68
“Iya dilakukan ada formatnya. Nanti akhir tahun kita kasih ke Puskesmas supaya diisi pihak puskesmas. Terus di evaluasi.”
Informan 1
Berdasarkan kutipan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan evaluasi program setiap akhir tahun yang
kemudian akan dibahas dan ditindaklanjuti kekurangannya. Berikut ini pernyataan dari Kepala Puskesmas mengenai pelaksanaan pencatatan dan pelaporan dalam
kegiatan Posbindu PTM yang mengemukakan : “Ya dilakukan monitoring programnya. Untuk evaluasi dilakukan
setiap tahun. Bentuk evaluasi dengan melihat laporan setiap bulan pada setiap program dengan melihat standar Dinas Kesehatan.”
Informan 2
Kutipan tersebut di atas di dukung dengan pernyataan perawat pelaksana program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia yang
mengemukakan: “Pengawasan ada tapi tidak rutin. Kalau programnya di evaluasi
setiap tahun” Informan 3 Dari kedua kutipan di atas dapat diperoleh informasi bahwa monitoring
sudah dilakukan oleh Puskesmas Polonia tetapi tidak rutin. Sementara evaluasi dilakukan setiap tahun dengan membuat laporan akhir tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan program Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia belum optimal.
4.5.9 Hambatan dalam Pelaksanaan Kegiatan Program Posbindu PTM
Hasil penelitian mengenai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Program Posbindu PTM dijelaskan oleh pengelola program PTM bagian PMK
Dinas Kesehatan Kota Medan mengemukakan :
Universitas Sumatera Utara
69
“Petugas ini kadang bagiannya bukan ini aja ya jadinya kadang petugas gak sempat atau apa lah. Tantangannya tentang sarana dan
prasarana juga, peralatannya sekarang ini kan cuma satu per puskesmas diharapkan satu posbindu satu sarana prasarananya,
jadinya kalau ada 5 posbindu brarti ada 5 juga posbindu kitnya. Tidak ada uang transport untuk memotivasi kader. Pelatihannya juga belum
formal, diharapkan ada pelatihan formal yang sampai ada sertifikatnya. Kadernya juga belum dilatih secara formal.” Informan
1
Berdasarkan kutipan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa hambatan dalam pelaksanaan kegiatan program Posbindu PTM di Kota Medan adalah
keterbatasan sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia yang masih kurang serta belum terlatih. Belum adanya dana transportasi untuk memotivasi kader juga
menjadi hambatan dalam pelaksanaan program Posbindu PTM di Kota Medan. Berikut ini pernyataan dari Kepala Puskesmas mengenai pelaksanaan
pencatatan dan pelaporan dalam kegiatan Posbindu PTM yang mengemukakan : “Hambatan internal yaitu mengenai anggaran sarana dan prasarana
dan jumlah petugasnya. Masih banyak masyarakat belum memiliki kesadaran dalam hidup sehat, kemudian belum memiliki kartu JKN
sehingga untuk tindak lanjut penyakit sedikit terhambat.” Informan 2
Kutipan tersebut di atas di dukung dengan pernyataan perawat pelaksana program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia yang
mengemukakan: “Kalau internalnya dana kurang mencukupi, fasilitas ada tapi
kondisinya kurang memadai, kader kurang memahami. Kalau Eksternalnya masyarakat kurang antusias karena peralatannya kurang
memadai sehingga tidak terdorong untuk datang ke posbindu.” Informan 3
Berdasarkan kutipan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa hambatan dalam pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia
antara lain keterbatasan sarana dan prasarana, tenaga kesehatan yang masih
Universitas Sumatera Utara
70
kurang dan kader yang belum terlatih. Hal tersebut mengakibatkan kurang antusiasnya masyarakat untuk datang dan melalukan pemeriksaan di Posbindu
wilayah kerja Puskesmas Polonia. Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan program posbindu PTM di wilayah keja Puskesmas Polonia belum dijalankan
dengan maksimal dan masih berjalan di tempat, artinya tidak ada kemajuan.
4.6 Output