70
kurang  dan  kader  yang  belum  terlatih.  Hal  tersebut  mengakibatkan  kurang antusiasnya  masyarakat  untuk  datang  dan  melalukan  pemeriksaan  di  Posbindu
wilayah kerja Puskesmas Polonia. Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan program  posbindu  PTM  di  wilayah  keja  Puskesmas  Polonia  belum  dijalankan
dengan maksimal dan masih berjalan di tempat, artinya tidak ada kemajuan.
4.6 Output
4.6.1 Output Pelaksanaan Program Posbindu PTM
Hasil  penelitian  tentang  output  pelaksanaan  program  Posbindu  PTM secara  umum  dikemukakan  oleh  pengelola  program  PTM  Bagian  PMK  Dinas
Kesehatan Kota Medan, berikut ini : “Masyarakat  usia  15  tahun  keatas  melakukan  pencegahan  dan
penemuan  dini  faktor  resiko  PTM  sehingga  dapat  dengan  segera ditindaklanjuti  bagi  yang  memiliki  faktor  risiko  ya  sedangkan  yang
belum supaya  dijaga.” Informan 1
Hal  tersebut  di  atas  memiliki  pengertian  bahwa  hal  yang  menjadi  fokus utama  adalah  terjaringnya  atau  teridentifikasinya  faktor  risiko  PTM  masyarakat
usia  15  tahun  keatas.  Kepala  Puskesmas  Polonia  mengemukakan  tentang  output pelaksanaan program Posbindu, seperti berikut ini :
“Untuk  mendeteksi  dini  faktor  risiko  PTM.  Bagi  yang  sudah menyandang  PTM,  bertujuan  untuk  monitoring  setiap  bulannya.”
Informan 2
Hal sejalan diungkapkan juga oleh informan lain yang mengemukakan : “Keluarannya  terlibat  semua  pihak,  artinya  semua  masyarakat
memanfaatkan untuk meminimalkan PTM.”Informan 3 Berdasarkan kutipan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa disamping
tujuan  program  posbindu  PTM  untuk  melakukan  pencegahan  dan  deteksi  dini
Universitas Sumatera Utara
71
faktor risiko PTM, sangat diperlukan juga peran serta masyarakat agar sadar dan mau untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4.6.2  Saran  untuk  Perbaikan  Pelaksanaan  Program  Posbindu  PTM  di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia
Saran  untuk  perbaikan  pelaksanaan  program  LKB  yaitu  disampaikan dari pengelola program PTM bagian PMK Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai
berikut : “Diharapkan  satu  posbindu  satu  sarana  prasarananya,  jadinya  kalau
ada  3  posbindu  brarti  ada  3  juga  posbindu  kitnya.  Diharapkan  ada pelatihan  formal  untuk  petugas  dan  kader  yang  sampai  ada
sertifikatnya.  Kemudian  ada  uang  transport  ya  untuk  memotivasi kader” Informan 1
Berdasarkan  kutipan  di  atas,  saran  untuk  perbaikan  pelaksanaan program Posbindu PTM di Kota Medan bahwa adanya sarana dan prasarana yang
lengkap,  pelatihan  formal  untuk  petugas  dan  kader  serta  dana  transportasi  untuk kader.  Dengan  begitu  diharapkan  pelaksanaan  program  Posbindu  akan  berjalan
dengan  baik  sehingga  ditemukan  cara  agar  masyarakat  memiliki  ketertarikan untuk datang ke Posbindu.
Saran dari Kepala Puskesmas Polonia yaitu : “Monitoring  evaluasinya  diperkuat.  Jadi  supaya  tahu  dimana
kendalanya.  Memperbaiki  sarana  prasarana  dan  menambah  petugas nya.  Untuk  mendorong  masyarakat  memanfaatkan  posbindu  di
kelurahan dengan begitu terjaringlah masyarakat dengan faktor risiko PTM” Informan 2
Dari  kutipan  di  atas,  dapat  diperoleh  informasi  bahwa  monitoring  dan evaluasi  perlu  diperkuat  sehingga  dapat  diketahui  kendala  dalam  pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
72
program  posbindu  ptm  agar  program  posbindu  ptm  dapat  terlaksana  dengan maksimal. Berikut saran yang dikemukakan oleh informan lain yaitu:
“Sarannya  sarana  dan  prasarananya  inilah  perlu  diperbaiki  sama dananya.” Informan 3
Dari  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  saran  yang  diungkapkan oleh informan berfokus pada perbaikan sarana dan prasarana, menambah sumber
daya  manusia  yang  terlatih,  memperkuat  monitoring  dan  evaluasi  serta keterlibatan  masyarakat  usia  15  tahun  keatas  yang  akan  membantu  pelaksanaan
program Posbindu PTM.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Masukan Input
Input  merupakan  komponen  yang  memberikan  masukan  untuk berfungsinya  satu  sistem  seperti  sistem  pelayanan  kesehatan.  Terdapat  beberapa
aspek  yang  dikategorikan  sebagai  masukan  input  dalam  pelaksanaan  program Posbindu  PTM  yaitu  :  tenaga  kesehatan,  sarana  dan  prasarana  kesehatan,  dan
biaya operasional.
5.1.1  Tenaga Pelaksana
Pelaksanaan  Posbindu  PTM  dilakukan  oleh  kader  yang  telah  ada  yang dibina  oleh  tenaga  kesehatan,  yang  bersedia  menyelenggarakan  posbindu  PTM,
telah  dilatih  secara  khusus,  dan  difasilitasi  untuk  melakukan  pemantauan  faktor risiko  PTM  di  masing-masing  kelompok  atau  organisasinya.  Adapun  kriteria
kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM. KEMENKES RI, 2013
5.1.1.1  Kuantitas Tenaga Pelaksana Berdasarkan  hasil  penelitian  di  Posbindu  PTM  wilayah  kerja  Puskesmas
Polonia terdapat 1 orang tenaga kesehatan meliputi perawat pelaksana. Sementara kader Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia terdapat masing-masing
3  kader  per  Posbindu.  Sehingga  jumlah  seluruh  kader  untuk  program  Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia adalah sebanyak 9 kader.
Universitas Sumatera Utara