FTA. Sistem kemudian dianalisis untuk menemukan semua kemungkinan yang didefinisikan pada TOP event. Setelah mengidentifikasi TOP event, event-event yang
memberi kontribusi secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke TOP event dengan memakai hubungan logika logical link. Gerbang
AND AND gate dan sampai dicapai event dasar yang independen dan seragam mutually independent basic event. Analisis deduktif ini menunjukan analisis
kualitatif atau kuantitatif, bahkan bisa keduanya. Sebuah FTA mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem
basic event dan hubungan antara basic event dan TOP event. Simbol grafis yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika logika gate. Output
dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk ke gerbang tersebut. Sklet, 2002.
2.7.2 Systematic Cause Analysis Technique SCAT
The International Loss Control Institute ILCI mengembangkan SCAT untuk mendukung investigasi kecelakaan kerja. Model penyebab kecelakaan ILCI ILCI
Loss Causation Model adalah suatu kerangka untuk sistem SCAT. Teknik SCAT
adalah alat untuk membantu investigasi dan evaluasi kecelakaan atau insiden dengan menerapkan grafik SCAT SCAT chart. Grafik tersebut bertindak sebagai checklist
atau referensi untuk memastikan bahwa penyelidikan telah melihat semua aspek dari sebuah kecelakaan Sklet, 2002.
Dalam “Incident Management : Investigation Methodology Guide” Hydro Tasmania 2010 menyatakan terdapat lima langkah dalam melakukan SCAT, yaitu :
a. Langkah Pertama
Dalam tahap ini, penyidik perlu mengumpulkan bukti yang terdiri dari lima kategori, yaitu bukti saksi, posisi lokasi, dokumen, parts evidence dan reka ulang
kecelakaan. Setelah bukti-bukti telah terkumpul, langkah ini membutuhkan penyelidik untuk mengevaluasi potensi kerugian jika kecelakaan tidak dapat
dikendalikan. Ini adalah salah satu model investigasi kecelakaan yang mencoba memperkenalkan prinsip-prinsip penilaian resiko ke penyelidikan.
b. Langkah 2
Langkah kedua memerlukan penyidik untuk mengidentifikasi perangkat dari daftar seperti peralatan, mesin, listrik atau bahan peledak.
c. Langkah 3
Pada langkah ketiga penyidik diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab langsung dari dua daftar yaitu tindakan sub-standar dan kondisi sub-standar,
misalnya mengoperasikan alat tanpa izin dan sistem peringatan tidak memadai. d.
Langkah 4 Pada langkah ini mengharuskan penyidik untuk mengidentifikasi penyebab dasar
kecelakaan. Pada langkah ini, sistem membagai penyebab dasar menjadi tiga kategori yaitu faktor pribadi, faktor pekerjaan dan alam.
e. Langkah 5
Dalam langkah ini, penyidik perlu mengidentifikasi tindakan kontrol yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan panduan akan mengajak penyidik kembali ke
unsur-unsur sistem manajemen keselamatan kerja dan mengharuskan penyidik
untuk membuat rekomendasi atas kecelakaaninsiden yang terjadi.
2.7.3 Human Factors Analysis and Classification System HFACS
HFACS atau Human Factors Analysis and Classification System adalah suatu metode yang khusus dikembangkan untuk menentukan kegagalan laten dan kegagalan
aktif sebagaimana yang dijelaskan oleh James Reason dalam teori Swiss Cheese sehingga dapat digunakan sebagai investigasi kecelakaan dan alat analisisnya.
Kerangka ini dikembangkan dan disempurnakan dengan menganalisis ratusan laporan kecelakaan yang berisi ribuan faktor manusia Wiegmann dan Shappell, 2002.
Secara khusus, HFACS menjelaskan empat tingkat kegagalan, yang sesuai dengan model Swiss Cheese Reason. Hal ini termasuk tindakan tidak aman, pre-
kondisi tindakan tidak aman, pengawasan yang tidak aman, dan pengaruh organisasi. HFACS membagi setiap tingkat kegagalan menjadi serangkaian faktor penyebab
Luxhoj dan Kauffeld, 2003.
Gambar 2.4 Framework HFACS
Keterangan : a.
Tindakan tidak aman Unsafe act Setelah kecelakaan kerja terjadi, kegagalan aktif dikategorikan ke dala
“kesalahanerror” atau “penyimpanganpelanggaran”. Error adalah kesalahan yang tidak disengaja, yang kemudian diklasifikasi lebih lanjut ke persepsi,
kesalahan berbasis keputusan atau keterampilan. Kesalahan persepsi terjadi ketika masukan sensorik pekerja yang terlibat menurun atau tidak biasa, sehingga
mengakibatkan sensorik yang tidak konsisten. Kesalahan berbasis keputusan disebabkan karena pilihan atau tindakan pekerja. Kesalahan ini tidak disengaja
yaitu pekerja tidak berniat untuk membuat kesalahan, tetapi kurangnya pengetahuan dan pilihan buruk yang dibuat oleh pekerja adalah katalis untuk
kesalahan ini. Kesalahan berbasis keterampilan terjadi ketika pekerja tidak terampil atau berpengalaman dalam lingkungan atau situasi tertentu. Kegagalan
ini ditandai oleh kegagalan untuk memperhatikan sesuatu atau kegagalan untuk mengingat sesuatu.
a Kesalahan dalam mengambil keputusan Decision errors :
Kesalahan ini biasanya bermanifestasi sebagai eksekusi prosedur yang buruk, pilihan yang tidak tepat, atau hanya salah tafsir dan
atau penyalahgunaan informasi yang relevan. b
Kesalahan berbasis keterampilan skill based error : biasanya terdiri dari kurangnya perhatian dan perhatian yang berlebih misalnya