Pelaksanaan Rujukan Program Posbindu PTM di Wilayah Kerja Pencatatan dan Pelaporan Program Posbindu PTM di Wilayah

83 Menurut KEMENKES RI 2013, pelaksanaan program Posbindu PTM menggunakan sistem 5 meja, yaitu pendaftaran pada meja pertama; wawancara terarah pada meja kedua; pengukuran TB, BB, IMT, lingkar perut, dan analisa lemak tubuh pada meja ketiga; pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol total dan trigliserida darah, asam urat, Inspeksi Visual Asam Asetat IVA, kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin pada meja keempat; serta konseling edukasi dan tindak lanjut lainnya pada meja kelima. Sementara untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim IVA dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di ketiga Posbindu di wilayah kerja puskesmas polonia menunjukkan belum berjalan dengan maksimal karena kagiatan yang dilakukan masih sangat minim. Demikian pula dengan koordinasi dari pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan posbindu masih sangat kurang. Dalam pelaksanaan posbindu diperlukan keterlibatan dan peran dari pihak-pihak lain seperti pihak kecamatan, kelurahan, kepala lingkungan untuk saling bekerja sama dan juga mengetahui perannya masing-masing salah satunya untuk menggerakkan masyarakat.

5.2.3 Pelaksanaan Rujukan Program Posbindu PTM di Wilayah Kerja

Puskemas Polonia Sistem rujukan merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang Universitas Sumatera Utara 84 berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya Azwar, 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan rujukan bagi peserta Posbindu penderita PTM telah dilakukan. Terdapat beberapa peserta yang sakit dianjurkan datang ke puskesmas untuk diberikan pengobatan karena Posbindu sendiri tidak menyediakan layanan pengobatan. Sementara untuk sistematika rujukan peserta Posbindu hanya berupa anjuran untuk melakukan Pengobatan ke Puskesmas dengan membawa kartu BPJS. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan perawat pelaksana didapatkan informasi apabila kasus-kasus PTM tidak dapat ditangani lagi di Puskesmas Polonia maka pihak Puskesmas melakukan rujukan ke Rumah Sakit seperti Rumah Sakit Pirngadi, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Haji dan Rumah Sakit Adam Malik. Menurut KEMENKES RI 2012 apabila pada kunjungan kondisi faktor risiko sesuai dengan kriteria rujukan, maka untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke Puskesmas atau Klinik Swasta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan didapatkan informasi kasus yang pernah dirujuk dari Posbindu ke Puskesmas adalah hipertensi.

5.2.4 Pencatatan dan Pelaporan Program Posbindu PTM di Wilayah

Kerja Puskemas Polonia Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan dan pelaporan telah dilakukan oleh Puskesmas Polonia. Pencatatan dilakukan pada setiap pelaksanaan Universitas Sumatera Utara 85 kegiatan posbindu PTM. Sementara pelaporan mengenai pelaksanaan posbindu dilakukan setiap bulan ke Dinas Kesehatan kota Medan. Dinas Kesehatan Kota Medan menerima laporan dari Puskesmas mengenai pelaksanaan Posbindu PTM setiap bulan meliputi laporan kunjungan, laporan kasus PTM, laporan IVA serta laporan upaya berhenti merokok. Namun hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan program Posbindu PTM di Puskesmas Polonia belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan Pencatatan dan pelaporan kegiatan program posbindu di wilayah kerja Puskesmas Polonia belum memiliki pencatatan khusus. Pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan program posbindu seharusnya memiliki pencatatan khusus sehingga dapat membantu Kepala Puskesmas dalam pengembangan program kesehatan di wilayah kerjanya. Feedback terhadap laporan puskesmas seharusnya dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas sehingga puskesmas dapat menjadikan bahan evaluasi untuk proram posbindu. Hal ini sejalan dengan pendapat Muninjaya 2004, bahwa umpan balik terhadap suatu kegiatan program dapat dijadikan bahan evaluasi dalam keberhasilan program tersebut. Berdasarkan umpan balik hasil pengukuran kerja, manajemen dapat memperbaiki kinerja pada periode berikutnya dalam perencanaan maupun implementasinya.

5.2.5 Pengawasan dan Evaluasi Program Posbindu PTM di Wilayah

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

29 338 136

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 17

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 1 2

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 7

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 34

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

0 0 3

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016

1 1 26

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 0 16

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 0 2

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 1 8