Tingkat kepercayaan NPV Kelebihan dan kekurangan NPV at risk.

Hasil analisis sensitifitas memperlihatkan bahwa rencana investasi dengan debit andalan 80 menunjukkan bahwa estimasi eskalasi total biaya investasi harus dapat ditekan sampai mencapai angka di bawah 10 dan atau rentang keterlambatan tidak sampai 12 bulan dari target Cod commercial on date. Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menekan suku bunga pinjaman sehingga WACC sebagai discount rate dapat menyentuh rate 12.

4.6.2 Tingkat kepercayaan NPV

Perhitungan dengan NPV konvensional tidak mempunyai tingkat kepercayaan tertentu. Jika NPV 0 dan IRR discount rate maka kondisi ini sudah dianggap 100 memenuhi kelayakan investasi. Perhitungan dengan menggunakan NPV at risk menunjukkan bahwa dengan asumsi dan estimasi awal hanya rencana investasi dengan debit andalan 60 yang memenuhi tingkat kepercayaan 90. Rencana investasi dengan debit andalan 70 baru dapat mencapai tingkat kepercayaan 90 saat discount rate dengan tingkat 13,5. Pada debit andalan 70 ini, bila menggunakan asumsi WACC sebagai discount rate bahkan dengan DER yang lebih rendah 1,66, maka tingkat kepercayaan 90 masih tercapai. Rencana investasi pada debit andalan 80 tidak dapat memenuhi tingkat kepercayaan 90 bahkan jika discount rate diturunkan sampai level 12,8. Asumsi penetapan discount rate hanya hingga level 12,8 ini didasari rerata suku bunga pinjaman bank- bank swasta nasional untuk jenis kredit investasi adalah sebesar 12,78.

4.6.3. Kelebihan dan kekurangan NPV at risk.

Hasil penelitian pada studi kasus PLTM Cikidang ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan metode determenistik NPV yang sudah umum maka metode stokastik NPV at risk ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan tersebut adalah: 1. Perhitungan tingkat resiko yang lebih terperinci pada investasi. Hal ini dapat dilihat dari beragam estimasi resiko yang diperhitungkan pada investasi PLTM ini. Faktor sistematis misalnya adalah faktor yang jarang sekali Universitas Sumatera Utara diperhitungkan dalam perhitungan NPV umumnya. Demikian juga dengan faktor keterlambatan dan atau kenaikan biaya investasi akibat berbagai hal. 2. Penetapan tingkat diskonto yang lebih mendekati keadaan sesungguhnya. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa biasanya penentuan tingkat diskonto atau discount rate masih memiliki dasar yang bias. Perhitungan NPV umumnya diskonto merupakan akumulasi tingkat suku bunga pinjaman ditambahkan dengan berbagai resiko yang diasumsikan dalam persentase yang bias. Pada NPV at risk tingkat diskonto adalah WACC yang dikatakan merupakan representasi dari tingkat suku bunga pinjaman, tingkat keuntungan yang diharapkan dan tingkat resiko sistematis. 3. Penerapan statistik dengan tingkat kepercayaan atau confidence level. Tingkat kepercayaan diperoleh dari beragam kondisi resiko yang dimodelkan dengan simulasi Monte Carlo. Hasilnya dapat dilihat tingkat kepercayaan sesuai harapan. Pada penelitian ini tingkat kepercayaan yang ingin dicapai adalah 90 pada bagian tengah kurva atau 95 secara keselurahan. Fokus utama yang hendak dicapai adalah persentase nilai NPV negatif 5. Bagian 5 lainnya di bagian kanan positif kurva hingga tak terhingga dapat dianggap diabaikan. Tingkat kepercayaan ini yang pada akhirnya dianggap mampu membantu dalam pengambilan keputusan pelaksanaan investasi. Selain mempunyai kelebihan NPV at risk juga mempunyai beberapa kekurangan dan kelemahan yakni: 1. Penetapan nilai CAPM sebagai faktor resiko sistematis dapat bersifat subjektif. Walau hasil akhirnya berbeda sedikit namun tetap dapat dianggap sebagai suatu kelemahan. CAPM dihitung berdasarkan β beta, r f faktor bebas resiko dan MRP. Perhitungan masing-masing nilai ini yang dapat dikategorikan subjektif karena pandangan para ahli juga memiliki perbedaan. Nilai β beta biasanya ditentukan berdasarkan nilai β beta saham perusahaan sub sektor sejenis yang listing di bursa. Jika tidak ada maka dapat diambil rerata β beta dari perusahaan sejenis dari bursa regional. Pendapat Universitas Sumatera Utara lain menganjurkan agar nilai β beta adalah nilai beta akuntansi perusahaan terkait. Demikian juga penentuan r f, di mana faktor bebas resiko dapat diasumsikan sebagai surat utang jangka pendek oleh pemerintah tetapi juga dapat diasumsikan sama nilainya dengan obligasi negara jangka panjang yang sesuai umur proyek. MRP yang merupakan faktor resiko suatu negara juga memiliki nilai yang berbeda menurut pandangan para ahli ekonomi. 2. Penetapan WACC sebagai discount rate selama umur proyek. Selain CAPM maka penentuan WACC juga tergantung pada rasio utang terhadap modal DER. Faktor DER ini yang menyebabkan kekurangan WACC sebagai discount rate sepanjang umur proyek. Hal ini disebabkan bahwa profil DER senantiasa berubah setiap tahun yang dapat menyebabkan WACC juga harusnya senantiasa berubah. 3. Keterbatasan perangkat lunak untuk simulasi model NPV at risk. Simulasi Monte Carlo sejauh ini hanya diaplikasikan oleh Risk palisade.com dan Crystal Ball oracle.com yang merupakan perangkat lunak berbayar dengan harga yang relatif mahal. Selain itu untuk tingkat aplikasi proyek yang lebih rumit maka tingkat kesulitan penerapannya pun semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan