92
regresi sebesar 0,493. Ini memiliki arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel komitmen karyawan maka prestasi kerja akan meningkat.
4.2.4.3 Koefisien Determinan R
2
.
Pengujian koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 R
2
1. Jika R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.13 Koefisien Determinan
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.699
a
.489 .461
2.445 a. Predictors: Constant, Komitmen Karyawan, Perilaku Pemimpin
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Maret 2016
a. R = 0,699 berarti perilaku pemimpin dan komitmen karyawan
sebagai variabel bebas menjelaskan variable terikat yakni prestasi kerja karyawan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan sebesar
69,9. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel cukup erat. b.
Adjusted R Square sebesar 0,461 berarti perilaku pemimpin dan komitmen karyawan mempengaruhi prestasi kerja karyawan PT.
Universitas Sumatera Utara
93
Rajawali Nusindo Cabang Medan sebesar 46,1 dan sisanya 53,9 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. c.
Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart error of Estimated juga bisa disebut standar
deviasi. Dari tabel di atas Standart Error of Estimated adalah 2.445. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Perilaku Pemimpin Terhadap Prestasi Kerja
Perilaku pemimpin merupakan suatu sikap seorang pemimpin bagaimana ia mampu melibatkan dirinya dalam suatu organisasi, menggunakan fisik dan
keterampilan komunikasi dalam mempengaruhi bawahannya. Sikap dan perilaku pemimpin tidak jarang menimbulkan suatu perselisihan atau pertengkaran dengan
seseorang karyawannya. Namun dapat juga sebaliknya, sikap pemimpin tersebut justru mendorong karyawan untuk lebih termotivasi dalam pekerjaannya sehingga
karyawan tersebut dapat berprestasi Robbins, 2006. Kepemimpinan pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa
dilakukan, dengan kata lain meningkatkan perilaku pemimpin dengan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi kerja karyawannya. Dari hasil analisis penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
pemimpin berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan. Hal ini dapat diketahui dari
Universitas Sumatera Utara