Uji Homoskedastitas dan Uji Heteroskedastisitas Uji Determinan R Uji F Uji Secara Simultan Uji Signifikan Parsial Uji –t

Cronbachs Alpha if Item Deleted semakin mendekati 1 maka item pernyataan dinyatakan reliabel.

3.9 Teknik Analisis

Metode analisis data pada penelitian ini adalah:

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisi deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisisan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal Situmorang dan Lufti, 2014:114, uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5.

b. Uji Homoskedastitas dan Uji Heteroskedastisitas

Uji homoskedastitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastitas, sedangkan Universitas Sumatera Utara jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastitas Situmorang dan Lufti, 2014:121. Uji heteroskedastitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF Varians Imflation Factor melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai tolerence 0,1 atau nilai VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dan Lutfi, 2014:177.

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap kepuasan konsumen maka dilakukan pengujian dengan menggunakan.

a. Uji Determinan R

2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1, X 2, X 3, X 4, X 5 yaitu berupa bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati adalah besar terhadap variabel terikat Y yaitu keputusan pembelian. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin Universitas Sumatera Utara mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1, X 2, X 3, X 4, X 5 yaitu berupa bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati terhadap variabel terikat Y yaitu Keputusan Pembelian semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh pada variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

b. Uji F Uji Secara Simultan

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel indevenden terhadap variabel devenden. Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Ho : b 1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh X terdapat Keputusan Pembelian. Ho : b 1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh X terhadap keputusan pembelian. Dengan kriteria keputusan pembelian: Ho diterima jika t hitung t tabel pada � = 5 H 1 diterima jika t hitung t tabel pada � = 5

c. Uji Signifikan Parsial Uji –t

Uji – t menemukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Ho : b 1 = 0 Artinya secara persial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1, X 2, X 3, X 4, X 5 yaitu berupa bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati terhadap Keputusan Pembelian yaitu variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung t tabel pada � = 5 H 1 diterima jika t hitung ≥ t tabel pada � = 5 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Usaha

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Makan Wong Solo Medan

Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo merupakan usaha waralaba dalam payung usaha PT. Sarana Bakar Digdaya yang didirikan oleh Puspo Wardoyo seorang pria kelahiran Surakarta, 30 November 1957. Pada awalnya Puspo Wardoyo memulai usahanya dengan membuka warung lesehan di kota Solo Jawa Tengah sekitar tahun 1990 selapas mengundurkan diri dari pegawai Negeri Sipil sebagai guru sebuah SMA di Muntilan, Kabupaten Magelang. Melihat peluang usaha warung makan di kota Medan, Sumatera Utara sangat bagus, maka warung makan lesehan yang yang termasuk perintis warung makan di kota Solo pun dijual. Pada tahun 1991 dengan modal awal Rp. 700.00,00 Puspo Wardoyo membuka warung kaki lima di bilangan polonia medan dengan menyewa lahan seluas 4x4 m, yang menyediakan menu ayam bakar plus nasi. Warung inilah yang kelak akan melahirkan jaringan Rumah Makan “ Ayam Bakar Wong Solo”. Pada awal berdirinya usaha yang dijalankan oleh Bapak Puspo Wardoyo mengalami masa-masa sulit, berjalan lambat dan tidak memberikan keuntungan. Tetapi lambat laun Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo memulai melejit dan sukses karena bisa mengatasi berbagai rintangan dan hambatan hingga bisa maju, sukses dan terus berkembang dengan melebarkan usahanya ke beberapa kota lain melalui cabang- cabang yang didirikan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Universitas Sumatera Utara