes objektif pilihan ganda; sedangkan data tentang keterampilan menulis ringkasan siswa dikumpulkan
dengan teknik tes esei berupa pemberian tugas mengarang dengan kriteria yang ditentukan. Sementara itu, pengumpulan data tentang sikap bahasa dilakukan
dengan menggunakan teknik non tes yang berbentuk angket kuesioner skala sikap bahasa.
commit to user
55
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi 1 kemampuan membaca pemahaman, 2 sikap bahasa, dan 3 keterampilan menulis ringkasan.
Adapun instrumen dari masing-masing variabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tes Keterampilan Menulis Ringkasan
Data tentang keterampilan menulis ringkasan diperoleh melalui tes keterampilan menulis ringkasan yaitu meringkas isi buku yang dipilih sendiri
dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Dalam menulis terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan. Ketentuan tersebut harus mencakup 1
keterampilan menangkap kesan umum pada tulisan orang lain untuk diringkas; 2 keterampilan menangkap gagasan utama pada tulisan yang akan diringkas; 3
ragam bahasa yang digunakan; 4 keterampilan dalam menyusun kalimat dengan struktur yang benar; 5 penerapan kaidah ejaan yang disempurnakan dengan
benar. Penilaian hasil karangan meringkas siswa menggunakan skala nilai yang
bergerak dari satu sampai dengan seratus dan memberikan pembobotan seperti pendapat yang diungkapkan Nurgiyantoro 1988: 281 yang telah peneliti
kemukakan di bab II. Untuk menghindari kesubjektifan penilain ringkasan tersebut, hasil ringkasa siswa dinilai oleh tiga orang, dalam hal ini oleh peneliti
dan dua guru ringkasan tempat di mana penelitian ini dilaksanakan yang dalam hal ini guru bahasa Indonesia SD Negeri Sukarame. Nilai akhir hasil karangan
ringkasan siswa marupakan nilai rata-rata dari ketiga penilai tersebut.
commit to user
56
Komponen-komponen yang dinilai dalam karangan siswa mengacu kepada pendapat Harris dan Halim sebagai mana telah dipaparkan pada bab II yaitu yang
mencakupi 1 isi, 2 organisasi isi, 3 tata bahasa, 4 kosa kata diksi, dan 5 ejaan. Skor maksimum untuk masing-masing komponen mengacu pada pendapat
Nurgiyantoro 1988: 281 sebagai berikut: 1 isi = 30, 2 organisasi isi = 25, 3 tata bahasa = 20, 4 kosa kata = 15, dan 5 ejaan = 10. Secara lengkap kisi-kisi
tes keterampilan menulis ringkasan ini dapat dibaca pada Lampiran 1A, halaman 107, dan soal keterampilan menulis ringkasan dapat dibaca pada Lampiran 1B,
halaman 108-121.
b. Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Data tentang kemampuan membaca pemahaman diperoleh dengan tes objektif pilihan ganda. Tes ini bersifat kognitif, artinya seluruh butir soal yang ada
ditujukan, untuk mengetahui seberapa baik siswa memiliki kemampuan memahami dan menginterpretasikan informasi tersurat maupun tersirat yang
terkandung dalan suatu bacaan. Dalam penelitian ini jumlah soal untuk tes kemampuan membaca
pemahaman ditentukan jumlah butirnya, namun untuk keperluan uji coba dipersiapkan butir soal yang dilebihkan dari ketentuan. Hal ini di maksudkan
untuk menyiapkan cadangan soal apabila ada soal yang tidak valid. Setiap butir tes kemampuan membaca pemahaman disediakan lima alternatif jawaban. Setiap
butir tes yang dijawab benar oleh responden diberi skor satu, sedangkan butir soal yang jawabanya salah diberi skor nol.
commit to user
57
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini mengacu pada keempat kategori yang
dibuat oleh Allan Davies dan H. G. Widdowson dalam taksonominya. Keempat kategori yang dimaksud, yaitu: 1 acuan langsung
direct reference
, kategari ini diklasifikasikan
lagi menjadi
a kemampuan
memahami arti
kata, istilahungkapan; b kemampuan menangkap informasi dalam kalimat; dan c
kemampuan menjelaskan istilah. 2 penyimpulan
inference,
kategori ini diklasifikasikan menjadi a kemampuan menemukan sifat hubungan suatu ide;
b kemampuan menangkap isi bacaan baik secara tersurat maupun tersirat. 3 dugaan
supposition
, kategori ini diklasifikasikan menjadi: a kemampun dalam menduga pesan yang terkandung dalam bacaan; b kemampuan menghubungkan
isi teks dengan situasi komunikasi, dan 4 penilaian
evaluation
, kategori ini diklasifikasikan menjadi: a kemampuan menilai isi teks bacaanbahasa yang
dipergunakan dalam bacaan; b kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan; dan c kemampuan menilai ketepatan dalam mengungkapkan informasi.
Bila disintesiskan berdasarkan teoretik yang terdapat dalam uraian bab II dapat disimpulkan definisi konseptual mengenai kemampuan membaca
pemahaman, yaitu adanya kesanggupan siswa untuk menangkap ide atau informasi yang disampaikan oleh seorang penulis, sehingga ia mampu
menginterpretasikan ide-ide yang ia temukan dalam sebuah bacaan, baik secara tersurat maupun tersirat.
Mengacu pada uraian di atas, dapat ditentukan kisi-kisi tes kemampuan
membaca pemahaman ini dapat dibaca pada Lampiran 2A, halaman 122-123;
commit to user
58
dan soal tes kemampuan membaca pemahaman dapat dibaca pada Lampiran 2B,
halaman 124-149.
c. Angket Sikap Bahasa
Data tentang sikap bahasa diperoleh melalui angket sikap bahasa. Instrumen ini berisi beberapa butir pernyataan tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan sikap bahasa siswa. Pada setiap butir angket disediakan lima alternatif tanggapan respon yang dapat dipilih siswa dengan cara memberi tanda silang.
Perlu kita ingat bahwa tanggapan siswa mengenai butir-butir pernyataan didasarkan atas keadaan psikologi mereka sebenarnya, maka tidak ada tanggapan
yang dianggap benar atau salah. Penilaian atas masing-masing item pernyataan mengarah pada pensekalaan
Likert
yaitu bergerak antara 1 sampai dengan 5. Tanggapan diberi skor satu, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan
sangat tidak setuju;
tanggapan diberi skor dua, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan
tidak setuju;
tanggapan diberi skor tiga, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan
kurang setuju ragu;
tanggapan diberi skor empat, bila siswa memberi tanda silang pilihan
setuju;
dan tanggapan diberi skor lima, bila siswa memberi tanda silang pada pilihan
sangat setuju,
untuk pernyataan yang bersifat positif, sedangkan yang negatif memperoleh skor sebaliknya.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur objek sikap bahasa mengacu pada pendapat Garvin, Suwito, dan Pateda sebagaimana terurai pada bab
II, yaitu meliputi 1 kesetiaan bahasa; 2 kebanggaan bahasa, dan 3 kesadaran adanya norma bahasa yang harus ditaati. Mengenai komponen sikap Krech dan
commit to user
59
Crutchfield, begitu juga Triadis, mereka sependapat bahwa sikap terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Mengacu pada uraian-uraian di atas, dapat ditentukan kisi-kisi angket
sikap bahasa dapat dibaca pada Lampiran 3A, halaman 150 dan angket sikap bahasa dapat dibaca pada Lampiran 3B, halaman 151-156
G. Ujicoba Instrumen Penelitian Validitas Instrumen