Hakikat Fisika Hakikat Mengajar a. Pengertian Mengajar

commit to user 19 d. Analisis analysis , adalah menjabarkan sesuatu ke dalam unsur-unsur, bagian-bagian atau komponen-komponen sedemikian rupa sehingga tampak jelas susunan dan hirarkis gagasan yang ada di dalamnya, atau tampak jelas hubungan antara berbagai gagasan yang dinyatakan dalam suatu komunikasi. e. Sintesis syntesis , memerlukan kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian sedemikian rupa sehingga membentuk suatu keseluruhan yang utuh. f. Evaluasi evaluation , merupakan kemampuan untuk menetapkan sesuatu tertentu. Kategori-kategori ini disusun secara hirarkis, sehingga menjadi taraf-taraf yang semakin menjadi bersifat kompleks, mulai dari yang pertama sampai dengan yang terakhir.

2. Hakikat Fisika

Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Oleh karena itu, ciri-ciri maupun definisi Fisika tidak berbeda jauh dari definisi IPA yang di dalamnya mencakup gejala-gejala alam. Pendapat Gerthsen yang dikutip oleh Herbert Druxes et al 1986 : 3 menyatakan “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan persyaratan utama untuk pemecahan masalah dengan mengamati gejala- gejala tersebut”. Selanjutnya, Brockhaus yang dikutip oleh Herbert Druxes et al 1986 : 3 berpendapat “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian di alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan- peraturan umum”. Hal ini berarti bahwa Fisika merupakan teori yang mempelajari gejala-gejala alam, hasilnya dirumuskan dalam bentuk definisi ilmiah dan persamaan matematis berdasarkan hasil pengamatan dan penyelidikan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam dengan penyajian yang sesederhana mungkin yang diperoleh dari penelitian, percobaan, dan pengukuran untuk menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan yang terjadi berdasarkan peraturan-peraturan umum. Berdasarkan pengertian ini, untuk commit to user 20 memperoleh pengetahuan atau produk Fisika yang berupa fakta, konsep, hukum, dan teori adalah tidak terlepas dari proses yang berkaitan keterampilan- keterampilan tertentu seperti mengamati, menafsirkan, menerapkan, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan. Sikap yang melandasi proses tersebut adalah sikap ilmiah, antara lain rasa ingin tahu dan mau menghargai pendapat orang lain

3. Hakikat Mengajar a. Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar. Bagi seorang guru, mengajar mengandung arti membimbing dan membantu untuk memudahkan siswa dalam menjalani proses belajar. Oemar Hamalik 1992 : 58 berpendapat ”Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak- anak untuk melakukan proses belajar mengajar secara efektif”. Sejalan dengan pendapat ini, S. Nasution 2000 :4 menyatakan “Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar”. Kedua pendapat tersebut sama-sama menekankan akan pentingnya mengatur lingkungan dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, menurut Tyson dan Caroll yang dikutip oleh Muhibbin Syah 1995: 183, “Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.” Pengertian ini mengisyaratkan bahwa dalam mengajar, guru dan siswa perlu saling berinteraksi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya untuk menciptakan kondisi yang sebaik-baiknya di mana guru dan siswa sama-sama aktif dan saling mengadakan interaksi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara efektif. Dalam upaya menciptakan kondisi belajar yang baik, terdapat faktor yang mempengaruhi, yaitu lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan harus dimanfaatkan dengan baik demi tercapainya proses belajar mengajar. commit to user 21

b. Kegiatan Mengajar

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN 2006 2007

0 3 44

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA DI SMA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

0 4 96

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI SMP KELAS VIII TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 99

PENGGUNAAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA

1 6 107

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME MELALUI METODE DISKUSI RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA PADA MATERI KALOR SMA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 2 101

PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA.

0 1 18

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10

1 PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP FISIKA DI SMA

0 0 69