Teknik membaca pemahaman. Pendekatan Dalam Membaca Pemahaman

commit to user 30 hanya orang yang telah menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat melakukan kegiatan membaca pemahaman. Menurut Grellet 1986: 13 yang menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan menyimpulkan informasi yang diperlukan dalam bacaan. Sejalan hal tersebut, Goodman 1980: 15 mendukung pendapat Grellet menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses merekonstruksikan pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca. Goodman lebih lanjut menerangkan bahwa proses rekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan didalamnya terjadi proses pembentukan dan pengujian hipotesis. Selanjutnya hasil dari pengujian hipotesis tersebut akan dipakai oleh pembaca sebagai dasar menarik kesimpulan mengenai pesan atau informasi yng disampaikan oleh penulis. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat suatu ikatan yang aktif antara daya pikir dan kemampuan yang diperoleh pembaca melalui pengalaman membaca mereka. Membaca pemahaman dengan demikian merupakan proses pengolahan informasi secara intensif, kritis, kreatif, dan apresiatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.

d. Teknik membaca pemahaman.

Agar membaca dapat memahami isi bacaan secara baik, Francis P. Robinson dalam Sudarso, 1989:60-64 menyodorkan sistem membaca dengan teknik SQ3R Survey, Question, Read, Recite, Review. Teknik SQ3R tersebut meliputi langkah- langkah sebagai berikut: commit to user 31 1 Survey Dalam tahap ini, pembaca melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran sepintas mengenai isi bacaan, termasuk ide-ide penting yang disampaikan dan cara mengorganisasikan bahan. Dengan tujuan agar pembaca mengetahui panjangnya teks, judul bagian heading, judul subbagian sub-heading, istilah dan kata kunci. Juga menyiapkan seperti pensil, kertas, dan stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. 2 Question Ketika melakukan survey dapat juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang jelas, singkat, dan relevan dengan maksud agar dapat pemahaman isi. 3 Read Pada kegiatan ini, konsentrasi ditujukan pada penguasaan ide pokok dan ide- ide penjelasan pada setiap paragraf, yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban relevan dengan jawaban. 4 Recite Setelah selesai membaca suatu bagian alinea, sebaiknya berhenti sejenak sambil memperhatikan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teksalinea tersebut. 5 Review Review dilakukan setelah selesai membaca secara keseluruhan perlu diulangi untuk menelusuri bagian-bagian yang penting yang perlu diingat dan dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. commit to user 32 Hasil membaca, yang menggunakan teknik SQ3R lebih efektif dengan hasil pemahaman bacaan sangat memuaskan, karena dengan ini pembaca menjadi aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

e. Pendekatan Dalam Membaca Pemahaman

Proses membaca pemahaman pada hakikatnya tidak terlepas dari adanya penerapan pendekatan yang digunakan. Secara umum adanya dua konsep pendekatan dalam membaca pemahaman yakni pendekatan bottom-up dan pendekatan top-down. Pendekatan bottom-up, membaca dipandang sebagai suatu proses menafsirkan simbol-simbol tertulis yang memulai dari satuan-satuan yang lebih kecil huruf dan kemudian mengarah kesatuan-satuan yang lebih besar kata, klausa, dan kalimat. Jadi pembaca menggunakan strategi menafsirkan bentuk-bentuk tertulis guna memperoleh pemahaman makna suatu bacaan. Pendekatan top-down sebaliknya lebih menekankan pada rekonstruksi makna dari pada sekedar penafsiran sandi-sandi bentuk bahasa. Dalam pendekatan top-down, interaksi antara pembaca dan teks merupakan inti kegiatan membaca. Proses interaksi tersebut pembaca akan membawa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya tentang subjek yang dibacanya. Pembaca akan memanfaatkan pengetahuan kebahasaan, motivasi, minat serta sikapnya terhadap isi teks untuk merekonstruksikan makna suatu bacaan. Nunan 1989: 65-66 menyatakan bahwa dalam pendekatan top-down pembaca tidak lagi menterjemahkan setiap simbol atau bahkan setiap kata tetapi akan commit to user 33 membentuk hipotesis-hipotesis tentang unsur yang terdapat dalam teks dan kemudian menggunakan teks tersebut sebagai semacam sampel untuk menemukan betul tidaknya hipotesis yang telah diajukan. Nunan lebih lanjut menyatakan bahwa pendekatan top-down sangat diperlukan dan merupakan koreksi atas pendekatan bottom-up, karena dalam kenyataan sehari-hari proses membaca mengikuti urutan terbalik dari pendekatan bottom-up yaitu menafsirkan makna terlebih dahulu kemudian mengidentifikasikan kata dan huruf 1989: 33. Jadi dalam hal ini Nunan berpendapat bahwa dalam membaca seseorang perlu memahami makna terlebih dahulu agar dapat mengidentifikasi kata-kata dan perlu mengenal kata-kata untuk mengidentifikasi huruf dan bukan sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, bahwa pendekatan bottom-up maupun top-down masing-masing memiliki kelemahan. Kelemahan utama dari pendekatan bottom-up bahwa inisiatif proses pemahaman makna dalam tataran yang lebih tinggi harus menunggu proses penafsiran decoding simbol-simbol sandi bahasa seperti huruf dan kata yang berada pada proses tataran yang rendah. Sedangkan kelemahan pendekatan top-down adalah kurang memberikan peluang pada proses tataran yang lebih rendah untuk mengarah proses tataran yang lebih tinggi seperti pemahaman makna global melalui pengetahuan latar. Beranjak dari dua kelemahan pendekatan di atas, Stanovich dalam Nunan 1989: 67 mengajukan alternatif pendekatan yang berupa intergrasi dua pendekatan sebelumnya. Pendekatan Stanovich dikenal sebagai model pendekatan interactive- commit to user 34 compensatory . Dalam pendekatan ini pembaca memproses teks dengan memanfaatkan semua informasi yang tersedia secara simultan dari berbagai sumber yang meliputi fonologis, leksikal, sintaksis, maupun pengetahuan tentang wacana. Berdasarkan uraian di atas, meskipun dari beberapa pendapat memberikan gambaran yang berbeda-beda tentang proses membaca pemahaman, jika dicermati setidaknya terdapat empat ciri umum yang berkaitan dengan proses membaca pemahaman. Pertama, membaca adalah berinteraksi dengan bahasa yang sudah disandikan dalam bentuk tulisan. Kedua dari hasil interaksi dengan bahasa tertulis harus berupa pemahaman. Ketiga, kemampuan membaca erat kaitanya dengan kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca merupakan proses yang aktif dan berkelanjutan yang secara langsung dipengaruhi oleh interaksi-interaksi dalam lingkunganya. f. Tujuan Membaca Pemahaman Membaca dalam konteks ilmiah merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan, karena bisa mengembangkan potensi-potensi intelektual dan bakat- bakat artistik kita, serta dapat mengaktualisasi diri dan memasuki proses sosialisasi diri sebaik-baiknya. Slamet, 2009: 85. Senada dengan pendapat di atas, Morrow sebagaimana dikutip Utari Subiakto 1993: 164-165 menyatakan bahwa tujuan membaca adalah mencari informasi yang: 1 kognitif dan intelektual yaitu yang digunakan seseorang untuk menambah keilmuanya sendiri; 2 referensial dan faktual, yaitu yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di commit to user 35 dunia ini; 3 afektif dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam membaca. Dalam aktivitas berbahasa, membaca pemahaman selalu melibatkan beberapa psikologis mental seperti kegiatan penilaian, penalaran, pertimbangan, pengkhayalan, dan pemecahan masalah. Selain itu membaca pemahaman memiliki empat faktor landasan psikologis, antara lain 1 kapasitas lisan, yaitu kemampuan bawaan untuk mempelajari bahasa simbol dan kemampuan menangkap konsep- konsep abstrak; 2 pemahaman pendidikan, yaitu keseluruhan gagasan, pengertian dan pengetahuan praktis yang diperoleh melalui kontak pribadi dengan lingkungan; 3 kemampuan berkonsentrasi, yaitu pengarahan pikiran pada pengetahuan tertentu, gagasan-gagasan dan informasi yang berhubungan dengan pemecahan dan analisis; dan 4 adanya tujuan sehingga kemampuan mental dapat difokuskan dalam mempelajari hal-hal tertentu. Berpijak pada uraian di atas, maka pembaca pemahaman dituntut dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam bacaan, mengolah informasi visual dan non visual, serta mengkonstruksikan isi yang tersurat dan tersirat dalam bacaan.

g. Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman