Pengertian Komitmen Karyawan Jenis Komitmen Karyawan

30

2.2 Komitmen Karyawan

2.2.1 Pengertian Komitmen Karyawan

Menurut Robbins 2006, memandang komitmen organisasi merupakan salah satu sikap kerja. Karena ia merefleksikan perasaan seseorang suka atau tidak suka terhadap organisasi tempat ia bekerja. Robbins mendefinisikannya sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Jadi, komitmen organisasi merupakan orientasi hubungan aktif antara individu dan organisasinya. Orientasi hubungan tersebut mengakibatkan individu karyawan atas kehendak sendiri bersedia memberikan sesuatu, dan sesuatu yang diberikan itu menggambarkan dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi. Karyawan yang mempunyai komitmen yang tinggi akan memiliki keinginan untuk memberikan tenaganya dan tanggung jawabnya yang lebih dalam mencapai kesejahteraan dan keberhasilan organisasinya. Miner 2008, mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Sikap ini dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu: 1. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 2. Kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi. 3. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. Universitas Sumatera Utara 31

2.2.2 Jenis Komitmen Karyawan

Menurut Allen and Meyer 1997, ada beberapa jenis komitmen organisasi, yaitu: 1. Affective Commitment Affective Commitment adalah tingkat seberapa jauh seorang karyawan secara emosi terikat, mengenal, dan terlibat dalam organisasi. Dengan affective yang tinggi karyawan tetap tinggal dengan organisasi karena mereka mau dan dengan organisasi mereka terikat untuk tetap menjadi anggota organisasi karena ingin mencapai tujuan organisasi. 2. Continuance Commitment Continuance Commitment adalah suatu penilaian terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi. Mereka yang memiliki Continuance Commitment yang tinggi tetap tinggal dalam organisasi karena mereka butuh untuk berbuat demikian kepada karyawannya. 3. Normative Commitment Normative Commitment adalah merujuk kepada tingkat seberapa jauh seseorang secara psychological terikat untuk menjadi karyawan dari sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, afeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan, dan lain-lain. Melaksanakan komitmen sama saja dengan menjalankan kewajiban, tanggung jawab, dan janji yang membatasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Karyawan yang sudah memiliki komitmen pada perusahaannya maka dia harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan oleh perusahaannya ketimbang untuk Universitas Sumatera Utara 32 kepentingan pribadinya. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaannya akan memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan produktivitasnya. Selain itu karyawan yang memiliki komitmen dapat beradaptasi dengan mudah terhadap visi dan misi perusahaan tersebut sehingga membantu perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan yang dilaksanakan. Para manajer dan pemimpin tim memiliki peran yang amat penting dalam semua bidang. Apabila ingin karyawan agar berkomitmen karena merasa dihargai, perbuatan lebih penting daripada kata-kata. Membangun kepercayaan merupakan satu-satunya cara untuk menciptakan komitmen. Kepercayaan dari karyawan tidak akan diperoleh apabila mereka hanya diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi, bukan sebagai aset utama perusahaaan dan sebaliknya karyawan tidak merasa sebagai bagian dari organisasi apabila tidak dihargai oleh organisasinya. Dengan adanya komitmen pada para karyawan di perusahaan akan membuat mereka merasa mempunyai suatu tanggung jawab yang besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya demi keberlangsungan hidup perusahaan sehingga timbulnya rasa memiliki dalam organisasi.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan