CAPM Capital Asset Pricing Model

2.8.1 CAPM Capital Asset Pricing Model

CAPM adalah salah satu pendekatan yang banyak dipergunakan untuk melakukan estimasi cost of equity, sementara cost of equity merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor terhadap dana yang mereka investasikan di perusahaan tersebut Damodaran,2006. CAPM dapat dirumuskan sebagai berikut: E r i = r f + β im E r m – r f 2.13 di mana Er i = expected return of capital asset tingkat keuntungan yang diharapkanlayak untuk sekuritasaset modal, r f = risk free rate tingkat keuntungan bebas risiko, β im = systematic risk beta = ukuran risiko, Er m = risk market tingkat keuntungan portofolio pasar dan E r m – r f = nilai expected equity risk premium. Expected return atau expected cash flow dapat merupakan bentuk yang berbeda, misalkan dapat berupa dividen, couponinterest, maupun free cash flow. Sedangkan nilai r dalam hal ini berupa nilai discounted rate yang dapat berupa WACC Weighted average cost of capital perusahaan yang terdiri dari cost of equity dan cost of debt. Beta dalam CAPM merupakan resiko sistematis systematic risk atau ukuran risiko suatu aset atau portofolio. Beta merefleksikan sensitivitas pengembalian aset atau portofolio terhadap volatilitas pasar. Semakin tinggi beta suatu aset, semakin tinggi pula risikonya. Bila β=1, aset atau portofolio bergerak bersama dengan pasar. Bila β 1, aset atau portofolio lebih reaktif dibandin gkan pasar. Sebaliknya bila β1, aset atau portofolio kurang reaktif dibandingkan pasar. CAPM membutuhkan data pengembalian aset atau portofolio yang dapat diperdagangkan secara umum publicly tradeable. Pengembalian return atas aset didekati dengan perubahan indeks harga saham individual atau portofolio bulanan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor infrastruktur, sub sektor energi, yang tercatat di Bursa Efek Jakarta BEJ sementara pengembalian pasar r m dengan perubahan indeks harga saham gabungan IHSG bulanan. Setelah beta ekuitas subsektoral dihitung, langkah selanjutnya adalah menentukan ekspektasi pengembalian Universitas Sumatera Utara pasar dan suku bunga tanpa risiko. Data ini diasumsikan oleh Sertifikat Bank Indonesia SBI berjangka waktu 3 tiga bulan yang mewakili tingkat suku bunga tanpa risiko r f . Hal yang perlu dicatat di sini adalah estimasi cost of equity dilakukan pada level subsektor, bukan pada level proyek yang tentu membutuhkan koreksi-koreksi lebih lanjut untuk mengakomodasi sifat dan karakteristik proyek yang spesifik. Namun informasi yang ada setidaknya dapat memberikan titik awal estimasi yang baik yang tentunya lebih mudah disesuaikan bila dibandingkan tidak ada referensi sama sekali Wibowo, 2006. Expected equity risk premium atau dapat juga disebut market risk premium MRP adalah merupakan pengembalian ekstra yang akan diminta oleh investor agar mereka mau memindahkan uangnya dari investasi yang tidak berisiko ke investasi yang lebih berisiko. Expected equity risk premium merupakan nilai yang dapat diestimasi dengan menggunakan pendekatan country risk premiums Damodaran,2006. Penilaian itu dilakukan oleh tiga lembaga penentu peringkat atau rating agency SP, Fitch, dan Moody. Bagi investor credit rating memiliki arti yang cukup penting. Apabila Indonesia masuk dalam kategori investment grade, investor asing akan memberikan bobot lebih besar untuk porsi investasinya di Indonesia. Berkaitan dengan valuasi, membaiknya credit rating akan membuat nilai perusahaan naik. Jika credit rating Indonesia naik, maka country risk Indonesia akan menurun dan risk premium pun akan turun. Jika sebelumnya katakanlah investor memperhitungkan imbal hasil sebesar 15 per tahun, dengan membaiknya credit rating kepercayaan mereka akan bertambah dan mungkin hanya memperhitungkan imbal hasil sebesar 12 per tahun. Hal ini disebabkan antara lain penurunan tingkat resiko yang secara finansial dibebankan kepada tingkat keuntungan.

2.8.2 WACC Weighted Average Cost of Capital