75
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pelaksana posbindu di Puskesmas Polonia didapatkan informasi pelatihan untuk kader hanya berupa
arahan mengenai teknis pelaksanaan program. Pelatihan yang formal belum dilakukan terhadap kader. Sehingga kinerja kader dalam pelaksanaan Posbindu
PTM di wilayah kerja Puskesmas Polonia masih kurang. Kader sebagai tenaga pelaksana seharusnya mendapatkan pelatihan
khusus agar kader dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan maksimal. Menurut KEMENKES RI 2013, pelatihan terhadap kader bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko, dampak, dan pengendalian PTM, memberikan pengetahuan tentang Posbindu PTM, memberikan kemampuan
dan ketrampilan dalam memantau faktor risiko PTM.
5.1.2 Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sarana dan prasarana yang ada dalam pelaksanaan posbindu PTM belum mencukupi sehingga
kegiatannya belum dapat berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana Posbindu PTM di Puskesmas Polonia adalah sarana standar minimal yaitu pengukur tinggi
badan, timbangan berat badan, dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh tetapi dikarenakan banjir yang terjadi pada Bulan Desember beberapa peralatan di
Puskesmas Polonia rusak salah satunya adalah peralatan Posbindu PTM yaitu alat ukur analisa lemak tubuh. Hal tersebut menyebabkan alat pengukuran yang
dimiliki Posbindu PTM wilayah kerja Puskesmas Polonia hanya alat ukur berat badan yaitu timbangan. Sementara alat pemeriksaan yang dimiliki hanya
tensimeter.
Universitas Sumatera Utara
76
Menurut KEMENKES RI 2013, peralatan dalam pelaksanaan Posbindu PTM bernama Posbindu kit yang terdiri dari sarana standar minimal seperti
pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh dan media bantu edukasi dan sarana
standar lengkap seperti alat ukur kadar gula darah, alat ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes amfetamin urin kit, dan
IVA kit. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim IVA dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Kegiatan program posbindu PTM seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan
maksimal. Tujuan program posbindu PTM tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Oleh karena itu sudah seharusnya
Puskesmas Polonia melakukan pelaporan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mengganti peralatan yang rusak serta melengkapi sarana dan
prasarana. Berdasarkan pernyataan pengelola PTM Bidang PMK Dinas Kesehatan
Kota Medan diperoleh informasi bahwa jika terdapat peralatan yang rusak maka pihak Puskesmas harus melakukan pelaporan untuk penggantian peralatan yang
rusak. Namun Pihak Puskesmas Polonia belum melakukan pelaporan tersebut kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Medan sehingga peralatan untuk Posbindu
PTM masih seadanya dan belum ada perbaikan sampai sekarang. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan tidak tersedia KMS bagi
peserta Posbindu. Menurut KEMENKES RI 2013, pada pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
77
pemantauan, kondisi faktor risiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa maupun yang memeriksa. Masing-masing peserta harus mempunyai alat pantau
individu berupa Kartu Menuju Sehat KMS FR-PTM. Untuk mencatat kondisi faktor risiko PTM. Hal ini bertujuan agar setiap individu dapat melakukan mawas
diri dan melakukan tindak lanjut, sesuai saran KaderPetugas. Sedangkan bagi Petugas dapat digunakan untuk melakukan tindakan dan memberi saran tindak
lanjut yang diperlukan sesuai dengan kondisi peserta Posbindu. Tidak adanya KMS pada peserta di Posbindu PTM wilayah kerja Puskesmas Polonia disebabkan
kurangnya dana yang tersedia untuk pelaksanaan Posbindu PTM. Sedangkan tempat dilaksanakannya Program Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas
Polonia adalah di Kantor Lurah dan rumah warga.
5.1.2 Biaya Operasional