a Manajemen Sumber Daya: mengacu pada tingkat pengambilan
keputusan organisasi mengenai alokasi dan pemeliharaan aset organisasi misalnya sumber daya manusia, sumber daya keuangan
anggaran, peralatan fasilitas. b
Iklim Organisasi: mengacu pada suasana kerja dalam organisasi misalnya struktur, kebijakan, budaya.
c Proses operasional: mengacu pada keputusan dan aturan organisasi
yang mengatur kegiatan sehari-hari dalam sebuah organisasi atau perusahaan misalnya prosedur, pengawasan.
Dengan menggunakan kerangka HFACS untuk investigasi kecelakaan kerja, perusahaan dapat mengidentifikasi kerusakan dalam seluruh sistem yang
memungkinkan kecelakaan terjadi. HFACS juga dapat digunakan secara proaktif dengan menganalisa peristiwa sejarah untuk mengidentifikasi kecenderungan terjadi
kembalinya kekurangan atau kelemahan sistem dan kinerja pekerja. Metode ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lemah
dan alatperlatan yang ditargetkan, intervensi berbasis data yang pada akhirnya akan
mengurangi tingkat kecelakaan dan cedera Wiegmann dan Shappell, 2002.
2.8 Kerangka Konsep
Data investigasi kecelakaan kerja Inalum Smelter Plant ISP Tahun 2014 akan dianalisis dengan menggunakan metode Human Factors Analysis and
Classification System HFACS sehingga diperoleh hasil analisis berupa penyebab
kecelakaan kerja yang terjadi yaitu pengaruh organisasi, kurangnya pengawasan, pra kondisi yang menyebabkan terjadinya tindakan tidak aman, dan tindakan tidak aman.
Data Investigasi Kecelakaan Kerja
tahun 2014
1. Karakteristik
kecelakaan kerja 2.
Analisis Penyebab kecelakaan
berdasarkan metode SCAT
Hasil Analisis Data Investigasi Kecelakaan
Kerja berdasarkan HFACS
Penyebab kecelakaan kerja yaitu:
a. Tindakan tidak aman
unsafe act. b.
Pra kondisi yang menyebabkan terjadinya
tindakan tidak aman precondition for unsafe
acts
c. Kurangnya tingkat
pengawasan unsafe supervision
d. Pengaruh organisasi
Organizational influences
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan adanya globalisasi di segala bidang maka perindustrian di Indonesia juga mengalami perubahan yang besar. Perubahan ini ditandai dengan
bertambah majunya teknologi yang digunakan dalam menjalankan sebuah proses sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Pada era globalisasi
ini setiap perusahaan yang bersaing di dunia internasional harus memperhatikan segala aspek termasuk masalah ketenagakerjaan yang salah satunya mensyaratkan
adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerja. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014, Muhaimin Iskandar
mengatakan azas penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan syarat utama yang berpengaruh besar terhadap nilai investasi, kualitas dan kuantitas produk,
kelangsungan usaha perusahaan serta daya saing sebuah negara Infopublik, 2012. Undang-Undang UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya perlindungan terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada di lingkungan kerja agar selalu
terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produktivitas serta perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi
agar dapat dipakai dan digunakan secara efisien dan aman. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di suatu perusahaan atau industri adalah suatu hal yang penting
sebab merupakan salah satu pemenuhan aspek hukum terkait.
Selain sebagai syarat bersaing di pasar internasional, dengan adanya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam aktivitas kerja, diharapkan dapat
menekan terjadinya kasus-kasus kecelakaan kerja yang selama ini banyak terjadi. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dalam suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia maupun harta benda. Menurut Winarsunu 2008 kecelakaan adalah suatu kejadian yang
merugikan. Kecelakaan
menyebabkan orang
mengalami hambatan
dan ketidakmampuan bahkan kematian serta memerlukan biaya yang sangat mahal. Oleh
karena itu, disadari atau tidak disadari semua orang menyakini bahwa keselamatan adalah hal yang sangat penting.
Di dalam siklus pencegahan kecelakaan maka salah satu yang penting adalah bagaimana melakukan investigasi kecelakaan untuk mencari faktor–faktor penyebab
terjadinya kecelakaan tersebut. Pencarian faktor penyebab ini penting untuk dilakukannya analisa sehingga dapat merancang program pencegahan kecelakaan
kerja agar nantinya kecelakaan yang sama tidak terulang kembali Hidayat, 2009. Kecelakaan kerja yang sudah terjadi mungkin akan terulang dan
mengakibatkan dampak yang lebih parah apabila tidak dilakukan upaya pengendalian. Penyelidikan kecelakaan atau investigasi kecelakaan kerja bertujuan
untuk mencari akar penyebab kecelakaan. Investigasi kecelakaan juga dilakukan
untuk mengumpulkan bukti dan fakta agar dapat merumuskan solusi dari kecelakaan yang terjadi dan juga dapat membantu menilai kerugian yang timbul.
Human Factors Analysis and Classification System HFACS merupakan
salah satu metode analisis kecelakaan kerja dengan pendekatan sistematik untuk mengetahui penyebab utama dari terjadinya berbagai kecelakaan. Metode ini pertama
sekali dikembangkan oleh Shappell Wiegmann, dengan berdasarkan pada model swiss cheese
yang diperkenalkan oleh James Reason pada tahun 1990. Menurut model swiss cheese, sebuah kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan karena
kesalahan operator unsafe acts saja, tetapi juga mengkaji bahwa dibaliknya terdapat serangkaian faktor-faktor lain, yang dibagi menjadi preconditions for unsafe acts,
unsafe supervision , dan organizational influences. Pada awalnya, HFACS banyak
dimanfaatkan pada lingkungan penerbangan. Namun karena sifatnya yang umum, metode ini kemudian dapat dikembangkan dan dimodifikasi untuk membantu dalam
menginvestigasi kecelakaan di lingkungan kerja lainnya. Selain itu, Metode Human Factors Analysis and Classification System
HFACS adalah metode yang dapat digunakan sebagai
sebagai alat primer investigasi kecelakaan pertama kalitepat setelah kecelakaan terjadi atau sekunder laporan investigasi analisis data sekunder
untuk menyelidiki kegagalan aktif dan laten DoD HFACS: A mishap investigation and data analysis tool.
Metode Human Factors Analysis and Classification System HFACS merupakan metode analisis kecelakaan kerja “Human Factor” yang tidak hanya
membahas mengenai faktor manusia namun juga dapat mengidentifikasi kerusakan
dalam seluruh sistem yang memungkinkan kecelakaan terjadi. HFACS juga dapat digunakan secara proaktif dengan menganalisa peristiwa sejarah retrospektif untuk
mengidentifikasi kecenderungan terjadi kembalinya kekurangan atau kelemahan sistem dan kinerja pekerja Wiegmann dan Shappell, 2002.
Setiap tahun terjadi kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh International Labour Organization ILO tiap tahun terjadi 270 juta kecelakaan kerja,
160 juta kasus penyakit akibat kerja, 2,3 juta pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta kerugian dunia senilai 1,25 triliun USD pertahun
Ramli, 2010. Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia masih terhitung tinggi. Menteri
Ketenagakerjaan Menaker M Hanif Dhakiri mengungkapkan bahwa dalam setahun, 103 ribu angka kecelakaan terjadi di Indonesia. 2.400 orang meninggal per tahun,
delapan orang meninggal dunia karena kecelakaan kerja setiap harinya Republika, 2015.
Data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia menyatakan bahwa jumlah kecelakaan kerja di Indonesia yang terjadi pada triwulan IV Oktober – Desember tahun 2014 adalah 14.519 kasus dengan jumlah
korban 14.257 orang. Sumatera Utara menempati posisi ke enam dengan jumlah kecelakaan terbanyak yaitu 354 kasus dengan korban sebanyak 296 orang dari 34
provinsi
.