ILCI Loss Causation Model

manajemen, unsafe supervision pengawasan yang tidak baik, dan precondition for unsafe act kondisi yang mendukung munculnya perilaku tidak aman. Gambar 2.3 Model Penyebab Kecelakaan “Swiss Cheese”

2.5 Kerugian yang Disebabkan Kecelakaan Kerja

Dalam bukunya Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan 1987 Suma’mur menyatakan bahwa kecelakaan dapat menyebabkan lima jenis kerugian yaitu: a. Kerusakan b. Kekacauan organisasi c. Keluhan dan kesedihan d. Kelainan dan cacat e. Kematian. Bagian mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses dan lingkungan kerja mungkin rusak oleh kecelakaan. Akibat dari itu, terjadilah kekacauan organisasi dalam proses produksi. Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluh dan mendeita, sedangkan keluarga dan kawan-kawan sekerja akan bersedih hati. Kecelakaan tidak jarang berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat. Bahkan tidak jarang kecelakaan merenggut nyawa dan berakibat kematian. Kerugian – kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan sering kali besar. Biaya ini dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya atas P3K, pengobatan dan perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama pekerja tak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan dan mesin. Biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi. Biaya ini meliputi berhentinya operasi perusahaan, oleh karena pekerja lainnya menolong korban atau berhenti bekerja sebagaimana biasa dialami pada peristiwa terjadinya celaka, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang sakit serta beada dalam perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan Suma’mur, 2009

2.6 Investigasi Kecelakaan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER.03MEN1998 BAB II Tentang Tata Cara Pelaporan Kecelakaan, pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa pengurus atau pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja pimpinannya. Jenis kecelakaan yang dimaksud terdiri dari kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan, atau pembuangan limbah atau kejadian berbahaya lainnya. Sama seperti OHSAS 18001 yang mensyaratkan diadakannya penyelidikan setiap insiden yang terjadi dalam organisasi. Investigasi kecelakaan dilakukan bukan untuk mencari kambing hitam melainkan untuk menentukan penyebab kecelakaan sehingga kejadian serupa dapat dicegah dan juga untuk mendapatkan informasi untuk laporan ke pihak yang berwenang, asuransi dan badan-badan hukum lainnya Ridley, 2008. Menurut Ferry 1988 dalam Storbakken 2002 penyelidikan insiden atau investigasi kecelakaan dilakukan setelah kecelakaan atau kerugian terjadi pasca- loss dan dilakukan untuk mengumpulkan fakta-fakta insiden, mengidentifikasi akar penyebab, dan menyarankan tindakan perbaikan untuk memastikan kecelakaan tidak terulang. Untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut maka dibentuklah suatu tim investigasi. Personil yang terlibat di tim investigasi biasanya meliputi anggota staf keamanan, departemen pengawas, pekerja yang terlibat langsung dalam kecelakaan insiden tersebut dan saksi. Tim investigasi dapat menyelesaikan tugas mereka dengan cara mengambil foto, menyita peralatan, mewawancarai pekerja, menghidupkan kembali kecelakaan, danatau merekam kejadian. Sebuah investigasi kecelakaan tidaklah sempurna sebelum semua data dianalisa dan laporan akhir telah diselesaikan Deshmukh, 2006. Investigasi kecelakaan adalah suatu pekerjaan yang rumit, karena kecelakaan yang besar hampir tidak pernah terjadi akibat satu penyebab. Sebagian besar